Dalam setiap langkah Calon Bupati Sleman, Harda Kiswaya ada sosok Parmila. Perempuan yang telah dia pinang 29 tahun lalu. Keduanya punya visi yang sama: membantu masyarakat dan memajukan Kabupaten Sleman.
Parmila tak hanya mendukung sang suami untuk maju di Pemilihan Umum Bupati (Pilbup) Sleman 2024, tapi turut memberdayakan perempuan. Salah satunya dengan cara meningkatkan kesejahteraan ekonomi ibu-ibu di Sleman.
***
Parmila Harda Kiswaya sedang asyik mengobrol dengan para perajin sasak bambu saat saya temui di kediamannya, Sleman, Jogja pada Jumat siang (22/11/2024).
Dia nampak sumringah mendengarkan cerita dari para perajin tersebut. Sesekali, wajahnya berubah serius mendengarkan keluhan dari warga.
Para perajin yang terdiri dari sejumlah ibu-ibu itu menceritakan soal potensi desanya kepada Parmila. Mereka datang berbondong-bondong dari Padukuhan Klepu Lor menggunakan mobil.
Salah satu perajin bernama Jayanti mengatakan mereka ingin bersilaturahmi dengan Harda Kiswaya dan istrinya. Mereka berharap jika Harda terpilih menjadi Bupati Sleman nanti, ada program yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan warga terutama ibu-ibu.
Parmila Harda Kiswaya memimpin organisasi perempuan
Parmila merupakan ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Sleman sejak tahun 2019. DWP berada di bawah pengawasan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sleman.
Melalui organisasi tersebut, Parmila memberikan pelatihan kepada ibu-ibu yang memiliki usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dia berharap program itu dapat meningkatkan ekonomi ibu-ibu di daerah.
Tentu tak mudah mewujudkan cita-cita itu. Hampir lima tahun ini, dia banyak menjumpai kader-kader yang kurang partisipatif mendukung program DWP. Barangkali, kata Parmila, hal itu tidak diimbangi dengan apresiasi dari bentuk materi.
“Jadi beberapa tahun itu mereka hanya pengabdian semata. Tidak ada apresiasi. Saya ingin ke depan, walaupun itu sederhana. Saya upayakan ada, meskipun sedikit agar memotivasi mereka,” ucap Parmila kepada Mojok, Jumat (22/11/2024).
Perempuan harus kuat dan tidak boleh dibatasi
Perempuan harus kuat. Begitulah prinsip hidup Parmila. Bahkan dia punya hobi olahraga berat, sehingga fisik dan mentalnya sehat. Menurutnya, perempuan bebas melakukan banyak hal untuk meraih mimpi yang mereka inginkan.
Anak kedua dari lima bersaudara itu sadar sejak kecil dia terlalu “dikungkung” oleh keluarganya. Dia tidak bisa pergi jauh dan mengeksplor banyak hal. Sekarang, untuk keluar rumah saja dia terbiasa ditemani sang suami, Harda Kiswaya.
“Saya itu sulit menghafal jalan, karena jarang keluar dan main yang jauh-jauh. Padahal sebetulnya saya punya jiwa (bebas) itu, cuman tidak boleh sama keluarga dulu,” ujar Parmila Harda Kiswaya.
Pola asuh dari keluarganya itu membuat Parmila sadar untuk tidak menerapkannya pada sang anak, Yumna. Misalnya, ketika putri semata wayangnya itu jatuh dan luka. Parmila akan melihat lebih dulu seberapa parah lukanya.
Jika tidak parah, dia akan membiarkan Yumna bangkit sendiri. Dia tidak ingin anak perempuannya manja. Bahkan setelah Yumna dewasa, Parmila tidak pernah membatasi aktivitas Yumna.
Dia membebaskan Yumna mencoba banyak hal yang dulunya tidak sempat dia lakukan, mulai dari bermusik, sepak bola, dan bela diri.
“Karena setelah dewasa, tantangan di luar nanti jauh lebih keras dari didikan saya di keluarga,” ucapnya.
Penantian Harda Kiswaya dan Parmila menyambut buah hati
Meski terlihat keras dalam hal mendidik anak, Parmila sangat menyayangi Yumna. Baginya, Yumna adalah anugerah dari Tuhan yang sudah lama dia nantikan. Setelah 6 tahun menikah bersama Harda, Yumna lahir membawa kebahagiaan baru.
Parmila dan Harda menikah tahun 1995. Sementara, Yumna lahir tahun 2001. Tahun-tahun pertama pernikahan menjadi waktu yang berat bagi keduanya. Apalagi, jika keluarga besar mereka sudah bertanya: Kapan punya anak? Kenapa belum juga?
“Tapi Pak Harda menguatkan, wes kamu nggak usah mikir apa kata orang yang penting kita terus ikhtiar,” ucap Parmila menirukan suaminya.
Sampai pada suatu hari, dia dan tiga teman perempuannya melakukan tespek bersama. Mulanya dia sekadar ikut untuk formalitas cek kesehatan saja. Sebab, dia sudah tidak mau lagi terlalu berharap seperti di awal-awal pernikahan.
Tuhan akhirnya menjawab doa-doa Parmila dan Harda hari itu. Tespek Parmila menunjukkan dua garis merah. Parmila positif hamil.
Dia langsung menghubungi Harda lewat telepon. Dia ingat betul Harda menangis sambil berulang kali mengucapkan syukur. Guna memastikan kabar tersebut, Parmila dan Harda pergi mengeceknya lagi ke rumah sakit.
Rupanya, janin yang ada di dalam perut Parmila sudah berusia tiga bulan. Hanya saja, Parmila selama ini tidak sadar. Kabar itu menjadi salah satu momen mengharukan bagi keduanya.
Sosok sederhana Harda Kiswaya memikat hati Parmila
Sebetulnya, Parmila dan Harda Kiswaya sama-sama alumni dari Universitas Islam Indonesia (UII), Jogja bahkan keduanya berada di satu Fakultas Bisnis dan Ekonomika. Namun, pertemuan itu tidak bermula dari sana.
Parmila mengaku baru mengenal Harda saat keduanya sama-sama sudah bekerja. Saat itu, Harda sudah diangkat menjadi PNS dan bekerja di kantor pajak. Sementara, Parmila bekerja di perusahaan swasta.
Dia sering ditugaskan untuk membayar pajak perusahaannya ke kantor tempat Harda bekerja. Dari sanalah mereka sering berkomunikasi bahkan membahas hal-hal di luar pekerjaan. Parmila jadi tahu jika Harda juga alumni UII.
Percakapan mereka pun menjadi intens dalam kurun waktu tiga bulan, sampai akhirnya memutuskan menikah. Parmila mengaku tak perlu pikir panjang saat itu. Dia kagum dengan sosok Harda yang sederhana, suka membantu sesama, serta peduli dengan kedua orang tuanya.
Saat itu, dia bahkan tidak tahu jika Harda adalah anak pesohor di Sleman.
“Saya pernah lihat dia cari pakan sapi, katanya bantu bapaknya. Saat itu saya mikir, jarang ada anak sekarang yang masih bantu bapaknya kerja seperti itu,” ucapnya.
“Kalau dia baik kepada orang tuanya, saya yakin juga akan diperlakukan dengan baik, termasuk sikap dia ke orang lain,” lanjut istri dari calon bupati Sleman itu.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News