Ketiduran di Kuburan karena Ulah Ojol Gaib

Ketiduran di Kuburan karena Ulah Ojol Gaib

Ketiduran di Kuburan karena Ulah Ojol Gaib

MOJOK.CO Saya kaget setelah menyadari pengemudi ojol yang asli mencari saya. Saya makin curiga jangan-jangan yang di depan saya ini ojol gaib.

Kejadian ini saya alami ketika terpaksa pesan ojol karena suatu tragedi tidak terduga. Hingga akhirnya saya menyadari saya sudah salah numpang ojol gaib.

Saat sore menjelang malam, saya hendak berangkat ke kampus untuk kuliah malam. Jarak dari rumah ke kampus cukup jauh, sehingga saya mengendarai sepeda motor. Apes bagi saya, saat sedang santai di perjalanan, tiba-tiba saya dikejutkan oleh emak-emak yang menyalip dengan brutal. Tak sampai disitu, ia pun secara tiba-tiba berbelok memasuki gang tanpa menyalakan lampu sein.

Saya yang terkejut refleks menekan rem dengan kuat, hingga ban motor selip dan saya pun terjatuh cukup keras menghantam trotoar.

Alih-alih meminta maaf, emak-emak tersebut hanya menoleh sesaat sebelum ia melanjutkan perjalanannya kembali.

Sepeda motor saya rusak cukup parah sehingga tak bisa dikendarai. Demi tetap kuliah, saya langsung memesan ojek online untuk mengantarkan saya ke kampus, sementara sepeda motornya saya tinggalkan di bengkel terdekat.

Sesampainya di kampus, saya melakukan aktivitas dengan normal seperti biasanya. Nggak ada yang aneh, kecuali saat pulang dari aktivitas perkuliahan. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, dan satu persatu teman melakukan salam sayonara alias lekas kembali kerumah masing-masing.

“Mau gue antar pulang, nggak?” salah satu teman saya menawarkan tumpangan. Namun, karena jarak dari kampus ke rumah saya cukup jauh, saya pun menolak tawaran tersebut dengan alasan tidak enak hati sekaligus takut merepotkan (padahal kalau maksa, saya pasti mau. Sayangnya dia nggak maksa).

Saya kembali memesan ojek online, driver mengonfirmasi akan datang sepuluh menit kemudian. Ketika saya menunggu, tak kurang dari lima menit ojek online yang dimaksud ternyata sudah datang, lebih cepat dari dugaan saya. Saya langsung mengambil helm dan segera menaiki sepeda motornya tanpa basa-basi dan tanpa rasa curiga secuil pun.

Awalnya sih nggak ada yang aneh, semuanya terasa normal-normal aja. Hanya saja malam itu udara lebih dingin dari biasanya dan kondisi jalan tampak sepi. Untuk mencairkan suasana, saya mencoba sok akrab dengan mengajak ngobrol supir ojol tersebut.

Pak, Bapak tinggal disekitar daerah ini ya? Kok cepet banget Bapak jemput saya?

Tapi dia nggak menjawab pertanyaan saya, dia cuma diam nggak besuara. Pertanyaan-pertanyaan saya selanjutnya pun sama aja, nggak di hiraukan sama sekali, malah berasa lagi melakukan monolog.

Setelah beberapa menit di perjalanan, hape saya bergetar. Ternyata ada chat masuk dari pengemudi ojol.

“Mas dimana, ya? Saya sudah sampai di lokasi, nih.”

Saya kaget setengah modar, karena nomornya sama persis dengan pengemudi ojek online yang saya pesan tadi. Lalu siapa pengemudi ojek online yang ada di depan saya? Saya pikir ini pasti ada yang salah. Meskipun masih bingung saya mencoba kalem.

Berkali-kali saya mencoba menghela napas, namun samar-samar saya menyadari ada bau amis dan anyir dari pengemudi ojek online di depan saya. Saya makin curiga jangan-jangan yang di depan saya ini ojek online gaib.

Saya sempat berniat untuk nekat melompat dari motor, karena sang pengemudi hanya diam dan tak merespons sedari tadi. Namun tubuh saya seolah-olah berat dan sulit digerakkan. Saya mulai pasrah dengan apa yang akan terjadi, yang bisa saya lakukan saat itu hanya berdoa terus menerus dan berharap ini hanya mimpi.

Anehnya, setiap saya mencium bau amis tersebut saya merasa ngantuk, semakin menyengat baunya maka saya semakin mengantuk, seterusnya seperti itu. Selanjutnya saya nggak tahu apa yang terjadi, saya tertidur di motor, pules banget kayak habis begadang. Rasanya nggak sampai sepuluh menit saya khilaf tertidur, namun apa yang terjadi setelahnya sungguh diluar logika.

Saat bangun, saya menyadari bahwa saya berada di tempat pemakaman umum sendirian, ojol yang saya tumpangi pun sudah tidak ada. Sekeliling saya hanya ada lahan kuburan yang sangat panjang kali lebar, alias luas. Fix, saya tadi dibonceng ojol gaib.

Saat itu saya lihat ponsel ternyata pukul tiga dini hari, langit sangat gelap. Dengan kondisi yang masih lemas sekaligus bingung, saya mencoba meminta pertolongan siapa tahu ada yang mendengar teriakkan saya, namun hal itu tidak membuahkan hasil.

Kalau dipikir-pikir, percuma juga teriak-teriak karena mana mungkin ada orang yang berada di kuburan jam tiga pagi. Perasaan saya saat itu campur aduk.

Sambil sempoyongan, saya mencoba berjalan mencari tempat yang sekiranya aman. Dari kejauhan saya lihat gubuk kecil di sudut wilayah tempat pemakaman, saya memutuskan untuk berdiam diri disana dan menunggu sampai waktu pagi tiba. Waktu terasa sangat lama dan saya hanya dapat meratapi kejadian yang menimpa saya ini sembari nyanyi lagu “Hachi anak yang sebatang kara” buat menghibur diri.

“Semoga ini cuma prank.”

“Para penghuni kuburan, bapak-bapak, ibu-ibu, semua yang ada disini, tolong jangan ganggu saya, saya mau tidur, saya ngantuk!” Sok asik padahal takut.

Akhirnya suara-suara dari musala disekitar pemakaman pun terdengar, saya sedikit tenang. Sesaat menjelang adzan subuh bukannya siap-siap sholat, saya malah tertidur kembali, maklum saya ngantuk banget.

Tidak berapa lama, seseorang kemudian membangunkan saya. “Mas, ngapain disini?”

Namanya Pak Yanto, usianya kurang lebih enam puluh tahun dan ternyata beliau merupakan penjaga makam. Saya menceritakan semua kejadian yang saya alami semalam. Namun dengan tenang Pak Yanto mengatakan bahwa kejadian ini sudah terulang sebanyak tiga kali.

Edan, tiga kali dong! Artinya bukan hanya saya yang mengalami kejadian aneh dibonceng ojol gaib.

Melihat saya yang masih menggigil dan kaget, Pak Yanto memberikan air putih dan menyarankan agar saya segera pulang kerumah dan beristirahat.

Salah satu pelajaran yang saya dapatkan dari apesnya dibonceng ojol gaib adalah menghindari sejauh mungkin emak-emak pengendara motor dengan gaya kecoa terbang, sebab setelahnya ada hal menakutkanyang bisa terjadi.

BACA JUGA Horor Mesin Jahit yang Beroperasi Sendiri Tiap Menjelang Subuh atau artikel lainnya di MALAM JUMAT.

Exit mobile version