Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal

Cerita Anak Muda Lamongan yang Tidak Makan Ikan Lele Seumur Hidup

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
25 Desember 2022
A A
Beranda Liputan Sosok
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Anak muda yang tidak pernah makan lele

Kepercayaan untuk tidak mengonsumsi lele ternyata hanya kuat dan diyakini oleh warga beberapa daerah tertentu di Lamongan saja. Konon, tempat Boyopati selamat dari kejaran Mbok Rondo dan penduduk terjadi di Desa Medang, Kecamatan Glagah. Sehingga warga di sekitar situlah yang masih banyak menganut kepercayaan ini.

Beruntung, saya juga berjumpa Ananta Cepez (23) yang tinggal tak jauh dari daerah itu. Cepez, sapaan akrabnya, berasal dari Desa Rejotengah, Kecamatan Deket. Sejak lahir ia tidak pernah sekalipun menyantap olahan lele lantaran keluarganya percaya dengan kisah Mbah Boyopati.

“Keluarga dari ibu sepenuhnya nggak makan lele. Tapi ayah dan keluarganya tetap makan lele. Aku dan kakakku, banyak terpengaruhnya dari keluarga ibu. Jadi tidak makan lele,” terangnya.

Ia bercerita kalau ibunya, secara silsilah keluarga, masih termasuk turunan Mbah Boyopati. Orang keturunan asli Medang atau yang masih punya garis keturunan inilah yang masih melakukan pantangan makan lele sampai sekarang.

Sejak kecil dulu, sang ibu sering mengingatkan Cepez agar jangan pernah mengonsumsi lele. “Kata ibu, ‘koe ki iseh keturunan’,” ujar mahasiswa Universitas Negeri Surabaya ini.

Spanduk pecel lele Lamongan. (Dok. Mojok.co)

Awalnya ia tidak memahami maksud “keturunan” yang dikatakan sang ibu. Tapi beranjak remaja barulah ia memahami maknanya. Ia dan keluarganya meyakini kalau mengonsumsi lele bisa berakibat buruk.

Baca Juga:

Naik Sepeda Jogja Lamongan demi Menunaikan Rindu pada Ibu MOJOK.CO

Menuntaskan 640 Kilometer Jogja Lamongan Bersepeda demi Ziarah Batin dan Menunaikan Rindu pada Ibu

12 September 2025
Soal Bus Wisata, Jogja Sangat Tidak Kreatif Kalah dari Surabaya MOJOK.CO

Perkara Transportasi Wisata, Jogja Sangat Tidak Kreatif dan Perlu Belajar dari Cara Surabaya Mengelola Trans Jatim Bus Jaka Tingkir

23 Mei 2025

“Tapi, dampak dari makan lele itu bisa berbeda-beda buat kami,” ujarnya.

Cepez bercerita kalau ada salah satu kerabatnya yang melanggar pantangan itu. Kerabat tersebut kemudian mengalami nasib buruk dalam hidupnya. Setiap membuka usaha, selalu saja merugi. 

“Selain itu pernah denger juga, ada yang jadi kulitnya jadi putih-putih. Semacam albino begitu. Ada juga yang mengalami gatal-gatal. Intinya berbeda-beda,” paparnya.

Namun, dampak itu hanya terjadi bagi mereka yang benar-benar masih garis keturunan Mbah Boyopati. Cepez berujar kalau ayahnya tetap mengonsumsi lele. Akan tetapi, ia tak pernah memakannya di rumah. 

Sesekali, saat makan di warung penyetan bersama Cepez, sang ayah akan memesan lele. Buat Cepez itu tak jadi soal. Ia juga mengaku tak pernah merasa penasaran sebab peringatan yang ditanamkan ibunya sejak belia begitu membekas di benaknya.

Saat kuliah di Surabaya, ia sering makan bersama teman-temannya di warung penyetan. Sebagai mahasiswa, mereka memilih menu dengan harga yang terjangkau dan lele adalah salah satu pilihan menarik. Namun Cepez tak pernah meliriknya sama sekali.

Menariknya, banyak juga pedagang pecel lele yang juga menganut pantangan makan lele. “Kalau jual kan nggak papa,” ujarnya terkekeh.

Selain oleh warga beberapa daerah di Lamongan, ternyata pantangan ini juga masih dijalani oleh sebagian warga Gresik juga.  “Keturunan Mbah Boyopati juga banyak di Gresik.  Soalnya kan Mbah Boyopati kan deket sama Sunan Giri,” tutupnya.

Iklan

Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA: Asal Mula Banyak Orang Lamongan Jualan Pecel Lele 

Halaman 2 dari 2
Prev12
Tags: lamonganlelepecel lelepenyetan
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Naik Sepeda Jogja Lamongan demi Menunaikan Rindu pada Ibu MOJOK.CO
Esai

Menuntaskan 640 Kilometer Jogja Lamongan Bersepeda demi Ziarah Batin dan Menunaikan Rindu pada Ibu

12 September 2025
Soal Bus Wisata, Jogja Sangat Tidak Kreatif Kalah dari Surabaya MOJOK.CO
Esai

Perkara Transportasi Wisata, Jogja Sangat Tidak Kreatif dan Perlu Belajar dari Cara Surabaya Mengelola Trans Jatim Bus Jaka Tingkir

23 Mei 2025
Pecel lele, Nasi Kucing, Gudeg, Cilok, dan 7 Lainnya Jadi Makanan Terburuk Asal Indonesia MOJOK.CO
Ragam

Pecel lele, Nasi Kucing, Gudeg, Cilok, dan 7 Lainnya Jadi Makanan Indonesia Terburuk

20 Februari 2024
Gapura Gresik-Lamongan Merekam Harapan, Keluh Kesah, dan Rindu yang Belum Tuntas MOJOK.CO
Liputan

Gapura Gresik-Lamongan Merekam Harapan, Keluh Kesah, dan Rindu yang Belum Tuntas

28 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya

Berpengalaman 20 Tahun di Lembaga Legislatif - My Esti Wijayati

Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.