MOJOK.CO – Tangguh di segala medan dan sungguh pengertian seperti pacar kesayangan (baca: khayalan), Isuzu Panther cocok untuk saudara yang berkepribadian kuat.
Sejak lahir pada tahun 1991, Isuzu Panther langsung menjadi kompetitor Toyota Kijang. Selain itu, Isuzu Panther menjadi mobil paling istikamah se-Indonesia Raya. Dari generasi pertama hingga generasi keempat, mobil ini hanya sedikit dan jarang sekali mengalami perubahan.
Perubahan mulai agak tampak di generasi ketiga yang disebut New Panther. Walaupun perubahan itu lebih banyak di bagian eksterior, seperti lampu utama yang sudah tidak lagi berbentuk kotak, dan tampilah yang lebih gagah dan menarik. Namun, pintu bagasi belakang tetap dibuka menyamping. Jelek sekali.
Sebelum saya membicarakan mobil Panther cap badak ini, Sebaiknya saudara saya kasih tahu, saya tidak ingin membahas evolusi Panther yang lamanya minta kawin ampun itu.
Isuzu Panther, punya tempat tersendiri di hati saya. Ini mobil diesel yang saya cintai sekaligus saya benci! Ini serius!
Almarhum pakdhe saya punya Isuzu Panther keluaran tahun 2005. Artinya, mobil kepunyaan pakdhe saya itu keluaran generasi ketiga dari gerobak Jepang yang dibuat di Indonesia. Bentuknya tidak sekotak generasi sebelumnya. Sudah ada lekukan-lekukan seksi, dan bentuk lampu yang sudah lebih keren.
Enak dipandang dari depan, tapi jelek sekali kalau diintip dari belakang. Terutama pintu bagasi yang dibuka menyamping itu.
Sisi lain yang paling penting, mobil ini bisa muat banyak penumpang, terutama untuk keluarga besar, yang “besarnya kebangetan”.
Maksudnya begini. Idealnya, mobil ini hanya muat untuk 7 orang dewasa. Namun, di keluarga saya, mobil ini lebih sering diisi hingga 10 orang dengan formasi 4-4-2. Baris ketiga diisi 4 orang, baris kedua ada 4 orang, dan baris pertama untuk 2 orang. Mantap, kan? Belum lagi kalau bawa termos piknik di bagasi belakang.
Selain itu, Isuzu Panther punya pakdhe saya ini sering dipakai gantian oleh sodara-sodara yang lain. Tentu saja dengan formasi yang hampir sama seperti di atas itu, bahkan kadang masih mangku anak-anak yang masih senang pecicilan. Benar-benar mobil keluarga sungguhan! Sungguhan keterlaluan.
Semua saudara boleh pakai. Syaratnya, solar dalam tangki kembali terisi penuh ketika pulang kandang. Kalau nabrak, penyok, lecet, nyrempet, ya kudu tanggung jawab ganti rugi. Ini mobil, bukan lembaga sosial.
Kalau sekelas Avanza-Xenia, Calya-Sigra, Datsun Go Panca, dan Ertiga yang katanya mobil keluarga, dikasih formasi penumpang seperti itu, saya yakin sudah sambat keparat itu mobil.
Tapi kalau yang mengalami demikian adalah Isuzu Panther, beda cerita. Ia akan dengan santai menghadapai persoalan overload seperti itu. Enteng! Untuk bepergian sekeluarga “besar” seperti itu, cukup urunan solar yang tak seberapa, sudah bisa ke mana-mana sekeluarga.
Kalau dibandingkan dengan Innova diesel dengan tahun yang sama? Dari sisi kenyamanan, jelas Innova lebih unggul. Tapi dari segi ketangguhan, Panther tetap jagoan saya. Panther bisa diajak melewati jalan-jalan makadam bebatuan, dan tanah keras nggronjal, serta jalur pantura yang kaya akan jeglongan dengan “muatan” seperti itu.
Kalau Innova diajak seperti itu? Saya tidak yakin kalau Innova kuat dan yang punya juga pasti eman-eman. Hanya Isuzu Panther yang bisa diajak susah dan susah banget! Betul-betul mobil pengertian. Sudah mirip pacar kesayangan (baca: khayalan).
Walaupun bernama “panther”, mobil ini layak diberi “cap badak” karena tenaga dan ketangguhannya. Mesin diesel 2500 cc, tenaga sebesar 81 hp, dengan rangka dan kaki-kaki yang kuat. Kalau saudara butuh kendaraan yang benar-benar Multi-Purpose Vehicle (MVP), kendaraan berbagai keperluan, Isuzu Panther ini cocok betul. Kalau niat, untuk membajak sawah pun kayaknya bisa.
Meski tanggung di segala medan, saya masih kurang nyaman dengan dengan suara kasar mesin diesel khas Isuzu dan getaran yang cukup terasa. Ya meskipun begitu, setidaknya, bleyeran mesin diesel Isuzu Panther ini sudah bisa dijejerkan dengan bleyeran Hino AK-nya Sugeng Rahayu di perempatan lampu merah.
Kalau saudara penggemar bus, kepingin merasakan pengalaman mengemudi dengan karakter mesin diesel dan goyangan serta handling yang hampir mirip bus, tapi cuma punya sim A, atau bahkan tidak punya sim sama sekali, ada baiknya saudara coba dulu mengemudikan Isuzu Canter Panther.
Walaupun yang ini belum pakai turbo, menurut saya sudah cukup kalau hanya untuk sekedar blong-blongan kiri-kanan.
Untuk mengemudikan Isuzu Panther, saudara harus benar-benar punya skill mengemudi yang cukup mumpuni. Mobil ini memang sangat minim fitur-fitur keselamatan.
Jangan harap ada airbag, ABS atau EBD di mobil ini. Saudara harus punya kemampuan mengerem dan handling kelas pembalap. Jika belum yakin dengan kemampuan saudara, sebaiknya cukup manasi mobil ini saja, sambil mbleyer-mbleyer tidak apa-apa.
Mobil kasar yang bisa dikasari, mobil muat banyak bahkan rombongan, mobil tangguh di segala medan, kuat dijadikan giliran, dan hanya kalah dengan air asin rob penyebab karat. Mungkin itu sedikit alasan yang bisa saya tangkap kenapa pakde saya bersikukuh memilih Isuzu Panther sebagai kendaraan favoritnya.
Ada dua hal tambahan yang membuat saya benci dengan mobil Panther. Pertama, mobil ini sudah dijual sama pakdhe saya tahun 2017 lalu. Celakanya, yang beli masih tetangga, dan saudara pula. Mobil Isuzu Panther pakdhe saya dibeli oleh paman sendiri. Jadi, saya masih sering lihat mobil klangenan ini melintas di depan rumah. Betul-betul cinta yang tak tergapai. Sedih.
Kedua, kalau sudah milik orang lain begitu, saya kan jadi tidak bisa rombongan ke Bandungan hanya dengan urunan solar! Heuheu…