Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal

Konsultan Kuburan Cerita tentang Joko Kendil dan Ziarah Makam

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
25 Oktober 2022
A A
Beranda Liputan Sosok
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Menjadi konsultan ziarah sekaligus konsultan kuburan ternyata bukan perkara mudah. Di masyarakat, sejarah suatu desa kadang masih ada yang mendasarkan dari penuturan orang kesurupan. Padahal bisa ditelusuri melalui nisan-nisan yang ada di tempat tersebut.

Mojok berbincang dengan Gus Lutfi, konsultan ziarah sekaligus konsultan kuburan yang  begitu mencintai dunia ziarah, makam, dan nisan. 

***

Lelaki berpakaian serba hitam itu berjalan menelusuri jalanan dengan kaki telanjang. Langkah cepatnya yang seperti tak kenal lelah menyita perhatian orang yang melihatnya. Sosok yang identik dengan capingnya itu dikenal dengan nama Joko Kendil.

Ada yang menyebut Joko Kendil menunggangi macan putih tak kasat mata. Hal yang membuatnya bisa dengan kuat melakukan perjalanan jauh antardaerah. Istirahat dan membersihkan diri saat menjumpai masjid saja.

Ia berpindah dari satu kota ke kota lain sebagai bentuk dari laku musafir. Menziarahi makam-makam dari tokoh tertentu yang dianggap mulia. Fenomena Joko Kendil ini menarik perhatian banyak orang. Setiap menyambangi daerah tertentu, banyak yang menyalami hingga meminta foto dengannya.

Baca Juga:

Naik Sepeda Jogja Lamongan demi Menunaikan Rindu pada Ibu MOJOK.CO

Menuntaskan 640 Kilometer Jogja Lamongan Bersepeda demi Ziarah Batin dan Menunaikan Rindu pada Ibu

12 September 2025
Pedagang Pasar Godean Geruduk Kantor DPRD Sleman: Menolak Dipindah Paksa Karena Fasiltas Belum Siap dan Sikap Pemkab Sleman yang Tak Jelas.MOJOK.CO

Nasib Makam Guru Sultan Agung di Pasar Godean yang Tengah Direvitalisasi Rp101 Miliar

15 Februari 2024

Hal itu juga menarik perhatian Lutfi Ghozali (33). Ia merupakan lelaki yang begitu mencintai dunia ziarah, makam, dan nisan. Bahkan menyandang predikat sebagai konsultan ziarah.

“Kalau dilihat, Joko Kendil itu memang motivasinya menjadi musafir karena diutus seorang guru,” kata sosok yang akrab disapa Gus Lutfi ini.

Para musafir seperti Joko Kendil, menurut Lutfi, jumlahnya cukup banyak di Indonesia. Ada yang berjalan mengelilili pulau dan ada yang sekadar mengitari kawasan tertentu saja. Tergantung titah yang diberikan oleh sang guru.

Namun, hal yang lebih menyita perhatian orang banyak adalah anggapan bahwa Joko Kendil menunggangi seekor macan putih. Lutfi berujar bahwa urusan ziarah dan laku spiritual seperti itu memang kerap diasosiasikan dengan hal-hal klenik.

“Motivasi ziarah itu memang ada yang tabarukan atau ngalap berkah. Titah guru seperti Joko Kendil, untuk memahami nasab suatu keluarga, hingga motivasi klenik untuk mencari nomor togel hingga pusaka,” terang bapak dua anak ini.

Gus Lutfi, konsultan ziarah sekaligus konsultan kuburan.
Gus Lutfi, konsultan ziarah sekaligus konsultan kuburan. (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Lutfi saya temui saat sedang melakukan kunjungan ke Jogja. Kami berbincang di sebuah kedai kopi tak jauh dari Alun-alun Kidul saat siang belum mencapai puncaknya. Ia menceritakan banyak hal tentang dunia makam dan ziarah.

Itu semua bermula sejak Lutfi masih anak-anak. Lelaki asal Sidoarjo ini mengaku sudah menyukai sejarah sejak masih belia.

Hal itu kemudian berlanjut saat ia masuk ke Pondok Pesantren Tambakberas, Jombang. Saat menuntut ilmu di sana medio 2001 sampai 2010, ia mulai banyak bersinggungan dengan dunia ziarah. Di pesantren, ada adagium yang menyebut bahwa aktivitas di sana tidak bisa terlepas dari tiga hal utama yakni mengaji, ziarah, dan tirakat.

Iklan

“Itu seperti menjadi kurikulumnya. Ngaji itu untuk akal dan nalar dan tirakat atau riyadhah itu untuk mensucikan jiwa. Kalau ziarah, itu bukan sekadar tradisi tapi juga upaya melestarikan sejarah,” terangnya.

Kesukaannya pada dunia ziarah terus berlanjut dan berkembang. Namun, belum sampai titik di mana ia menjadi sosok yang disebut konsultan ziarah. Usai mentas dari pondokan, ia sempat menempuh pendidikan di Fakultas Ushuluddin Universitas Paramadina, Jakarta.

Baca selanjutnya
Menjadi konsultan ziarah

Halaman 1 dari 2
12Next
Tags: Kuburanmakamziarahziarah makam
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Pos Selanjutnya
dampak trussnomics dan pr rishi sunak mojok.co

Dampak 'Trussnomics' dan PR yang Ditinggalkan Liz Truss Bagi PM Baru Inggris

Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.