MOJOK.CO – Drakor Mouse yang dibintangi Lee Seung-gi baru saja tamat. Di tengah pujian yang membludak, tentu ada saja hal-hal yang nggak masuk akal.
Sebuah drakor berjudul Mouse baru saja menayangkan episode terakhirnya. Selain ramai karena meme, drama ini memang cukup diantisipasi penggemar serial Korea di seluruh dunia. Bahkan saat masih tayang saja, fans selalu membuat prediksi teori dan berdebat di forum soal jalan cerita dan twist yang bakal muncul. Rajin sekali mereka, Yang Mulia.
Perhatian, tulisan ini akan mengandung spoiler.
Singkatnya, drakor Mouse bercerita tentang temuan ilmiah yang mengklaim bahwa gen psikopat bisa diturunkan dengan tingkat akurasi 99%. Muncul wacana bahwa ibu-ibu yang mengandung anak dengan gen psikopat sebaiknya menggugurkan si calon bayi agar kelak dia tidak tumbuh menjadi pembunuh brutal.
Jung Ba-reum yang diperankan oleh Lee Seung-gi dalam cerita diperkenalkan sebagai seorang anggota polisi yang lemah lembut dan nggak tegaan. Hingga pertengahan season, drakor Mouse justru memberi banyak sekali klu bahwa sosok yang menyenangkan ini bisa jadi hanyalah psikopat yang menyamar.
Drakor Mouse sebenarnya mengandung banyak sekali adegan kekerasan, balas dendam, hingga bunuh diri, sedikit romansa, banyak darah-darahnya. Tapi, tentu saja, drakor ini juga mengandung banyak keanehan, hal-hal tidak masuk akal, dan plothole yang bikin kepikiran.
#1 Penelitian soal gen psikopat yang sangat mustahil
Drakor Mouse mengawali pijakan cerita dari hal yang benar-benar fiksi, yaitu soal kemungkinan bahwa gen psikopat bisa diturunkan. Lucunya, persentase ini juga diberi angka yang begitu tinggi yaitu 99%, sedangkan sisa 1% lainnya adalah gen jenius.
Namun, kemungkinan ini justru dibantah oleh jalan cerita drakor Mouse itu sendiri. Jung Ba-reum sebagai seorang anak headhunter, psikopat legendaris dalam cerita, justru mengawali pembunuhan pertamanya karena motif balas dendam. Ia kemudian menikmati sensasi membunuh orang dari sana. Dimulailah rangkaian pembunuhan yang terinspirasi dari buku dongeng. Padahal, dalam drama diceritakan bahwa seorang psikopat umumnya tidak punya emosi. Lalu kenapa Jung Ba-reum dihiasi kesedihan akan pembunuhan orang tuanya bertahun-tahun silam?
#2 Transplantasi otak masih mustahil dilakukan
Bertahun-tahun para ilmuwan berfantasi untuk memindahkan kesadaran seseorang ke tubuh lain dengan upaya pencangkokan otak. Secara logis, hal ini hampir mustahil dilakukan. Otak manusia berbeda dengan organ tubuh lainnya, ia adalah jaringan yang sangat kompleks yang terdiri dari ribuan syaraf. Lima menit saja otak tidak menerima suplai, ia akan mati dan tidak dapat hidup kembali.
Meski pada kenyataannya banyak ilmuwan “gila” yang mengatakan bahwa transplantasi otak bisa berhasil, tap praktiknya tak mungkin semudah itu. Butuh teknologi yang mumpuni, penelitian berulang kali, dan trial error. Sedangkan apa yang ada di drakor Mouse tidak begitu. Transplantasi otak hanya diuji coba ke tikus, lalu langsung dipraktikkan pada manusia dan akhirnya berhasil. Daaan, si penerima donor harus hilang ingatan dulu kayak di sinetron-sinetron Indonesia.
#3 Ada CCTV di mana-mana, tapi transplantasi otak yang dilakukan narapidana nggak ketahuan
Betapa rapi Jung Ba-reum menutupi kejahatannya sampai-sampai detektif sekelas Go Mu-chi tidak mampu menelusuri psikopat sebelum meninggalnya Sung Yo-Han si anak psikopat yang ternyata jenius. Bahkan kita perlu standing applause karena narapidana bisa melakukan operasi otak dengan tenang di sebuah rumah sakit tanpa adayang curiga sampai akhir.
Padahal, adegan Sung Yo-han yang sedang makan sambil menangis, beberapa jam sebelum kematiannya saja bisa terungkap. Choi Young-shin, sekretaris kepresidenan pun nggak bisa lepas dari cctv seukuran ballpoint saat mengungkapkan kalimat-kalimat kontroversial. Sepertinya “CCTV” adalah jalan keluar praktis ketika jalan cerita di drakor Mouse hampir buntu. Meskipun itu artinya, fungsi CCTV dalam drama ini sendiri tidak terlihat konsisten.
#4 Betapa bodoh pendeta Go Mu-won yang nggak langsung ngasih tahu psikopatnya di acara siaran langsung
Ada sebuah adegan pembunuhan yang disiarkan langsung oleh sang psikopat demi mempermainkan detektif Go Mu-chi. Korban pembunuhan tersebut tidak lain adalah kayak dari Go Mu-chi sendiri yang berprofesi sebagai seorang pendeta pemaaf dan berhati baik.
Adegan pembunuhan ini disiarkan cukup lama, namun Go Mu-won dengan polosnya bungkam. Kenapa sih nggak langsung ceplos aja nama psikopatnya siapa. Kalau ini terjadi, maka cerita pun berakhir. Bahkan hingga kepalanya dipenggal, Go Mu-won masih bisa berkata, “Semoga Tuhan menyelamatkan jiwamu.” Oke Go Mu-won, kerja yang bagus. Padahal lebih baik berteriak siapa nama psikopatnya untuk menghentikan pembunuhan berantai.
Meskipun punya banyak hal-hal yang mengganjal, drakor Mouse sebenarnya layak dipertimbangkan jadi tontonan seru, kecuali jika kamu OCD dan tidak bisa mengabaikan plothole. Drakor ini nggak cocok ditonton sama orang yang nggak tegaan, tapi cocok banget buat penggemar serial Korea Selatan yang haus tantangan.
BACA JUGA Drakor Vincenzo: Ketika Penjahat Cuma Bisa Kalah Sama Penjahat Lain yang Lebih Kuat dan tulisan AJENG RIZKA lainnya.