MOJOK.CO – Bersama admin @alasantri dan @santriputrihits, Mojok berbincang tentang isu-isu kehidupan di pondok pesantren dan mengapa para santriwan-santriwati sering kali memilih menyembunyikan identitasnya sebagai lulusan pesantren.
Kru Mojok berkesempatan berdiskusi seru dengan admin akun Instagram @alasantri dan @santriputrihits. Akun @alasantri yang digawangi oleh Aro lahir sejak tahun 2014, bermula dari obrolan ringan dengan teman-teman santri di Krapyak. Terinspirasi dari keberhasilan Aro, Anifa membentuk @santriputrihits di tahun 2015 akhir dengan tagline Solihah, Smart, and Inspiring.
Sebenarnya, kenapa sih banyak lulusan pesantren yang tidak mau mengakui diri sebagai lulusan pesantren?
Pertanyaan ini adalah bahasan pertama kami terkait kehidupan para santri. Dengan jujur, Aro mengakui bahwa dirinya pernah merasakan hal yang sama, hingga ia memutuskan membuat akun @alasantri.
Aro: “Setelah lulus Aliyah, ketika saya ditanya orang di kampus, ‘Kamu alumni mana?’, untuk menjawab lulusan pesantren tu saya minder, ragu. Jadi, itu sebenarnya kegelisahan saya: bagaimana saya ini bisa membuat bangga identitas saya sebagai santri.”
Anifa: “Label kali, ya. Labelnya itu, biasanya santri (dianggap) pasti paham kitab, dilabeli ‘Pak Kiai’ dan sebagainya. Itu sebenarnya beban bagi kita yang masih belajar.”
Sudah berapa tahun kalian menjadi santriwan/santriwati?
Aro: “Saya di Krapyak dari tahun 2005 sampai 2017. Dari dulu di Krapyak, 12 tahun.”
Anifa: “Saya di Ponorogo, Al-Islam Joresan, selama 6 tahun.”
Konten apa saja yang disajikan di @alasantri dan @santriputrihits?
Aro: “Kalau @alasantri sendiri menyajikan meme, quotes, yang sehari bisa lebih dari 100 tag. Milihnya sambil dzikir dan puasa. Hehe.”
Anifa: “Sama, sih. Akun @santriputrihits kan pengin memvisualisasikan kehidupan santri yang nggak mencekam. Dulu, pesantren dibayangkan sebagai penjara suci. Penjara kan bayangannya sangat mencekam. Nah, @santriputrihits hadir untuk menunjukkan bahwa (nyantri) itu asyik, kok!”
Selanjutnya, perbincangan kami berlanjut pada pengalaman-pengalaman sebagai santriwan dan santriwati, mulai dari kebiasaan di pesantren hingga interaksi dengan lawan jenis. Agar lebih jelas, yuk sama-sama nonton jha, wahai santriwan-santriwati se-Indonesia~