Sleeper Bus Volvo B11R Indorent, Bus Mewah yang Bikin Betah

Sleeper Bus Volvo B11R Indorent, Bus Mewah yang Bikin Betah MOJOK.CO

MOJOK.COVolvo B11R Unicorn Indorent menawarkan kemewahan. Sebuah sleeper bus yang bikin penumpangnya langsung merasa betah. Good job, Volvo!

Akhir pekan ini saya merasa badan ini pegal-pegal, butuh rebahan serta tidur enak sedikit lebih panjang dari biasanya. Setelah melihat isi rekening, kok masih ada cukup uang. Maka, sambil rebahan, saya memesan sebuah room untuk memenuhi hasrat itu. 

Ini bukan room hotel vertikal maupun horizontal seperti yang saudara bayangkan. Ini adalah room hotel bandung. Dalam guyonan bapak-bapak, biasa disebut “ban glundung“. Semacam “hotel” yang berada di atas roda. Bisa truk, atau bus. Kamu mengenalnya juga sebagai sleeper bus.

Yang ingin saya pesan merupakan sepetak room kabin yang ada di dalam bus yang katanya mewah bernama Unicorn Indorent. Bus double decker berwarna gelap yang melayani trayek JakartaJogja, juga sebaliknya. Bus ini sudah jelas membuat saya penasaran luar dalam. 

Unicorn Indorent yang tampan. (Foto milik M.Mujib)
Unicorn Indorent yang tampan. (Foto milik M.Mujib)

Memesan tiket sleeper bus Unicorn Indorent

Dengan yakin dan tekad bulat, pada mesin pencarian Google saya memasukkan kata kunci Unicorn Indorent. Lalu, muncul tautan Unicorn Bus Mewah Jakarta-Yogyakarta, saya klik dan dialihkan menuju laman resmi website PO bus itu, dengan halaman depan terpampang Reservasi Online. 

Saya coba-coba klik-klik menu yang ada di situ. Sepengalaman saya, websitenya eye catching, serta ringan untuk koneksi internet yang agak ngos-ngosan. Tahu kan, provider apa? Provider sejuta hujatan. 

Langsung saja saya menekan tombol “Pesan Tiket Sekarang”, memilih kota asal keberangkatan Yogyakarta, memilih agen keberangkatan Jombor, kemudian kota tujuan Jakarta, lalu agen tujuan saya isi Cikarang. Mengisi tanggal keberangkatan sleeper bus di tanggal 14 Januari dengan jumlah penumpang satu orang. 

Muncullah semua jadwal keberangkatan yang hanya ada dua jam keberangkatan. Pukul 07.00 dan pukul 17.00 beserta kelas yang tersedia pada bus. Semua berlabel Luxury dan dibagi tiga kelas; First Class, Executive Class, dan Super Executive Class, beserta jumlah kursi yang masih tersedia.

First Class Unicorn Indorent

Fokus saya hanya ke kursi First Class. Saya agak deg-degan juga karena kursi ini hanya tersedia dua seat, dan saat saya lihat lagi hanya tinggal satu seat. Sambil memejamkan mata dan mengucap bismillah, saya menekan dan memilih First Class. Selisih harga tiap kelas hanya terpaut 25 ribu rupiah. Perjalanan sleeper bus ini dari Jombor ke Cikarang diperkirakan memakan waktu sembilan jam. Estimasi tiba di Cikarang pukul 16.00.

Setelah memilih jadwal dan kelas, halaman beralih ke peta kursi. Saya mendapat kursi sisi kanan bus, di belakang pengemudi, karena hanya itu yang tersisa. Kemudian memilih lanjutkan, login dengan akun Google, mengisi nama, nomor hape, dan yang menarik, saya bisa memilih paket makanan saat memesan tiket. Lucu juga sih ini. 

Ada tiga menu makanan yang ditawarkan. Pertama, Paket Satu. Menunya nasi putih, tahu, tempe, ayam goreng, sambal, lalap, dan sayur asam. Kedua, Paket Dua. Berisi nasi putih, tahu, tempe, sop iga. Yang terakhir, ketiga, Paket Tiga. Nasi putih, tahu, tempe, dan burung malon. Saya memutuskan memilih paket ketiga. Setelah terisi, ternyata masih ada paket minuman yang perlu saya isi. Saya memilih es teh. Servis makan ini akan diberikan di rest area KM 360 di rumah makan Ibu Haji Cijantung. 

Setelah lengkap, pemesanan berlanjut ke Review. Saya memastikan pesanan saya sudah sesuai, terutama pada bagian tanggal. Kalau salah tanggal, bisa nangis mengkis-mengkis

Proses pembayaran yang cepat

Selanjutnya saya diarahkan untuk memilih Metode Pembayaran. Sebelum ke Metode Pembayaran, diharuskan membaca syarat dan ketentuan yang tentu saja hanya saya gulir sampai bawah… sampai bawah lalu saya centang tanda saya menyetujui semua itu. 

Ada pilihan pembayaran menggunakan kartu kredit, yang mana sudah pasti saya belum punya. Ada pembayaran menggunakan Gopay, ShopeePay, dan Transfer Bank. Saya memilih transfer bank karena paling gampang. Tinggal menyalin nomor virtual account, lalu menyelesaikan pembayaran senilai 450 ribu rupiah itu menggunakan mobile banking

Tidak sampai lima detik saya selesai melakukan pembayaran, tiket elektronik sleeper bus sudah muncul di laman web dan bisa diunduh. Lalu, disusul notifikasi tiket elektronik dikirim ke email. Cepat sekali. 

Tiketnya hampir mirip seperti tiket pesawat Sriwijaya Air terdiri dari tiga lembar yang berisi; nama penumpang, rute, tanggal, jam, nomor bus, nomor tiket, paket dan menu makan, lokasi makan, syarat dan ketentuan, dan, yang paling penting menurut saya, ada Safety Card, panduan keselamatan di halaman ketiga.

Selamat pagi, Terminal Jombor

Malam hari setelah pemesanan, sebelum keberangkatan, saya tidak bisa tidur karena saking tidak sabarnya ingin segera menaiki bus chasis premium Volvo B11R yang tenaga dan suara mesinnya bikin eargasm

Jujur saja, alasan sebenarnya kenapa tidak bisa tidur cuma karena was-was takut kesiangan. Sebab, saya harus tiba di lokasi keberangkatan setengah jam sebelum jadwal keberangkatan di pukul 07.00. Artinya, pukul 6.30 saya sudah harus sampai Terminal Jombor. Kalau kesiangan? Rungkad entek-entekan

Para penumpang sleeper bus Indorent di Terminal Jombor. (Foto milik M.Mujib)

Pukul 06.27 saya tiba di Terminal Jombor untuk check in. Situasi terminal pagi hari ini tampak ramai. Banyak bus akap angkatan pagi dengan mesin menyala sebagai tanda mereka siap bergerak. Stand by. Kondisi agen perwakilan sleeper bus Unicorn Indorent juga penuh kerumunan penumpang. 

Pukul 06.35, penumpang naik ke bus sesuai kursi masing-masing. Mungkin karena semua penumpang yang berangkat dari Jombor sudah lengkap, bus bisa segera diberangkatkan.

Isi bus Unicorn Indorent

Bodi bus ini dibangun perusahaan karoseri tersohor, Adiputro. Tampak luar bus ini memang gagah. Bagus, namun tidak istimewa. Tapi ya ini masalah selera saja. Namun, logo garis miring Volvo membuat bus ini macam punya pangkat tertinggi dan berwibawa. 

Saya melangkah masuk ke dalam. Melalui pintu tengah yang mana jarak aspal dengan lantai bus tidak terlalu tinggi. Tepat di depan saat masuk, ada toilet. Sebelah kanan ada tangga menuju dek dua, yaitu dek atas. Saya berbelok ke kiri melewati ruang Super Executive Unicorn Indorent yang berkapasitas hanya enam penumpang. 

Untuk masuk ke ruang First Class, harus melalui lorong dengan berjalan membungkuk. Lorong ini merupakan penghubung ruang kokpit dengan kabin penumpang. Jalan masuk menuju kabin terasa seperti melakukan aktivitas susur goa. Kita akan melewati lorong sempit terlebih dulu dengan posisi membungkuk, menggeser pintu, dan merangkak menuju singgasana (kaum) rebahan.

Pintu masuk ke kabin sleeper bus First Class berbentuk geser dengan kunci grendel model door chain yang saya agak kesulitan membukanya waktu pertama kali. Hahaha. Di dalam kabin sudah disambut bantal, guling, selimut yang masih plastikan, dua botol air mineral dan sekotak snack Holland Bakery, yang berisi dua bungkus roti. Cocok untuk saya yang tidak biasa sarapan pagi. 

Fasilitas hiburan ada monitor multimedia yang tidak begitu besar. Ada lampu baca, colokan USB untuk charging, gorden, dan ada konsol penyimpanan. Sayangnya, fitur electric reclining seat tidak bekerja saat saya coba tekan tombolnya.

Kabin

Saat sudah berada di dalam kabin sleeper bus Unicorn Indorent, rasanya seperti berada di dalam akuarium yang bisa ditonton orang dari luar, atau sebaliknya. Tergantung perspektif. Saya yang berada di dalam seperti menikmati pemandangan akuarium dari jendela yang tidak begitu besar. Ukuran kabin First Class ini kurang lebih 2×1 meter. Rasanya seperti berada di liang lahat. Wkwkw. Kenapa demikian? 

Ceiling kabin rendah sekali. Dari jok di mana saya merebahkan badan, sampai ceiling kurang lebih 70 sentimeter. Tidak sampai satu meter. Hanya bisa untuk rebahan dan agak kesulitan untuk posisi duduk. Penampakan kabin First Class sleeper bus Indorent.

Jika ingin duduk atau melakukan sesuatu, badan harus agak membungkuk supaya kepala tidak terantuk langit-langit kabin. Di posisi rebahan, jarak kepala dengan langit-langit sekitar dua kepalan tangan untuk tinggi saya yang 165 sentimeter. Setiap kali saya bergerak untuk memposisikan badan, atau melakukan sesuatu, kepala ini kerap terbentur. Yang paling parah saat kembali dari toilet, terantuk layar monitor lumayan keras saat akan masuk goa kabin ini.

Menuju Jakarta

Pukul 06.41, sleeper bus Unicorn Indorent bergerak keluar meninggalkan Terminal Jombor. Jadwalnya lebih cepat dari jadwal seharusnya. Karena semua penumpang dalam manifest sudah naik, bus diberangkatkan. 

Bus melaju menuju Ringroad Barat. Setelah UTY, bus lari-lari kecil di 80 sampai 90 kilometer per jam di Ringroad dan rasanya enaaaak sekaliiiiii. Suspensi Volvo ini enak. Empuk. Guncangan karena jalan bergelombang dikonversi menjadi ayunan yang menyenangkan. Ahhhh. Dengan gaya mengemudi yang demikian, sepertinya saat masuk tol, perjalanan akan semakin menyenangkan. Cihuy! Ekspektasi saya demikian. 

Sleeper bus ini jalan via Klaten, Kartasura, dan full lewat tol Trans Jawa naik dari gerbang tol Colomadu dan langsung ke barat menuju Jakarta. 

Pukul 06.57, bus tiba di Agen Gamping menaikkan penumpang, lalu kembali melanjutkan perjalanan menyusuri ringroad selatan. 

Pukul 07.13, tiba di Terminal Giwangan, namun bus tidak masuk ke dalam terminal. Hanya di depan pintu masuk bus, putar balik, menaikkan penumpang lalu tidak lama kemudian meninggalkan terminal. 

Lepas Janti, sleeper bus ini lari-lari kecil di 80 kilometer per jam. Enak. Guncangan karena jalan gronjal tak berarti apa-apa bagi bus ini, justru menjadikan perjalanan lebih menggembirakan. Kondisi dalam kabin juga nyaman, minim getaran, dan kekedapan yang lumayan bagus. Terhitung dua kali saya mengagumi suspensi bus ini. Yang lebih menyenangkan lagi, jambakan torsinya terasa sekali saat sopir menginjak gas. Rasanya luar biasa. Tak terasa bus masuk Terminal Klaten di Pukul 08.01.

Percakapan singkat di Klaten

Di Klaten, bus menunggu penumpang yang akan naik dari terminal ini. Momen menunggu itu saya gunakan untuk eksplorasi ke dalam bus, dan ngobrol dengan kapten Aceng, pengemudi senior. 

Sekaligus, karena ada kesempatan, saya mengobrol dengan pramugari Unicorn Indorent yang murah senyum, ramah, cekatan membantu para penumpang. Termasuk menaikkan barang penumpang ke bagasi. Bagasi sleeper bus ini berada di atas roda belakang bus. Jadi, butuh tenaga ekstra untuk menaikkan barang ke bagasi. Luar biasa kan?

“Namanya siapa, Mbak?” Tanya saya.

“Frisie, Mas.” Dijawab dengan senyum manis dan ramah, sambil memperlihatkan name tag-nya. 

“Bus ini pool-nya di mana ya, kalau di Jogja?”

“Di Jogja, pool-nya di Tempel, Mas. Kalau di barat, pool-nya di Bogor.” Dijawab dengan lembut dan ramah. 

“Biasanya berapa PP baru turun, Mbak?”

“Nggak mesti sih, Mas. Kadang tiga PP, libur. Kadang dua setengah PP udah turun.”

“Bus ini ngejar waktu nggak sih, Mbak?”

“Kadang ya ngejar waktu juga. Soalnya kadang ada penumpang yang minta turun di Pondok Cabe. Sering kena macet. Sampai pool bisa jam 11 atau 12 malam. Paginya udah harus berangkat ke arah timur lagi.” 

“Wah, lumayan juga itu capeknya.” Saya mengangguk memahami. 

Frisie, pramugari sleeper bus Unicorn Indorent yang selalu ramah dan sigap membantu. (Foto milik M. Mujib)

Terlambat? Ucapkan selamat tinggal!

Hampir 20 menit bus Indorent terparkir menunggu penumpang yang tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Sontak, sang pramugari bertindak tegas.

“Kita berangkat, Pak. Kita tinggal aja. Udah cukup lama kita nunggu.” Pramugari cantik itu berkata dengan nada lembut namun tegas kepada Kapten Aceng, pengemudi. 

Pukul 08.21, bus meninggalkan Terminal Klaten dan meninggalkan penumpang yang tidak kunjung datang. Selama perjalanan dalam Ringroad Klaten itu, saya mencoba merasakan duduk di kursi Super Executive, lalu naik ke dek dua berkeliling, dan mencoba merasakan kursi Executive, termasuk vibes-nya bagaimana.

Mencicipi tiap kelas

Dek dua sleeper bus ini merupakan kabin kelas Executive. Berisi 25 seat dengan konfigurasi 2-1. Di dek dua, kaca jendela lebih luas sehingga memberikan kesan lebih lega dan terang. Ada satu sensasi di kabin Executive yang tidak didapatkan di kabin First Class dan Super Executive, yaitu sensasi naik bus tanpa sopir. Wkwkw. Sangat bapak-bapak sekali bercandanya. 

Penampakan dek atas, kelas Executive:

Pada dasarnya, baik tempat duduk dan fasilitas di Executive maupun Super Executive itu sama. Bedanya hanya terletak pada sistem legrest dan recleaning seat yang sudah elektrik di kelas Super Executive. Sepertinya wajar kalau selisih antar kelas hanya 25 ribu rupiah. 

Berikut rangkuman perjalanan saya sampai Salatiga:

Pukul 9.06 masuk Terminal Kartasura. 

Pukul 9.13, meninggalkan Terminal Kartasura. 

Pukul 9.21, masuk tol Colomadu. 

Pukul 9.45, keluar tol Salatiga.

Pukul 9.50, masuk Terminal Tingkir Salatiga.

Pukul 9.52, keluar Terminal Tingkir Salatiga.

Pukul 9.57, Kembali masuk tol Salatiga.

Makan siang di Ibu Haji Cijantung

Bus kembali terbang rendah dengan kecepatan yang lumayan, 120 kilometer per jam. Saya sebut terbang rendah supaya dramatis saja. 

Namun, di kecepatan segitu, di dalam kabin sleeper bus Indorent, terasa biasa saja. Beberapa ruas jalan bergelombang terasa menjadi buaian yang menyenangkan di atas bus Volvo B11R ini. Empuk. Suspensinya memang luar biasa. Sesuai penuturan Kapten Aceng, pengemudi senior PO ini “Saya sudah bawa banyak merk bus, mas. Volvo, Mercy, Hino, Scania juga pernah. Scania enak dibuat lari. Tapi soal suspensi, Volvo yang paling enak.”  Ini kali ketiga saya kagum sama suspensi Volvo B11R ini. 

Pukul 11.06, bus masuk rest area 360 untuk istirahat dan makan siang di rumah makan Ibu Haji Cijantung. Pramugari mengumumkan itu melalui pelantang. Waktu istirahat diberikan kurang lebih sekitar 30 menit. Setelah bus terparkir, penumpang disambut kru rumah makan dan digiring ke lokasi rumah makan yang tidak jauh dari parkiran bus. 

Makan siang di Ibu Haji Cijantung. Enak! (Foto milik M. Mujib)

Nomor meja makan disesuaikan dengan nomor kursi pada bus. Saat penumpang masuk rumah makan, makanan sudah tersaji di meja sesuai yang dipesan saat pemesanan tiket. 

Yang terjadi setelah makan siang:

Pukul 11.45 keluar rest area 360.

Pukul 14.15 isi solar di rest area KM 101 B.

Pukul 14.45 masuk tol Cikampek Utama. 

Pukul 15.03 keluar Karawang Barat.

Pukul 15.22, bus sudah keluar tol Cikarang dan Pukul  15.25 menepi di fly over Cibarusah Cikarang. Jadwal tiba lebih cepat 35 menit dari estimasi pada tiket. Luar biasa. 

Simpulan 

Asli! Sleeper bus Volvo B11R ini enaaak. Memberi pengalaman berkendara yang menyenangkan. Suspensi yang enak memberi kenyamanan dan ketenangan. Volvo B11R berhasil mengonversi aspal nggronjal dan bergelombang menjadi buaian yang membuat saya tidak mau turun sampai Cikarang. 

Pengemudi berpengalaman terasa dari bagaimana beliau mengemudikan bus. Manuver yang lembut, ditambah lagi ini bus transmisi matik yang membuat perpindahan gigi lebih mulus, membuat laju bus semakin nyaman. Walaupun ada nyendal-nyendal sedikit, masih bisa dimaafkan. 

Menurut saya, harga tertinggi 450 ribu rupiah sebanding dengan pengalaman berkendara yang saya dapatkan. Terutama perihal kecepatan. Bus melaju dengan tidak terlalu kencang, tapi juga tidak terlalu lambat seperti pelit solar, apalagi menjadi lane hogger menyusahkan orang lain. Lari 120 sudah memuaskan ekspektasi saya. 

Kelebihan dan kekurangan

Kalau saudara seorang introvert, butuh privasi, tidak fobia ruang sempit, mageran, tidak tinggi-tinggi amat, mau tidur sepanjang perjalanan, dan bukan orang yang gampang beser, First Class Indorent jadi pilihan yang tepat. Kekurangannya cuma perkara akses keluar-masuknya saja, saudara akan cosplay jadi king kong, dan kepala jadi taruhan kejedot ceiling. Hehe. 

Jika beser adalah bawaan saudara, silakan ambil seat Super Executive. Toilet berada persis di belakang kursi yang berjumlah enam itu. Akses keluar masuk lebih mudah, dapat elektrik legrest dan recleaning seat. Bisa tidur selonjoran juga. Kekurangannya hanya minim pemandangan, dan risiko bau pesing kalau ada penumpang kampret yang tidak menyiram bekas pipisnya sampai bersih. 

Kalau ketinggian bukan sesuatu yang saudara takutkan, selisih harga lebih murah menjadi hal yang memuaskan nafsu “mendang-mending” saudara, tidak perlu elektrik-elektrikan kursinya, juga tidak keberatan naik turun tangga untuk pipis, dan dapat sensasi naik bus “tanpa sopir”, dek atas menjadi tempat yang paling cocok untuk saudara. 

Semua kembali kepada kebutuhan, keinginan, dan kepuasan diri masing-masing ketika memilih sleeper bus. Intinya, selamat menikmati perjalanan. Semoga sampai ke tujuan.

Sleeper bus Unicorn Indorent. Ganteng! (Foto milik M. Mujib)

BACA JUGA Bus Rela Jalur Solo Purwodadi Semacam Menuntut Kerelaan Para Penumpang dan catatan perjalanan lainnya di rubrik OTOMOJOK.

Penulis: M. Mujib

Editor: Yamadipati Seno

Exit mobile version