Lagi Banyak-banyaknya, tapi Malah Iritasi karena Pembalut: Gimana, dong?

MOJOK.CO Menstruasi itu serupa tantangan bagi perempuan. Udah mah bawaannya pengen marah-marah, nyeri haid, eh bisa kena iritasi karena pembalut juga!

Masa-masa paling tidak nyaman menjadi perempuan mungkin adalah masa-masa menjelang dan saat menstruasi atau datang bulan tiba. Udah mah bawaannya pengen marah-marah dan males-malesan terus (“Aku tu lagi PMS, tau!”), eh pas lagi berlangsung, perempuan-perempuan ini juga dihantui dengan drama nyeri haid, ketakutan kalau tembus, hingga iritasi gara-gara pakai pembalut.

Hah, gimana, gimana??? Iritasi pakai pembalut??? Tapi, bukankah yang namanya menstruasi itu pakai pembalut???

Ya, Anda betul—itulah kenapa menstruasi menjadi tantangan bagi perempuan.

Sebagai informasi, struktur kulit memiliki beberapa lapisan, yaitu lapisan epidermis, dermis, dan subkutis. Lapisan paling luar, epidermis, memiliki tugas untuk melindungi tubuh dari zat asing dan kuman. Tingkat ketebalannya berbeda-beda di tiap bagian tubuh, tapi yang jelas lapisan ini paling tipis berada di…

…area kewanitaan!!!!11!!!1!!!

Tipisnya kulit terluar di daerah kewanitaan nyatanya menjadi ancaman saat menstruasi terjadi, apalagi ditambah dengan penggunaan pembalut. Asal tahu saja, pembalut-pembalut yang beredar di pasaran itu bisa mengiritasi kulit di vagina dan area selangkangan yang nantinya juga berisiko menimbulkan infeksi lain.

Vulva dermatitis adalah nama iritasi kulit vagina yang dimaksud. Keadaan ini terjadi akibat gesekan antara pembalut dan kulit waktu kita-kita (hah, kita???) berjalan. Karena berulang-ulang, kulit pun bisa jadi aus dan pengin minum dan meradang karena sensitif. Yah, namanya juga sensitif, pasti gampang meradang. Tak hanya itu, iritasi juga muncul karena kondisi vagina yang terus-menerus menempel dengan pembalut dan menjadikannya lembap. Keadaan ini bahkan tidak hanya mengundang iritasi dari gesekan pembalut, tapi juga dari tidak terserapnya darah haid maupun keringat pada pembalut tersebut.

Timbulnya iritasi ak/ibat penggunaan pembalut ini bisa kita rasakan lewat ketidaknyamanan yang ditimbulkan: kulit terasa panas, gatal, nyeri, bahkan memerah dan mengelupas. Pokoknya sakit, mylov, sakit :(((

Ladies yang dimuliakan Tuhan YME, pernahkah kamu-kamu sekalian bertanya-tanya, bagaimana semestinya menghentikan keadaan iritasi karena pembalut yang selama ini menyerangmu terus-menerus, layaknya hujan deras yang jatuh ke bumi? Mau dilepas pembalutnya kok ya bocor, tapi dipakai pun justru menyiksa diri sendiri. Haaash, ra mashoook blas!

Saya rasa, nasihat untuk mengganti pembalut setiap 4 jam sekali tentu sudah kenyang kita dengar dan baca dari berbagai sumber. Namun nyatanya, kebiasaan ini masih sering dilewatkan oleh beberapa perempuan. Apalagi saat sedang deras-derasnya, bahkan kalau kita bersin aja langsung deras nggak ketulungan, sebaiknya pembalut justru diganti setiap 2 jam sekali.

Bukan cuma si pembalut yang patut dipersalahkan, penggunaan celana dalam juga menjadi sorotan. Mengingat kelembapan di area selangkangan cukup tinggi, penggunaan celana dalam yang nyaman berbahan katun sangat disarankan. Pasalnya, dengan adanya keringat, celana dalam ketat, serta gesekan pembalut, iritasi akan lebih mudah terjadi.

Lantas, apakah demi menghindari adanya iritasi pakai pembalut ini kita bisa menyiasati dengan penggunaan sabun? Hmm?

Duh, Buibu, please! Penggunaan sabun sembarangan justru berbahaya. Konon, sabun justru bisa membunuh bakteri baik dan menyebabkan infeksi yang lain—mengingat pH yang mungkin tidak sesuai dengan kondisi area kewanitaan.

Daripada repot-repot memikirkan dia sabun, hal paling sederhana yang bisa kita lakukan adalah membersihkan vagina dengan bersih menggunakan air. Bahkan saat kita akan mengganti pembalut, basuh dulu area kewanitaan dengan air bersih, mulai dari depan ke belakang agar kotoran-kotoran tidak berbalik masuk ke vagina.

Selain saran-saran di atas, hal yang paling penting untuk dilakukan agar kita terhindar dari iritasi karena pembalut adalah memilih pembalut yang berkualitas. Nah pertanyaannya, seperti apakah pembalut yang berkualitas, baik, dan direstui oleh orang tua itu???

Agar tak lagi berjumpa iritasi, pastikan kamu memilih pembalut yang cepat menyerap cairan dan memiliki permukaan yang lembut. Apa pasal? Tentu saja supaya gesekan-gesekan itu tak lagi terjadi. Ingat-ingatlah pula untuk tidak memilih pembalut yang mengandung parfum karena berisiko menimbulkan alergi.

Pembalut yang cepat menyerap cairan juga perlu kamu pertimbangkan. Soalnya, pembalut jenis ini akan membantu kulitmu bernapas sehingga tak lagi terasa panas. Lagi pula, jika vagina jadi terlalu lembap akibat daya serap pembalut yang buruk, perkembangbiakan kuman dan jamur justru makin meningkat.

Pencarian pembalut yang ideal memang tak mudah, sebagaimana perjalanan cintamu menemukan kekasih hati yang tulus menyayangimu walau kamu punya hobi kentut sembarangan. Tapi bagaimanapun juga, percayalah, di sudut toko di suatu tempat, sebuah pembalut yang pas sedang menantimu untuk menghindarkan area kewanitaanmu dari iritasi.

Semangat, ladies!

Exit mobile version