MOJOK.CO – Memilih sepatu lari yang comfy buat kakimu itu sudah seperti memilih pacar yang ideal. Bukan yang paling mahal, tetapi paling “memahami”.
Bagi beberapa orang, memilih sepatu lari yang tepat bisa jadi pekerjaan yang menyebalkan. Misalnya kaki saya, di mana panjangnya biasa saja, namun melebar ke samping. Jika tidak menggunakan bahan yang lentur, usia sepatu tersebut akan sangat pendek. Belum akil balik, sudah innalillahi.
Misalnya Converse, sneaker sejuta umat, yang konon tahan di berbagai medan. Sneaker tersebut bertahan, paling banter hanya enam bulan, sebelum sobek di bagian samping. Atau, paling tidak, sol yang mengelupas. Tentu yang saya beli bukan KW. Lha wong beli yang asli saja tidak tahan lama, bagaimana nasib KW. Jatuhnya malah boros.
Itu kalau sneakers. Menjadi lebih menyebalkan ketika harus memilih sepatu futsal atau memilih sepatu lari. Buat pembaca yang hobi atau tahu olahraga futsal tentu paham bahwa kamu tidak bisa mengenakan sepatu yang kebesaran atau kekecilan. Nomor yang dipilih harus pas. Istilahnya “nempel” di kaki.
Jika menggunakan nomor yang terlalu besar, gerak menjadi tidak nyaman. Jika menggunakan nomor yang lebih kecil. Kakimu bakal tersiksa, terluka, ditinggal pergi, dan dilupakan zaman. Hiya hiya hiya. Masalah belum selesai bahkan ketika kamu sudah menemukan ukuran yang pas. Sepatu yang pas, belum tentu cocok untuk kaki yang melebar.
Oleh sebab itu, mau tidak mau, manusia dengan jenis kaki melebar seperti saya jatuhnya sangat pemilih. Harus spesifik memilih sepatu, bisa membuat niat berolahragamu menguap. Sepatu yang kamu pilih harus sangat “pengertian” dengan kondisi kaki. Bahkan “ngemong” supaya kaki tidak sakit ketika melakukan sejumlah gerakan yang kompleks dan berat.
Usaha memilih sepatu lari dan untuk berolahaga lainnya sudah seperi mencari pacar yang ideal. Kok bisa begitu?
1. Pacar ideal itu sabar dan nggak mudah marah.
Melihat dari sudut pandang sepatu lari, menopang kaki yang melebar adalah penderitaan. Hampir setiap kali “digunakan”, rasanya seperti ujian. Dibikin marah oleh berbagai kondisi dan situasi. Sebagai “pacar” yang ideal, ia harus tahan dengan segala penderitaan itu.
Bahan yang lentur dan sol yang terjahit kuat adalah syarat minimal. Ia bisa sangat sabar menanggung derita karena kakimu yang kurang ajar betul lebarnya. Seperti pacar yang penyabar, ia akan menemanimu dalam suka maupun duka.
2. Memahami dan mau menyesuaikan diri dengan pilihan hidupmu.
Gaya lari masing-masing orang tentu berbeda. Mulai dari yang suka jogging untuk kebugaran saja, lari jarak pendek dengan kecepatan tinggi, dan mereka yang suka lari jarak jauh atau maraton. Masing-masing punya spesifikasi memilih sepatu lari yang berbeda-beda.
Untuk pelari pemula, disarankan memilih sepatu lari dengan bantalan yang empuk dan lembut. Bagi kamu para profesional, pilih yang ringan, dengan bantalan yang bisa memberi dorongan.
Pacar yang ideal bisa memahami dan menyesuaikan dengan gaya hidupmu. Jadi, jika untuk pelari profesional, sepatu yang kamu kenakan tidak akan menyakiti kaki. Ia justru menyiapkan dirinya untuk selalu bisa mengiringi dirimu.
3. Memilih sepatu lari artinya berdamai dengan isi kantongmu.
Karena pada akhirnya semua kembali kepada niat. Buat apa memilih sepatu lari yang mahal, namun tidak pernah digunakan. Kalau memang niat masih “senin kamis”, beli sepatu lari dengan harga yang wajar. Sesuaikan dengan isi kantongmu. Siapa tahu masih banyak kebutuhan hidup yang perlu kamu tangani ketimbang mendahulukan memilih sepatu lari yang mahal.
Berdamai dengan sepatu apa adanya sudah seperti memilih pacar yang paling ideal. Dia tidak yang paling cantik, paling pintar, paling kaya, dan paling-paling semuanya. Pacar yang ideal adalah yang memahami kehidupanmu dan tidak memaksa dirimu berubah menjadi orang lain hanya demi ego saja.