Eka Friyasa, atau Mak Eka merupakan ibu tunggal yang berprofesi sebagai penjoki game online “jadul”, AdventureQuest Worlds. Ia rela 24 jam menatap layar komputer demi memenuhi kebutuhan anak-anaknya.
***
Mendatangkan cuan dari bermain game, sebenarnya sudah jadi fenomena yang cukup lumrah. Di Indonesia, ada beberapa contoh gamers yang menjadi miliarder gara-gara menekuni hobinya itu.
Sebut saja Kenny Deo alias Xepher, pro player PUBG Made Bagus Prabaswara, Muhammad Albi, hingga jagoan DOTA Matthew Filmon.
Namun, bagaimana kalau yang bergelimang cuan dari game online adalah seorang emak-emak? Terlebih, caranya menambang duit adalah dengan menjadi joki.
Saya sendiri bertemu dengan sosok yang sudah belasan tahun menggeluti dunia perjokian game online. Eka Hafitz Friyasa (41) namanya. Ia juga akrab disapa Eka Friyasa atau Mak Eka.
Fyi, Mak Eka merupakan seorang ibu tunggal yang berprofesi sebagai penjoki game jadul, yang saat ini mungkin tak banyak player memainkannya. Game tersebut adalah AdventureQuest Worlds (AQW).
Bagi sebagian besar “alumni warnet”, nama game online ini mungkin tak terdengar asing. Ia merupakan permainan bergenre MMORPG (massively multiplayer online role-playing game) yang dirilis oleh Artix Entertainment pada 2008 silam.
Pada 2009, pengguna game ini sudah tembus 9 juta pemain–jumlah yang tak remeh di era itu. Namun karena berkembangnya dunia game online sampai hari ini, kini AQW dianggap sudah menjadi “dead game” karena sepi pemain.
Meski dianggap mati, Mak Eka tetap menekuni profesinya sebagai penjoki AQW. Sebab, hanya dari pekerjaan inilah dia bisa bertahan hidup.
Bermula dari merintis warnet bersama suami, lalu membuka jasa joki game online “jadul”
Jauh sebelum menekuni dunia perjokian game online, Mak Eka bersama suaminya menjalankan bisnis warnet pada tahun 2008 lalu. Secara pangsa pasar, di era tersebut warnet masih menjadi andalan mahasiswa mengerjakan skripsi ataupun anak-anak sekolah bermain game online.
“Dulu pas jamannya Point Blank lagi rame, kadang sedari pagi sampai sore nungguin warnet sebagai operator, jenuh juga, akhirnya nemu game ini,” pungkas Mak Eka saat Mojok wawancarai pada Senin (5/8/2024) siang WIB.
Ia mengaku, saat itu AQW masih sedang diuji coba (beta test). Karena itulah ia mencoba menekuni game tersebut, hingga bertemu dengan pemain dari Indonesia lainnya.
Kemudian pada 2009–saat game ini dirilis secara resmi, Mak Eka membentuk grup facebook “AQW Indonesia” untuk mengumpulkan pemain dari Indonesia kala itu. Dari situlah, dia mulai mencoba memasarkan jasa jokinya.
“Singkat cerita ada klien yang mau menggunakan jasa jokiku, waktu itu aku rate di harga Rp50 ribu untuk naikin level. Dia mau,” ungkap emak-emak asal Bogor, Jawa Barat ini.
Saat mendapatkan pelanggan pertama itu, Mak Eka mengaku sangat senang. Dan, sejak saat itulah nama “Eka Friyasa” mulai dikenal banyak pemain AQW di Indonesia, termasuk saya.
Dari menjoki, Mak Eka rata-rata mendapatkan cuan Rp15-20 juta per bulan. Bahkan saking ramainya, Mak Eka mengaku pernah mendapat penghasilan Rp80 juta sebulan.
Namun, itu semua merupakan penghasilan kotor. Belum termasuk untuk modal beli item yang akan dijual lagi di game online tersebut.
Memasuki tahun 2015, pangsa warnet mulai sepi. Maka, sejak saat itulah ia hanya fokus sebagai penjoki AQW saja. Sementara komputer yang biasa disewakan, sekarang ia jadikan sebagai mesin tambahan untuk menjoki game online tersebut.
Baca halaman selanjutnya…
Rela 24 jam menatap layar dan ketemu klien-klien ribet demi hidupi dua anaknya.
24 jam menatap layar demi menghidupi dua anak seorang diri
Meski sempat mencapai masa jayanya, kini peminat game online AQW mulai surut. Penghasilannya pun juga berkurang. Kalau dulu dalam sebulan bisa dapat Rp15-20 juta, kini Rp5 juta masuk kantong pun sudah bagus.
“Kalau penghasilan sekarang ya, Mas, kalau rame itu sebulan sebetulnya bisa Rp5 juta sampai Rp8 juta bersihnya. Tapi kalau sepi, sekitar Rp4 juta sampai Rp5 juta. Itu hitungan kasarnya ya, Mas,” ungkap ibu tunggal asal Bogor itu.
Belum lagi pada awal 2024 lalu ia bercerai dengan suaminya karena suatu masalah. Meski sudah berpisah, suaminya tetap menafkahi anak-anaknya–walau tak terlalu banyak.
Alhasil, mau tak mau Mak Eka harus menafkahi kedua anaknya dari hasil menjoki game AQW. Anak sulungnya, yang kini berusia 18 tahun, baru saja masuk kuliah. Sedangkan anak bungsunya menginjak SMP kelas 2 dan berusia 14 tahun.
Apalagi, saat ini kondisi Mak Eka juga sedang tidak baik. Beberapa hari lalu ia mengaku sempat menjalani operasi untuk mengangkat penyakitnya. Dalam unggahannya di Facebook, Mak Eka juga meminta doa ke teman-teman sosial medianya untuk kesembuhan dirinya. Saya menemukan banyak sekali komentar positif kepada joki game online, agar lekas sembuh dan menjoki kembali.
Sering ketemu klien ribet
Selama lebih dari 15 tahun menggeluti dunia joki AQW, Mak Eka bercerita telah mengalami banyak hal. Salah satunya, ia mengaku dicemooh pelanggan terkait harganya yang tidak murah. Padahal standar harganya memang segitu.
Kendati dicemooh, ia mengaku maklum. Apalagi memang usia pelanggannya (yang dulu) terbilang remaja atau masih anak-anak.
“Ada klien yang bawa-bawa agama untuk meminta joki karena dalam agama ‘kan harus saling berbagi,” celetuknya sambil tertawa.
Uniknya, Mak Eka tak jarang memberi nasehat pada pelanggannya, terutama yang masih pemula untuk tak mengandalkan jasa joki. Sebab, bagi dia, keseruan dalam bermain game online ini bukan dinilai seberapa besar nilai uang yang dikeluarkan untuk bermain game (pay to play), tapi tentang taktik dan penyelesaian misi dalam game.
“Aku juga sering mengedukasi ke player buat jangan beli ACs (mata uang dalam game AQW) yang ilegal, karena risiko kena banned akun,” imbuhnya.
Sebagai admin di grup yang ia kelola, Mak Eka merasa punya tanggung jawab moral untuk mengedukasi pemain pemula. Karena ia sendiri sudah mengenal game itu lebih lama dari pemain-pemain lain, bahkan sebelum game itu dirilis resmi.
“Aku sangat berterima kasih ke temen-temen internetku di FB, WA, yang udah membantuku dengan joki di aku, juga ke Kang Ilman, Mas Turip, semua admin dan anggota grup AQW Indonesia, karena mereka aku masih bisa bertahan di game ini,” pungkasnya.
Penulis: Muhammad Ridhoi
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA Mengenang Kejayaan Ragnarok Online, Game Online Paling Fenomenal di Indonesia
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News