3 Alasan Kenapa Patung Putri Duyung Ancol Pakai Kemben Perlu Didukung

MOJOK.CO – Ada 3 alasan penting kenapa masyarakat Indonesia perlu mendukung penuh keputusan patung putri duyung di Ancol dikasih kemben.

Usai isu pengharaman game PUBG, netizen Indonesia kembali diramaikan dengan sebuah foto yang menunjukkan patung putri duyung di area Ancol memakai kemben. Oleh pihak Manajemen Ancol lalu dijelaskan bahwa aksi ini merupakan upaya untuk menghormati budaya ketimuran.

“Kita kan orang timur, kita budaya ketimuran, jadi yang tadinya tidak terlihat pantes ya kita pantesin,” kata perwakilan manajemen Ancol seperti diberitakan Kompas.

Respons nitezen pun muncul. Sebagian besar sih menyayangkan sikap manajemen Ancol yang seolah-olah merasa bahwa kebanyakan masyarakat Indonesia gampang terangsang cuma lihat patung putri duyung bugil. Padahal kan… iya. Eh.

Lha gimana? Tetek sapi dalam acara dokumentasi di televisi aja masih perlu untuk di-blur. Belum dengan karakter Sandy dalam serial Spongebob Squarepants ketika pakai bikini juga di-blur. Ini membuktikan bahwa kita memang generasi ngacengan.

Apa yang dilakukan oleh Manajemen Ancol itu bagus lho. Penyadaran masyarakat dengan menutup aurat sejak dari patung. Lagipula ada banyak manfaat yang bisa dijadikan pelajaran bagi masyarakat ngehek kayak kita.

Pelajaran terselubung yang sungguh sangat disayangkan kalau sampai dilewatkan dan harus didukung penuh. Nah, ini tiga di antaranya.

1. Akulturasi budaya Disney dengan budaya Nusantara

Putri duyung dalam tradisi masyarakat Indonesia dipopulerkan saat munculnya karakter Ariel dalam The Little Mermaid produksi Disney pada tahun 1989. Kalau tidak salah, dalam masyarakat Indonesia cerita klasik soal putri duyung tidak ada sebelum itu.

Nah, jika dalam budaya Disney, karakter putri duyung masih rada sopan karena menutupi bagian “berbahaya itu” dengan dua kerang, maka patung putri duyung di Ancol itu posenya lebih berani—karena nggak ditutupin apa-apa alias bugil. Duh, duh.

Mungkin merasa patung itu lebih vulgar daripada gambaran budaya Disney yang berasal dari negara liberal kayak Mamarika, manajemen Ancol akhirnya insyaf dan sadar diri kalau mereka rada kelewatan ketika mendesain patung ini.

Kok bisa gitu lho, negara sereligius kayak Indonesia bisa lebih vulgar ketimbang negara liberak kayak Mamarika? Kesadarannya ini lho, duh, duh. Mbok tolong. Plis. Jangan diulangi lagi yak?

Uniknya, ketimbang menutup semua aurat patung putri duyung tersebut dengan hijab syar’i atau cadar, manajemen Ancol jebul cukup kreatif dengan memasang kemben untuk menutup buah dada si patung. Artinya mereka juga tidak latah dengan tren hijrah belakangan ini. Wah, wah, kemajuan besar.

Lagian, hal semacam ini tanpa disadari bisa mengajari masyarakat soal budaya pakaian kemben yang pernah kita miliki. Sebuah upaya yang begitu mendidik supaya masyarakat tidak lupa dengan budayanya sendiri.

Usai muncul Islam Nusantara kali ini muncul pula Putri Duyung Nusantara. Alhamdulillah, Duta Putri Duyung Indonesia akhirnya ditemukan juga di sudut Ancol.

2. Kampanye kesejahteraan sandang masyarakat Indonesia

Salah satu kosentrasi Pemerintah belakangan ini adalah memerangi kemiskinan. Nah, salah satu indikator masyarakat yang miskin adalah mereka yang tidak bisa memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan.

Jadi program pemberian kemben ke patung putri duyung ini patut dicurigai sebagai upaya dari deklarasi perang terhadap kemiskinan dengan memberi sandang secara cuma-cuma. Sebuah prioritas kebutuhan utama masyarakat Indonesia selain pangan dan papan.

Ya iya dong. Patung putri duyung yang udah bekerja bertahun-tahun di Ancol kayak gitu masa sampai nggak bisa beli sandang sih? Bahkan untuk sekadar memakai pakaian yang bisa menutup buah dadanya aja nggak mampu.

Dengan mendukung pemakaian kemben ke patung putri duyung di Ancol, kita berarti mendukung juga kampanye kesejahteraan sandang bagi masyarakat ini. Bahwa tak boleh ada satu pun yang boleh bugil di negara ini. Sekali pun itu sebuah patung.

Konon sih pemberian sandang tidak hanya berhenti pada patung putri duyung di Ancol, tapi juga Patung Dirgantara alias Patung Pancoran. Kalau perlu dipakaikan baju PNS sekalian. Ya kasihan aja, bertahun-tahun ngatang-ngatang kepanasan setengah bugil gitu nggak diangkat PNS-PNS juga.

3. Tren kemben futuristik

Selain soal akulturasi budaya antara budaya Disney dengan budaya Nusantara dan penyediaan sandang, pemakaian kemben ke patung duyung di Ancol ini juga mengajarkan cara pakai kemben yang lebih kekinian.

Coba deh kamu perhatikan lagi kemben yang dikenakan si patung ini sekali lagi:


Nah, dari foto itu jelas bisa dilihat bahwa bakal muncul tren memakai kemben yang lebih modern, yakni dengan mengikat bagian kanan kemben ke lengan si pemakai. Ini jelas sebuah penemuan revolusioner.

Jika biasanya kemben dipakai memutar melewati ketiak, maka kemben yang dipakai oleh patung duyung itu ikut mengikat lengan kanan. Ini adalah sebuah bentuk yang sangat filosofis todemax artinya.

Hal ini mengartikan bahwa orang yang pakai kemben itu nggak boleh asal gerak. Harus lembut tingkah lakunya, gemulai dalam bergerak, nggak sembarangan. Jangan dikit-dikit persekusi, dikit-dikit sweeping, dikit-dikit langsung bilang kriminalisasi.

Soalnya kalau sampai gegabah apalagi sampai menggerakkan bahu kanan dikit aja, itu kemben bisa melorot. Pasti bisa bikin malu dong karena bikin banyak orang jadi terangsang, ya nggak?

Selain itu, warna kemben yang dipakai pun terkesan sangat futuristik. Warna gold. Warna mewah. Ini jelas merupakan upaya mengadaptasi budaya klasik ke tren modern.

Jika kemben tradisional biasanya menggunakan jarik dengan warna-warna gelap, kemben di patung putri duyung Ancol ini justru pakai warna terang yang sangat mencolok. Mana pilihan warnanya metalik lagi.

Jadi, tidak keliru rasanya untuk menyebut desainer kemben patung putri duyung ini sebagai desainer kelas satu. Giorgio Armani pasti bakal minder kalau main ke Ancol dan lihat itu patung.

“Masterpiece kok dilawan, Mas, Mas,” kata Armani pasti.

Exit mobile version