Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

4 Hal yang Perlu Disorot dari Pengumuman Jokowi soal Lokasi Ibu Kota Baru

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
26 Agustus 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Lokasi ibu kota baru sudah diumumkan Presiden Jokowi di Istana Presiden. Namun ada 4 hal menarik yang perlu disorot dari pengumuman tersebut.

Pengumuman lokasi ibu kota baru Indonesia akhirnya diumumkan oleh Presiden Jokowi di Istana Negara pada Senin (26/08/2019). Ada beberapa hal yang bisa disorot dari pengumuman ibu kota baru dari Presiden Jokowi.

Meski sudah lebih dari satu tahun wacana ibu kota pindah ke Kalimantan sudah jadi isu nasional yang lumayan cukup membosankan, tapi selalu saja isu ini menarik untuk diulik-ulik lagi. Terutama mengenai cara pengumuman Jokowi.

Pertama, adalah soal kata “ideal”. Kita bisa mengutip sebagian pengumuman Jokowi. “Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di bagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur,” kata Jokowi.

Penggunaan kata “yang paling ideal” ini sebenarnya menarik, karena bikin kita bertanya-tanya. Salah satunya, pengumuman ini sebenarnya sudah ketok palu atau memang sebatas masih rencana kok masih ada kata “ideal”? Entah teks yang dibacakan Jokowi memang seperti itu, atau Jokowi sedang improvisasi saja.

Bisa jadi penggunaan kata ini merupakan bentuk penekanan saja kalau ibu kota baru yang dipilih nanti memang memenuhi kriteria, meski penggunaan kata ini juga akhirnya membuat posisi dua daerah yang menjadi tujuan ibu kota baru ini jadi nggak jelas-jelas amat. Sebab kalimatnya “yang paling ideal” alih-alih “yang Pemerintah tetapkan”.

Barangkali ini merupakan upaya main aman saja. Agar nanti kalau ternyata perubahan lagi, Pemerintah tinggal bikin klarifikasi, “Oh, yang kemarin itu kan yang paling ideal bla-bla-bla.” Beres urusan.

Apakah bisa kayak gitu? Ya bisa aja, kan itu yang paling ideal, bukan yang sudah ditetapkan.

Itu pertama, hal kedua yang bisa disorot adalah mengenai cara pengumuman Jokowi. Ketika menyebut, “Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah….” ada jeda yang cukup bikin deg-deg-ser selama 8 detik sebelum Jokowi menyebut nama daerahnya.

Ketika memberi jeda itu, mendadak muncul bayangan acara kuis dangdut atau kuis kopi saset yang nggak bikin kembung. Jeda ini malah kayak presenter kontes pencarian bakat yang mengumumkan nama pemenang atau nama peserta yang harus angkat kaki. Hadeh, Pak Jokowi ini memang pinter bikin timing deg-deg-ser biar wartawan pada penasaran.

Hal ketiga yang layak disorot adalah pernyataan Jokowi mengenai alasan pemindahan ibu kota ini tidak bisa dianggap sebagai efek dari cara Pemerintah Provinsi DKI mengelola kota Jakarta belakangan ini.

“Kemacetan lalu lintas yang terlanjur parah, polusi udara, dan ini bukan kesalahan Pemprov DKI, tapi karena besarnya beban yang diberikan ekonomi kepada Jawa dan Jakarta, kesenjangan ekonomi Jawa dan non-Jawa yang meningkat,” kata Jokowi.

Sebenarnya ini juga jadi penegas kalau rencana Jokowi memindahkan ibu kota tidak ada hubungannya dengan keruwetan Jakarta akhir-akhir ini. Apalagi soal isu polusi yang sempat menyerang Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Kebutuhan ibu kota pindah ini merupakan rencana jangka panjang sejak dulu. Jadi ya, tak adil kalau beratnya beban Jakarta ini hanya ditimpakan ke Gubernur yang sedang menjabat.

Iklan

Hal terakhir yang perlu disorot tentu saja soal nama daerah yang dipilih. Salah satunya yakni di daerah sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur. Sebuah nama yang punya akar dari Bahasa Sansekerta. “Karta” yang berarti sejahtera, selamat, aman, dan makmur. Sedangkan kata “Negara” dari Bahasa Sansekerta “nagara” yang berarti kawasan atau tempat.

Artinya, kata Kartanegara bisa dimaknai sebagai wilayah pemerintahan yang sejahtera, aman, dan makmur. Tapi ingat, ini daerah Kartanegara ya, bukan Jalan Kertanegara. Anu, soalnya di Jalan Kertanegara konon udah punya presidennya sendiri.


Baca juga Keuntungan Ibu Kota Pindah ke Jogja daripada ke Kalimantan

Terakhir diperbarui pada 26 Agustus 2019 oleh

Tags: ibu kota baruibu kota pindahjokowi
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi.MOJOK.CO
Aktual

Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi

7 Maret 2025
3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini MOJOK.CO
Esai

3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini

26 Februari 2025
Afnan Malay: Membedah Hubungan Prabowo-Jokowi Setelah Pemilu dan Janji Program MBG
Video

Afnan Malay: Membedah Hubungan Prabowo-Jokowi Setelah Pemilu dan Janji Program MBG

18 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.