Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Liputan

Receh bersama Admin Semiotika Adiluhung 1945 dan Perecehan Stekstual

Erwin Setia oleh Erwin Setia
27 September 2020
0
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Ngobrol bersama admin fanspage Semiotika Adiluhung 1945 dan Atra selaku pengelola Perecehan Stekstual.

Sebelum ada internet, kebutuhan dasar manusia hanya sandang, pangan, dan papan. Begitu ada internet, kebutuhan pokok itu bertambah menjadi: sandang, pangan, papan, dan shitpost.

Apa boleh buat, shitpost atau konten-konten lucu secara umum telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita di dunia maya. Bahkan ada sebagian orang yang sengaja membuka media sosial semata-mata dengan tujuan untuk lihat-lihat shitpost dan meme terbaru.

Shitpost telah menjadi pelipur lara dan penghilang penat bagi mereka. Jadi, biar pun namanya shitpost, ternyata shitpost itu nggak shit-shit amat.

Di Facebook, saya punya dua orang teman yang rajin sedekah… sedekah shitpost. Kadang memang sebagian shitpost atau meme yang mereka sebar nggak bisa saya temukan di mana letak lucunya, tapi ya secara umum kehadiran mereka sukses membuat linimasa jadi lebih meriah dan kocak. Saya mendoakan agar mereka istikamah di atas jalan shitpost (yok, aminkan tiga kali yok!).

Di jagat media sosial, Facebook adalah medium yang paling banyak memproduksi shitpost dan meme. Sudah nggak terhitung banyaknya fanspage yang menjadi produsen tetap shitpost dan meme.

Saking banyaknya fanspage itu sampai perlu mengidentifikasi diri dengan label tertentu. Ada fanspage dan grup lucu-lucuan dengan konten khusus terkait sekolah, ojek daring, marketplace, hingga yang paling fenomenal grup penghimpun jokes bapak-bapak.

Kalau di Twitter, akun yang hobi memproduksi konten lucu-lucuan biasanya yang nama akunnya ada “txt” gitu.

Berhubung dunia per-shitpost-an dan meme nggak bisa dianggap sepele, saya jadi penasaran dengan sosok di balik fanspage populer yang rutin mengunggah konten lucu. Saya kira penting untuk membongkar dapur produksi shitpost agar kita lebih paham cara kerja mereka. Saya pun berusaha untuk menghubungi beberapa admin fanspage untuk menanyakan soal shitpost dan hal-hal sekitarnya.

Pada beberapa waktu lalu akhirnya saya kesampaian untuk ngobrol-ngobrol santai dengan Ngaliman (blio minta namanya disamarkan, mungkin khawatir terjangkit riya) selaku admin fanspage Semiotika Adiluhung 1945 dan Atra selaku pengelola Perecehan Stekstual.

Sampai artikel ini saya buat kedua fanspage itu masing-masing sudah memiliki jumlah penggemar 46 ribu dan 113 ribu orang. Seandainya para penggemar itu kopdar, jumlah mereka nggak akan kalah dari jumlah sebenarnya Alumni 212.

Soal Semiotika Adiluhung 1945, ia menjadi salah satu fanspage paling senior dan lejen di jagat per-shitpost-an Indonesia. Semiotika Adiluhung 1945 dibuat pada 2016 ketika sang admin lagi sibuk-sibuknya dengan tugas akhir.

“Sebetulnya saya nggak ada tujuan khusus sih ketika bikin fanspage Semiotika Adiluhung 1945. Dan konsep awalnya bukan untuk ngelucu (nggak pernah buat ngelucu juga, sih). Fanspage ini dibuat karena terinspirasi dari page-page kayak LSD: Meme Emulator dan Redemptoris yang suka nge-post gambar-gambar bizarre dan out of context. Nah, (Semiotika Adiluhung 1945) pengen bikin versi lokalnya, yaitu dengan nge-post foto-foto lokal yang nggak diedit dan tanpa konteks,” ujar Ngaliman.

Sampai saat ini Semiotika Adiluhung 1945 memang konsisten memposting gambar-gambar yang “apa adanya” alias nggak diedit atau dibumbui kepsyen tertentu. Ngaliman sengaja mengonsep Semiotika Adiluhung 1945 seperti itu karena ia merasa foto-foto yang out of context terasa lebih unik dan lucu ketimbang foto yang sudah diedit-edit yang malah jadi cringe.

Sementara itu, Perecehan Stekstual yang aktif sejak 2017 memiliki sejarah yang berbeda. Atra menuturkan bahwa awalnya ia membikin fanspage humor karena dia memiliki hobi mereceh di linimasa. Karena khawatir kalau kebanyakan mereceh melalui akun pribadi akan di-unfriend secara berjamaah oleh teman-temannya, dia pun membikin fanspage khusus untuk menyalurkan hobi ganjilnya itu.

Berbeda dengan Semiotika Adiluhung 1945 yang hanya mengunggah shitpost yang benar-benar shitpost (bukan meme atau foto yang diedit supaya terkesan lucu), Perecehan Stekstual lebih longgar sehingga berbagai macam kiriman—asalkan mengandung nilai-nilai kerecehan—tetap di-posting.

Terkait muasal konten, kedua fanspage tersebut mendapatkannya dari berbagai sumber: kiriman penggemar, grup Facebook, penelusuran internet, linimasa, dan lain sebagainya. Di tangan mereka, apa saja bisa jadi shitpost dan konten lucu-lucuan. Benar-benar Midas garis lucu.

Kendati begitu, keduanya memiliki kriteria tertentu sebelum nge-post. Jadi, nggak asal nge-post supaya fanspage ada isinya. Semiotika Adiluhung 1945 menekankan pada dua hal: lokal dan nggak diedit. Sementara Perecehan Stekstual memiliki kriteria “yang penting receh”. Namun, receh yang dimaksud bukan sekadar postingan berisi umpatan atau konten-konten seksis dan mesum.

Soal konten, Semiotika Adiluhung 1945 pernah dianggap making fun fisik seseorang ketika fanspage itu mengunggah foto Iron Man Bali beberapa waktu lalu. Padahal Ngaliman sebagai admin nggak ada tujuan untuk mengejek atau menghina siapa-siapa.

“Padahal saya nggak edit atau bubuhi kepsyen sama sekali. Tapi ya udahlah, untuk kasus itu saya maklumi aja. Mungkin karena rata-rata fanspage tujuannya untuk mocking, padahal kan ya bisa juga untuk nge-share foto out of context begitu,” ungkap Ngaliman.

Sebagai admin fanspage shitpost, Ngaliman merasa mendapatkan kepuasan pribadi. Sementara itu, Atra merasakan berbagai keuntungan yang tak disangka-sangka. Sepanjang pengalamannya menjadi admin Perecehan Stekstual, ia pernah mendapatkan keuntungan materil seperti menjadi media partner event tertentu dan bekerja sama dengan perusahaan kaos anime.

“Pengalaman sebagai admin fanspage humor juga jadi portofolio tambahan bagi saya untuk masuk ke dunia kerja. Makanya ketika background checking, jadi auto-lolos, deh. Haha,” tambah Atra.

Sebagai penutup perbincangan, saya pun menanyakan soal masa depan shitpost atau meme kepada mereka. Keduanya menganggap bahwa tren shitpost atau meme akan tetap awet selama internet sebagai medium masih tetap eksis.

“Shitpost/meme secara umum itu trennya sudah sama tuanya dengan internet. Sejak awal kemunculan internet, konten seperti itu juga sudah ada. Mediumnya saja yang berbeda. Kayak sekarang kan page-page meme udah jauh lebih advance dengan video-video yang nyampah banget (ya, walaupun cuma reinkarnasi dari Youtube poop doang, sih). Jadi, tren begini ya sampai dunia kiamat juga bakal terus ada. Karena ini bagian dari kultur internet juga jadi nggak bakal bisa hilang,” tutup Ngaliman.

BACA JUGA Analisis Semiotika Adilihung 4 Jenis Baliho Caleg di Indonesia dan tulisan rubrik LIPUTAN lainnya.

Terakhir diperbarui pada 6 Agustus 2021 oleh

Tags: memerecehsemiotika adiluhung 1945shitpost
Iklan
Erwin Setia

Erwin Setia

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tinggal di Bekasi. Aktif menulis cerita pendek dan esai.

Artikel Terkait

ilustrasi Toxic Parents Merasuki Orang Tua Asia, Stigma Negatif yang Jadi Guyonan di Medsos mojok.co
Pojokan

Toxic Parents Merasuki Orang Tua Asia, Stigma Negatif yang Jadi Guyonan di Medsos

29 November 2021
Meme Fatwa Larangan Menggunakan BH dan Sikap Adil sejak dari Hujatan
Esai

Meme Fatwa Larangan Menggunakan BH dan Sulitnya Sikap Adil sejak dari Hujatan

12 Oktober 2021
puan maharani
Pojokan

Puan Kritik Pemerintah soal Vaksinasi yang Kurang Meluas, Apa Perlu Dikasih Contoh Baliho Dulu?

11 Agustus 2021
ilustrasi Xavier dan Uncle Roger Menggambarkan 'Kemarahan' Orang Asia yang Otentik di Internet mojok.co
Pojokan

Xavier dan Uncle Roger Menggambarkan ‘Kemarahan’ Orang Asia yang Otentik di Internet

6 Juli 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Suka Duka Wedding Organizer Jogja yang Menyulap Pernikahan Jadi Cerita Tak Terlupakan

Suka Duka Wedding Organizer Jogja yang Menyulap Pernikahan Jadi Cerita Tak Terlupakan

21 Juni 2025
Sarjana (lulusan S1) gaji kecil ngaku bergaji Rp10 juta biar bisa dipamerkan orangtua MOJOK.CO

Sarjana Gaji Kecil Ngaku Bergaji Rp10 Juta buat Pamer ke Tetangga, Berujung Jadi Tempat Ngutang padahal Tak Punya Uang

21 Juni 2025
Anaknya Ceweknya Punya Bakat, Jadi Rebutan Klub Sepak Bola, tapi Ayahnya Larang Nonton di Stadion MOJOK.CO

Seorang Ayah yang Menolak Tawaran Tiga Klub Sepak Bola yang Ingin Meminang Anak Perempuannya

20 Juni 2025
Penyesalan mahasiswa biarkan kuliah berantakan dan tinggal skripsi hingga DO gara-gara putus cinta. Kecewakan ibu karena susah cari kerja MOJOK.CO

Tinggalkan Skripsi Gara-gara Urusan Asmara, Berujung DO dan Sakiti Ibu hingga Susah Cari Kerja

19 Juni 2025
Kecamatan Salam, Anak Tiri Kabupaten Magelang yang Cuma Nampang di Peta

Kecamatan Salam, Anak Tiri Kabupaten Magelang yang Cuma Nampang di Peta

24 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.