Honda BeAT: Motor Honda yang Seperti Lahir Hanya untuk Lansia

Motor Honda BeAT juga dikenal sangat irit. Satu liter bensin Pertamax bisa mengantar saya mengarungi jalan Jakarta sekitar 25 kilometer. Irit bensin itu penting untuk lansia yang sudah tak punya penghasilan lagi.

Honda BeAT: Motor Honda yang Seperti Lahir Hanya untuk Lansia MOJOK.CO rangka esaf honda motor honda

Ilustrasi Honda BeAT: Motor Honda yang Seperti Lahir Hanya untuk Lansia. (Mojok.co/Ega Fansuri)

MOJOK.COLansia yang ingin mengendarai sepeda motor, pilih saja motor Honda BeAT. Hanya dengan memainkan jari tangan, sepeda motor bisa wusss!

Sudah saatnya Honda melakukan branding ulang sepeda motor Honda BeAT. Salah satu cap yang menempel pada sepeda motor sejuta umat itu adalah “sepeda motor anak muda”. Hanya karena populasinya sangat banyak di jalan raya.

Motor Honda BeAT memang sangat mudah dikenali. Ia ramping, pendek, irit, mudah dikendarai, dan harganya paling murah di kalangan sepeda motor kelasnya. Namun, di kalangan anak muda yang sudah mulai ngapelin pacar, Honda BeAT dinilai tidak prestisius, tidak gengsi. Sang pacar atau calon mertua akan mencibir. Berani pacaran, kok, pakai sepeda motor kacangan. Itu kendaraan anak SMP yang lagi belajar naik motor, katanya.

Ketimbang menjadi ledekan anak muda, mending motor Honda BeAT rebranding

Saya menyarankan Honda mengubah merek Honda BeAT menjadi sepeda motornya kaum lansia. Kenapa? Saya, sebagai lansia hampir tiga perempat abad, merasa cocok mengendarai motor tersebut ketimbang sepeda motor lainnya.

Waktu muda, saya suka mengendarai sepeda motor Java. Gede banget dan berat. Orang bilang seperti naik kerbau. Memang benar sih, jarak jok dan stang agak jauh untuk ukuran orang Indonesia. Saya mesti membungkuk atau terkesan tertelungkup di atas tangki bensin. Maka, imajinasinya, pengendara seperti tengkurap di punggung kerbau. 

Tapi kalau sudah tancap gas, terasa semua jalan rata. Nyaris tak ada goncangan. Larinya juga kencang di segala medan. Setelah itu, saya pindah ke Yamaha twin, 150 cc dengan knalpot ganda. Kecil, ringan, mesin nariknya kuat dan bisa lari kencang. Sayang, guncangan di jalan sangat terasa karena konstruksi sepeda motor itu kecil. 

Sewaktu di Jakarta, saya naik Vespa 1961, yang lampu dan bokongnya masih bulat. Nariknya enak dan cocok di jalan kota besar seperti Jakarta. Cuma rada tinggi dan harus menjaga keseimbangan miring ke kiri untuk mengimbangi mesin di sebelah kanan. 

Repotnya, kalau mogok harus minggir dan distarter dengan standar. Starter tak bisa digenjot sambil mengangkangi sadel seperti sepeda motor jepang. Motor lain yang pernah saya pakai adalah Honda CB, Suzuki Shogun, dan Honda GLPro. Namun, Tak ada kesan yang membekas. Lain dengan motor Honda BeAT yang kebetulan saya pakai di usia tua saat ini.

Baca halaman selanjutnya: Alasan Honda BeAT tercipta untuk lansia.

Motor Honda BeAT yang saya beli 2 tahun lalu dengan harga Rp15 juta

Menghadapi kemacetan Jakarta dan sulitnya mencari parkiran mobil, saya sering memakai Honda BeAT untuk bepergian ke berbagai tempat. Saya merasa motor ini memang cocok untuk para lansia yang masih suka mengendarai sepeda motor, yang aktif bekerja hanya jemari tangan. Kaki hanya turun untuk menjaga keseimbangan kala jalan macet atau ada lampu merah.

Orang tua yang punya masalah dengan kaki, terutama lutut, mengendarai motor Honda BeAT adalah jawabannya. Tak usah jalan jauh seperti naik kendaraan umum. Lutut bisa tambah ngilu kalau mesti jalan ganti kendaraan atau jalan jauh ke tempat tujuan. Maka naik BeAT jawabannya. Parkir bisa sampai ke dekat tujuan.

Skuter matik ini sangat mudah dikendarai lansia, terutama yang sudah mulai terbatas ingatan dan geraknya. Seluruh perintah untuk mengendarai motor ada di tangan. Mulai starter, putar gas, menarik rem, lampu, klakson, dan lain-lain, bisa dikendalikan hanya dengan menggerakan jari. Orang yang mulai terbatas untuk mengingat-ingat, dimudahkan karena hanya menggerakkan jari tangan. Seperti main HP deh.

Lansia pasti suka 

Motor yang terbilang pendek ini seperti dirancang untuk lansia. Bagi yang sudah ada masalah dengan persendian lutut atau tungkai atau tulang belakang, tak perlu repot-repot harus melangkahkan kaki kanan melewati atas jok. Karena bentuknya skuter, pengendara tinggal menggeserkan kaki kanan, seperti naik mobil Alphard. Tinggal duduk di atas jok. Bedanya, jok lansia di mobil Alphard secara hidrolik mengangkat jok dan menyorongnya ke dalam mobil. Naik BeAT, ya tinggal duduk di atas jok.

Begitu kunci di-on-kan, lampu depan langsung menyala. Ini penting untuk orang tua yang suka lupa menyalakan lampu sehingga sering ditilang polisi. Starter cukup pegang tombol dan tahan rem. Konsentrasi pengendara tinggal bagaimana agar motor jalan. 

Ya, putar saja gas di tangan kanan. Tak ada kopling atau mindah-mindah gigi. Tinggal putar gas, wusss! Motor Honda BeAT menuju tujuan. Pengoperasian begitu simpel. Lansia yang sudah mulai berkurang memorinya, tak perlu repot-repot lagi karena pengendaliannya mudah sekali. Kalau sudah jalan tinggal menggerakkan jari dan tangan untuk menaikkan gas dan menarik rem.

Beberapa alasan motor Honda BeAT memang tercipta untuk lansia

Lansia yang sudah tak perkasa, dengan mudah bisa menuntun untuk keluar rumah atau ke tempat parkir ketika mesin belum dihidupkan. Kalau standar samping diturunkan, mesin langsung mati. Maka, lansia tak perlu khawatir lupa mematikan mesin saat meninggalkan motornya di parkiran.

Sepeda motor ini juga dikenal sangat irit. Satu liter bensin Pertamax bisa mengantar saya mengarungi jalan Jakarta sekitar 25 kilometer. Irit bensin itu penting untuk lansia yang sudah tak punya penghasilan lagi.

Selain itu, motor ini juga cocok untuk lansia karena tak bisa lari kencang. Paling nyaman motor itu berjalan dengan kecepatan sekitar 40 kilometer per jam. Ini sesuai dengan cara bermotor orang tua. Soalnya, kalau kencang sedikit, misalnya 60 kilometer per jam, sepeda motor terasa bergetar dan goncangan terasa keras. BeAT seolah mengingatkan bahwa lansia jangan mengebut seperti kala masih muda.

Kaki pengendara benar-benar istirahat. Duduk manis di sadel dengan kaki bertekuk lutut. Sekali-kali harus melangkah manakala kecepatan sepeda motor menurun atau bahkan berhenti. Karena sepeda motor itu kecil, para lansia dengan mudah bisa menurunkan kaki .

Naik motor Honda BeAT terasa seperti naik sepeda listrik. Hanya dengan jari-jemari dan pergeraan tangan sepeda motor sudah melaju atau berhenti sesuai kehendak pengendaranya. Tantu ada syarat yang lebih penting ketimbang kemampuan bersepeda motor. Pengendara mesti sehat mata dan pergerakan motoriknya. Kalau pemandangan sudah tidak jelas, atau keseimbangan terganggu, sebaiknya jangan naik sepeda motor. BeAT hanya cocok buat lansia yang sehat jiwa dan raganya.  

Penulis: Margana Wiratma

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Suka Duka Pengguna Honda BeAT Karbu dan pemikiran menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.

Exit mobile version