MOJOK.CO – Seorang perempuan bercerita kalau mendapati mamanya selingkuh. Ia jengkel dan tidak tahu harus bersikap apa.
TANYA
Hai Mbak, saya Nadia. Saya mau cerita sesuatu yang membuat saya banyak berdiam diri akhir-akhir ini. Saya nggak tahu harus bilang ke siapa. Malu sekali kalau sampai ada orang di lingkaran saya yang tahu tentang ini.
Jadi begini, Mbak. Saya dua orang bersaudara. Saya anak pertama. Kami tinggal bersama Mama dan Papa dan selama ini saya merasa hidup kami baik-baik saja. Hingga suatu hari saya membuka galeri HP mama karena mau minta foto hasil acara keluarga beberapa hari sebelumnya. HP Mama—sepertinya—tidak sedang dikunci otomatis dan beliau sedang mandi.
Lalu, saya buka WhatsApp untuk mengirimkan foto tersebut ke nomor saya. Dari situ saya tahu kalau Mama sudah main-main dengan lelaki lain yang sama sekali tidak saya kenal. Saya nggak nyangka, Mbak, kalau Mama ada hubungan khusus dengan orang lain.
Saya nggak pengin cerita panjang soal bagaimana kisah mereka berdua. Intinya Mama selingkuh sampai saya sulit untuk bilang sejauh apa perselingkuhannya. Saya teramat jijik untuk menceritakan itu semua. Mereka sepertinya memang tidak banyak bertemu, tapi chat-chatnya seperti muda-mudi dilanda cinta pertama.
Saya nggak terlalu dekat sama Papa. Saya juga nggak tahu apakah Papa tahu soal ini atau tidak. Beliau memang cuek tapi sebetulnya perhatian pada anak dan istrinya. Saya pikir, taraf cueknya Papa tidak bisa dijadikan alasan Mama selingkuh.
Saya bingung, Mbak. Saya nggak pengin keluarga saya dirusak sama orang lain. Saya terlalu sayang sama Mama, tapi juga sangat marah dan benci telah dikecewakan Mama atas ketidaksetiaannya. Saya pengin keluarga ini baik-baik saja, Mbak. Saya harus gimana?
JAWAB
Mbak Nadia, terima kasih telah memberikan kepercayaan pada kami sebagai tempat bercerita. Kami sangat mengapresiasi hal tersebut.
Bisa dipahami, kalau saat ini Mbak pasti merasa sangat marah dan kecewa melihat kelakuan Mama di belakang. Sosok orang tua sering kali memang dituntut untuk sempurna. Lantaran, selain harus bisa menjadi panutan anak-anaknya, orang tua seringkali mendaku sebagai orang yang lebih berpengalaman. Rasanya tak pantas kalau tiba-tiba melakukan kesalahan. Fatal lagi.
Mungkin, salah satu hal yang bisa Mbak lakukan dengan segera adalah mengajak ngobrol Mama. Menceritakan pada Mama bahwa Mbak sudah tahu yang terjadi. Lantas, meminta beliau untuk bercerita, apa yang sebenarnya terjadi sehingga Mama memilih selingkuh? Apakah karena bosan? Apakah karena iseng-iseng? Atau justru karena hal lain?
Dalam hal ini sangat wajar kalau Mbak pengin mencak-mencak dan ngomel-ngomel sekalian. Namun, jangan tunjukan ekspresi tersebut dengan terlalu berlebihan di depan Mama, supaya beliau percaya kalau Mbak berada di pihaknya. Sehingga Mama bisa bercerita dengan sejujur-jujurnya.
Saya tahu ini akan sulit diterima, tapi coba Mbak dengar dan hargai sebisa mungkin apa alasan Mama selingkuh. Setidak masuk akal pun alasannya. Posisi sulit ini akhirnya memang menuntut Mbak bisa menjadi sosok yang bijaksana di depan Mama. Dengan begitu, Mbak betul-betul bisa tahu akar masalah yang utama dari semua permasalahan ini.
Nah, di saat sudah mulai memahami drama yang terjadi di antara mereka bertiga, Mbak akan bisa lebih bijaksana dalam bertindak dan menemukan jalan keluar yang terbaik. Setidaknya itu yang terbaik menurut Mbak. Penting lagi, Mbak akan juga lebih bijaksana untuk menentukan apakah sebaiknya adik perlu mengetahui semua masalah ini.
Terkadang memang ada hal-hal yang perlu selesai tanpa melibatkan banyak pihak. Semakin banyak yang terlibat dalam proses penyelesaian, biasanya akan semakin ruwet jalan yang ditempuh. Hal ini, jelas semakin mengeluarkan banyak energi.
Semangat Mbak Nadia, semoga segera terurai benang kusutnya….