MOJOK.CO – Pemkot Surabaya resmi meluncurkan feeder Wirawiri Suroboyo. Ini momen tepat bagi warga untuk meninggalkan kendaraan pribadi.
Feeder Wirawiri Suroboyo resmi diluncurkan di halaman depan Gedung Siola, Jalan Tunjungan, Surabaya pada Kamis (2/3). Meski telat dari jadwal semula yakni Desember 2022, peluncuran angkutan penumpang oleh Pemkot Surabaya ini patut diapresiasi.
Ada 52 feeder yang akan melayani lima rute. Armada yang beroperasi mulai pukul 05.30 hingga 21.30 setiap hari ini diharapkan bisa digunakan masyarakat untuk bepergian.
Feeder Wirawiri Suroboyo sudah lama dinantikan
Masyarakat Surabaya memang telah menunggu armada feeder Wirawiri Suroboyo mengaspal. Selama ini warga hanya punya opsi Suroboyo Bus (SB), Trans Semanggi Suroboyo (TSS), dan angkot untuk bepergian dalam kota. Sayangnya, angkot yang dulu menjadi andalan saat ini kondisinya memprihatinkan. Banyak armada yang berhenti beroperasi karena sepinya penumpang.Â
SB dan TSS dengan armada yang nyaman dan aman menjadi harapan. Namun, rute yang dilewati kedua armada hanya ada tiga. Hal ini membuat masyarakat Surabaya kesulitan mengakses keduanya.
Tarif yang tidak terintegrasi membuat masyarakat enggan memanfaatkan SB dan TSS. Banyak warga yang lebih memilih memakai motor dan mobil karena fleksibilitas dan biayanya yang murah. Imbasnya, load factor kedua armada belum menggembirakan. Hadirnya feeder membuat tingkat keterjangkauan angkutan publik yang nyaman, aman, dan murah semakin meningkat.
Tarif feeder Wirawiri Suroboyo sendiri dibanderol Rp2.500 untuk pelajar/mahasiswa, Rp5.000 untuk umum, dan gratis untuk lansia. Tiket ini bisa digunakan untuk naik Suroboyo Bus. Rencananya, Dishub Surabaya akan duduk bersama dengan Kemenhub untuk membicarakan integrasi antara SB dan feeder dengan TSS. Masyarakat tentu berharap agar rencana integrasi tarif ini segera terwujud.
Feeder Wirawiri Suroboyo masih jauh dari kata ideal
Kondisi transportasi publik di Surabaya memang jauh dari kata ideal. Namun, kehadiran feeder Wirawiri Suroboyo memberi banyak pilihan kepada masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadinya.
Sebagai pengguna transportasi publik, saya mendorong warga Surabaya beralih. Tingginya angka kecelakaan menjadi alasan mengapa sebaiknya masyarakat segera meninggalkan kendaraan pribadinya untuk berkomuter.
Angka kecelakaan pada 2022 menurut data Polda Jawa Timur naik 40 persen dibanding 2021. Setidaknya ada 27.003 kecelakaan yang mayoritas dialami pemotor. Dari angka itu, 3.899 orang tewas yang berarti ada 13 orang tewas per harinya!
Baca halaman selanjutnya….