5 Cara Menanggapi Netizen yang Oversharing di Media Sosial

ilustrasi 5 Cara Menanggapi Netizen yang Oversharing di Media Sosial mojok.co

MOJOK.COAda perasaan julid sekaligus khawatir kalau ada teman kita di media sosial yang oversharing berkedok curhat. Duh, gimana cara menghadapinya?

Unggahan status alay sih sudah biasa, tapi kalau unggahan oversharing udah tau belum? Sederhananya, oversharing adalah tindakan berlebihan dalam memberikan informasi kepada pengguna media sosial lain. Biasanya oversharing di media sosial punya indikasi bisa membahayakan si pengunggah. Misalnya, seorang pengguna media sosial niatnya sih curhat bahwa rumahnya angker. Ujung-ujungnya, dia justru memberitahu di mana lokasi rumahnya, siapa saja yang tinggal bersama dalam rumah tersebut, sampai bagaimana [pengamanan di rumah itu. Informasi detail semacam itu cenderung nggak perlu dan bisa bikin otak jahat di luar sana punya kesempatan beraksi. Belum lagi jika harga rumah dan tanah jadi turun akibat isu “angker” yang dibuat oleh pemiliknya sendiri. Alamat susah dijual tuh karena dianggap berhantu.

Belakangan netizen mulai banyak ngomongin awarness soal bahaya oversharing di medsos. Mengunggah konten boleh, tapi baiknya hati-hati dalam memberikan informasi pribadi. Selain bahaya, unggahan informasi tersebut bisa jadi nggak penting bagi orang lain. Bikin risih, bikin dikira caper, dan cenderung ceroboh jadinya. 

Jika kamu adalah generasi yang tercerahkan dan paham betul soal oversharing, tentu itu bagus buat “kesehatan” media sosialmu. Sayangnya, kalau menemukan teman atau orang lain oversharing, perasaan mengganjal sering timbul. Tenang, sini saya bisikin cara menghadapinya.

#1 Nyinyir is the way. Sindir dia minimal dalam hati atau omongin dia di belakang (tidak disarankan)

Refleks paling masuk akal ketika menyaksikan teman oversharing tentu dengan nyinyir. Bisa dimulai dengan ngomongin si orang ini ke temanmu yang lain. “Bro, lu tau Jimmy nggak sih? Dia apa nggak nyadar ya posting kemesraan terus sama pacarnya. Udah gitu ngasih tahu seharian mereka ke mana aja. Berlebihan banget sayang-sayangannya.”

Ingat, nyinyir tidak disarankan karena ngomongin orang di belakang sama dengan menggosip sama dengan gibah. Lama-lama kamu dan kawan-kawan malah oversharing keburukan orang, duh.

#2 Sindir lewat postingan media sosial. Unggahan dibalas unggahan

Jika mata dibalas mata, unggahan medsos dibalas unggahan medsos. Semua bisa dimulai dengan template yang sering dipakai netizen julid seperti ini:

“Heran ya, curhat di medsos boleh sih. Tapi, kalau sampai spill NIK, mah, ewww!”

#3 Jadilah manusia berhati malaikat yang sekadar mengingatkan

Ingatkan secara langsung lewat DM dan komentar medsos bahwa yang mereka lakukan itu oversharing, membahayakan bagi diri mereka, dan bikin risih orang lain. Ada kemungkinan niat baikmu ini disambut dengan hangat. Kamu mungkin dianggap peduli keselamatan teman dengan mengingatkannya untuk tidak oversharing. Jangan lupa sematkan emoji 🙏.

Tapi, jangan heran jika temanmu justru nyolot setelah kamu ingatkan. Nggak semua orang langsung menerima nasihat kawan dengan niat baik. Beberapa justru risih ketika diingatkan. Semua ini tergantung bagaimana kamu mengingatkan dan bagaimana karakter temanmu. Nggak apa-apa, kalau sudah telanjur, jangan patah arang, ya.

#4 Bagikan artikel ini, biar temanmu agak teredukasi masalah oversharing yang berbahaya bagi keselamatan dirinya sendiri

Memberikan informasi berlebihan sebenarnya punya dampak beragam dari yang levelnya sekadar menyebalkan sampai serius. Makanya, penting bagi kamu dan kawan-kawan medsos yang belum teredukasi itu buat memahami betul arti oversharing dalam bermedia sosial. Nggak usah repot-repot, bagikan saja artikel ini biar yang bersangkutan tertohok dan orang lain yang baca jadi semakin waspada. Nggak ada salahnya dicoba, Mylov~

#5 Diem bae dan ambil saja hikmahnya 

Mau bagaimana lagi. Kalau kamu nggak kenal-kenal amat sama si netizen oversharing, pilihanmu mungkin cuma diam dan cukup tahu. Ambil hikmahnya aja deh. Misalnya ada netizen atau temanmu yang oversharing kondisi keluarga karena dia sedang berkonflik, ingat-ingatlah bahwa jika suatu saat kamu berada di kondisi yang sama, nggak usah terlalu berlebihan dalam menyampaikan informasi. Unggah status dan ceritamu sekadarnya, cukup ceritakan tentang dirimu dan apa yang kamu rasakan. Jangan ceritakan kejelekan orang lain, nanti malah kena UU ITE

BACA JUGA Netizen Indonesia dan Indopride yang Ndlogok dan Perlu Ditinggalkan atau artikel AJENG RIZKA lainnya.

Exit mobile version