Membaca Laga Mayor Terakhir Liliyana Natsir Sebelum Pensiun

Tentang Zheng Siwei/Huang Yaqiong, Lawan Owi/Butet di Semifinal

MOJOK.CO – Jadwal Bulutangkis Asian Games 2018 | perempat final ganda campuran: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (INA, peringkat 3 dunia) vs Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah (HKG, 23) | GBK Istora Senayan 1 | Order of Play: 4 | Live di Indosiar dan Vidio.com 13.00

Cik Butet atau Bibi Natsir, demikian panggilan kesayangan Liliyana dari penggemar Tiongkok, akan pensiun tahun depan. Tentu ini berita yang menyedihkan bagi penggemar bulutangkis di Indonesia bahkan dunia.

Pemain satu ini sudah berkarier lintas zaman. Sejak zaman Gao Ling hingga era Huang Yaqiong. Bisa dikatakan, ia adalah seteru abadi bagi pasangan Tiongkok lintas generasi. Bahkan kerap mencuri turnamen mayor dari pasangan Tiongkok.

Namun, ini memang waktunya bagi Liliyana Natsir untuk pensiun. Mantan pasangannya di ganda putri, Vita Marissa, telah duduk mendampinginya sebagai pelatih. Nova Widiyanto, mantan pasangannya yang lebih senior, juga sudah lebih dahulu gantung raket dan kini menjadi pelatih di PBSI untuk sektor ganda campuran.

Asian Games memang bukan turnamen terakhir pasangan Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad. Setelah ini, mereka masih akan melanjutkan tur BWF lain, seperti Japan S750 dan China S1000.

Namun, untuk kategori turnamen mayor, ya, inilah turnamen mayor terakhir peraih emas Olimpiade Rio 2016. Menjadi tuan rumah tentu membuat Owi/Butet lebih ambisius. Terlebih ini adalah turnamen mayor yang belum mampu mereka taklukkan sejauh ini.

Tekat Butet dan Owi untuk menaklukkan Asian Games yang digelar empat tahun sekali ditunjukkan dengan melewatkan turnamen mayor lain: Kejuaraan Dunia yang digelar tidak jauh dari Asian Games.

Kejuaraan ini tentu bukan lagi ambisi Cik Butet. Tahun lalu, ia menggenapkan gelar juara yang ia peroleh dari kejuaraan yang sama menjadi empat dengan dua pasangan berbeda.

Berhadapan dengan raksasa Tiongkok

Bagi penggemar bulutangkis, Istora sempat dianggap sebagai kuburan prestasi Owi/Butet. Di Kejuaraan Dunia 2015 di Istora, Owi/Butet gagal juara setelah terlebih dahulu memegang match point 20-19, namun tertikung menjadi 21-23 oleh ganda campuran Tiongkok Zhang Nan/Zhao Yunlei. Jika penggemar bulutangkis merasa sakit karena hasil ini, apalagi bagi Cik Butet :’(

Namun, mitos ini akhirnya mereka patahkan setelah Juli lalu mereka memenangi Indonesia Open S1000 setelah menjalani “ulangan” final Rio 2016 melawan Goh Liu Ying/Chan Peng Soon. Istora yang telah direnovasi mungkin sudah tidak lagi angker bagi Owi/Butet.

Akan tetapi, ada hal lain yang membuat mereka harus waspada, yaitu persaingan dengan ganda campuran Asia itu sendiri.

Asia saat ini merupakan kekuatan bulutangkis. Terutama di sektor ganda campuran. Kekuatan utama tentu masih ada di Tiongkok yang memiliki tradisi terbaik di ganda campuran. Bahkan, saat ini mereka memiliki pasangan yang berada di ranking 1 dan 2 dunia, Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yilyu/Huang Dongping.

Selain itu, Tiongkok juga baru saja menciptakan final sesama negara di turnamen terakhir, Kejuaraan Dunia. Berdasarkan peraturan yang disepakati untuk turnamen Asian Games, dua pasang pemain satu negara ini ditempatkan di pool berbeda.

Huang/Wang menempati pool bawah, sementara Zheng/Huang bercokol di pool atas, pool yang sama dengan Owi/Butet.

Jadwal perempat final bulutangkis ganda campuran

Turname bulutangkis ganda campuran Asian Games 2018 hari ini, 25 Agustus 2018, menghadirkan empat pertandingan. Bagaimana gambaran masing-masing pertandingan?

Jadwal bulutangkis Asian Games 2018 ganda campuran, 25 Agustus 2018, 15.26. Sumber: asiangames2018.id

 

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (INA, peringkat 3 dunia) vs Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah (HKG, 23)

Pada pertemuan pertama di Indonesia Masters S500, Owi/Butet harus kalah dari pasangan ganda campuran Tiongkok yang melesat ke ranking 1 dunia hanya dengan 10 turnamen.

Namun, Owi/Butet berhasil revans pada Kejuaraan Asia bulan April lalu. Dua pasangan ini menjadi kandidat kuat untuk pool atas.

Tetap saja Owi/Butet tidak dapat meremehkan lawan yang akan dihadapi sore ini, Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah. Meskipun di pertemuan terakhir yang belum lama ini terjadi Owi/Butet tidak kesulitan sama sekali melawan Lee/Chau, pasangan Hong Kong ini secara mengejutkan mengalahkan pasangan kuat dari Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying lewat laga ketat 21-17 19-21 28-26.

Yuta Watanabe/Arisa Higashino (JPN, peringkat 14 dunia) vs Wang Yilyu/Huang Dongping (CHN, 2)

Sementara itu, pool bawah menjadi pool yang sangat tricky dan sulit ditebak karena dikuasai ganda campuran yang sama kuat. Wang/Huang akan menghadapi ganda campuran Watanabe/ Higashino yang secara luar biasa keluar menjadi pemenang All England 2018 mengalahkan Zheng/Huang (CHN, peringkat 1 dunia).

Yuta Watanabe merupakan masa depan Jepang dengan permainannya yang skillfull, kreatif, dan cepat. Bahkan, banyak yang menyamakannya dengan si tengil dari Indonesia, Kevin Sanjaya.

Pada akhirnya, laga tiga set berakhir dengan kemenangan di tangan pasangan Tiongkok. Dengan demikian, Wang/Huang akan bertemu dengan Tang Chun Man/Tse Ying Suet dari China Hongkong yang baru saja mengalahkan Dechapol/Sapsiree (Thailand).

Tang/Tse merupakan duo kidal yang termasuk sedikit pemain yang mampu mengalahkan Zheng/Huang. Mereka juga peraih medali emas di kejuaraan Denmark Super Series Premier tahun lalu setelah mengalahkan Owi/Butet di semifinal, dan Zheng Siwei/Chen Qing Chen, pasangan nomor 1 dunia.

Kejuaraan Denmark Super Series Premier adalah salah satu turnamen SSP atau setara S750 yang belum mampu ditaklukan Owi/Butet.

Zheng Siwei/Huang Yaqiong (CHN, peringkat 1 dunia) vs Takuro Hoki/Koheru Yonemoto (JPN)

Laga ini diprediksi akan berakhir mudah untuk pasangan Tiongkok mengingat ganda Hoki/Yonemoto adalah pasangan ganda baru.

Membaca headtohead dan performa sepanjang tahun, akan sulit menebak siapa yang akan mampu mencapai final.

Tapi tentu masyarakat Indonesia mengharapkan kado manis di turnamen mayor terakhir Cik Butet ini. Mari satukan doa untuk Cik Butet agar dapat melengkapi titelnya yang telah ia rengkuh, yakni juara All England, Juara Dunia, serta peraih emas olimpiade.

Baca juga: Jelang Duel Keras Anthony Ginting vs Kento Momota

Exit mobile version