Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Universitas Brawijaya, Universitas Malang tapi Rasa Jakarta

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
20 Februari 2025
A A
universitas brawijaya mojok.co malang

Ilustrasi Universitas Brawijaya (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Universitas Brawijaya, tak bisa dimungkiri lagi, adalah salah satu universitas top di Malang. Universitas top, bisa dibilang adalah kebanggaan suatu kota. Tapi, ada hal unik yang ada di UB yang bikin kita terheran-heran.

***

Beberapa hari lalu, saat saya wawancara beberapa narasumber terkait Universitas Brawijaya, saya menemui salah satu pernyataan menarik dari Sigit (37), salah satu narasumber. Beliau berkata, suasana UB justru mirip kampus-kampus Jakarta, pergaulan sehari-hari pakai lu-gue. Jujur saya lumayan kaget, sebab, bukannya UB ini kampus Malang ya?

Sebagai orang awam, saya pikir kampus Jatim itu bahasanya ya ala-ala Jatim pada umumnya. Tapi saya coba gali lagi, dan ternyata omongan Mas Sigit itu diamini banyak orang. Salah satunya Ilham (22), mahasiswa Antropologi Universitas Brawijaya 2020. Saya coba tanya, benarkah UB berasa seperti kampus Jakarta, karena pakai lu gue, dan Ilham berkata, betul.

Ilham menjelaskan, banyak orang UB, yang dia temui memang berasal dari Jakarta atau Jawa Barat, dan kultur mereka terbawa ke UB. Oleh karena mereka mayoritas, otomatis bahasa yang dipakai ya sama dengan bahasa asal mereka.

“Ada satu hal yang bikin kaget sebenarnya. Ternyata, anak-anak (kampus) dari warga lokal sendiri ternyata, malah, mereka yang menyesuaikan kultur orang sana (Jakarta dan Jawa Barat). Jadi mereka menyesuaikan dengan bahasa Indonesia, terus akhirnya pakai lo-gua, itu sih yang aku rasain,” lanjut Ilham.

Ilham sendiri mengaku agak terganggu dengan hal itu karena merasa ada yang kurang saja. Dia memberi contoh, misal dia pakai lo-gua, dengan logat Jawa Timurnya yang begitu kental, tentu akan terdengar lucu dan aneh.

Universitas Brawijaya lo-gue bukan tanpa sebab

Fenomena ini sebenarnya tak luput dari pandangan orang Jakarta yang kuliah di UB, jelas Ilham. Beberapa kawan Ilham bilang sebenarnya mereka agak risih juga “diikuti”. Bagi Ilham, idealnya, orang-orang luar harusnya ikut belajar bahasa orang lokal.

“Saya sendiri kerap mengingatkan kawan-kawanku kalau harus bisa bahasa Jawa kok, Mas.”

Menurut pengamatan Ilham, fenomena orang Malang asli di Universitas Brawijaya ikut-ikutan ngomong lo-gue ini sebenarnya ada kaitannya dengan Malang yang memang lebih terbuka dengan pendatang. Malang mengubah dirinya, sesuai dengan para pendatang, agar mereka lebih nyaman. Tentu itu bukan tanpa alasan. Sebab, Malang, menurut pengamatan Ilham, bergantung dengan para pendatang.

“Di Malang itu banyak klub baru yang muncul, itu buat siapa coba kalau bukan pendatang? Dan itu selalu rame, Mas.”

Malang, yang memang fleksibel, bisa menyediakan apa yang pendatang inginkan. Dari hiburan, hingga bahasa. Beda dengan kota lain, misalnya Jogja, yang orang-orangnya masih punya identitas kuat yang dipegang, jadi tak ikut-ikutan menyesuaikan pakai lo-gue, misalnya.

Tetap saja, Ilham sendiri menyayangkan hal ini. Seharusnya warga lokal bisa tidak begitu mudah ikut-ikutan berubah sekalipun mereka minoritas. Mereka harusnya bisa bersikap dan tetap memegang identitas mereka, setidaknya dalam perkara bahasa.

Tapi, ada ironi terjadi di sini. Ternyata pendatang bukan tak mau belajar, tapi, dipatahkan semangatnya. Ilham menerangkan, sebenarnya orang pendatang itu ingin belajar bahasa Jawa, tapi, semangatnya dipatahin oleh orang lokal. Dibilang jawanya jelek lah, aneh lah.

Iklan

“Ngomong-ngomong bahasa Jawa pake nada kurang medok, dikatain.”

Baca halaman selanjutnya

Tak merasa risih

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 25 April 2025 oleh

Tags: bahasajakartaMalangpergaulanUniversitas Brawijaya
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Hobi main game dan suka nulis otomotif.

Artikel Terkait

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO
Ragam

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Tinggalkan ibunya demi kuliah di PTIQ Jakarta untuk merantau. MOJOK.CO
Ragam

Kerap Bersalah di Perantauan karena Alasan Sibuk, Tangis Ibu Pecah Saat Saya Akhirnya Pulang dari Jakarta

27 November 2025
Jadi ojol di Malang disuruh nyekar ke Makam Londo Sukun. MOJOK.CO
Liputan

Driver Ojol di Malang Pertama Kali Dapat Pesanan Bersihin Makam dan Nyekar di Pusara Orang Kristen, Doa Pakai Al-Fatihah

16 November 2025
Belikan ibu elektronik termahal di Hartono Surabaya dengan tabungan gaji Jakarta. MOJOK.CO
Liputan

Pertama Kali Dapat Gaji dari Perusahaan di Jakarta, Langsung Belikan Ibu Elektronik Termahal di Hartono agar Warung Kopinya Laris

11 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.