Teror Om-om Genit Sepanjang Perjalanan Jambi ke Jogja di Bus Putra Remaja yang Bikin Trauma

Ilustrasi digoda lelaki di bus (Ega/Mojok.co)

PO Bus Putra Remaja merupakan bus AKAP andalan rute Jawa Sumatra. Namun, ada pengalaman terkena teror dari lelaki genit saat seorang perempuan berada di perjalanan Jogja menuju Jambi.

Saat musim mudik, yang sebentar lagi datang, PO Bus Putra Remaja jadi andalan para perantau dari Sumatera yang bekerja atau menimba ilmu di Jawa. Bus ini, sudah terkenal reputasinya sejak 1983.

Bus yang identik dengan warna biru ini memang menghadirkan kenyamanan. Hal itu dirasakan oleh Dini (23). Perempuan asal Jambi ini merupakan penumpang PO Bus Putra Remaja saat kuliah di Jogja. Pada mudik libur lebaran 2024 mendatang ia juga akan menggunakan bus ini.

Dulu, dengan bus Putra Remaja, untuk pertama kalinya ia berani bepergian jauh sendirian. Stigma soal perjalan jauh dengan bus yang tidak nyaman pupus sudah berkat pengalaman pertama yang cukup menyenangkan.

“Paling dulu yang agak bingung saat nyebrang di kapal sih. Saat turun di kapal takut salah bus karena nggak hafal plat-nya,” kenangnya saat Mojok wawancarai Sabtu (16/3/2024).

Apalagi, saat ini jalan yang dilewati bus Putra Remaja dari Jogja menuju Jambi atau sebaliknya hampir semuanya jalan tol. Paling hanya dari Palembang menuju Jambi yang masih menggunakan ruas jalan biasa.

“Buatku sih bus Putra Remaja salah satu yang terbaik. Terhitung murah, dapat snack juga,” katanya.

Teror om-om genit di bus Putra Remaja

Namun, ia pernah mengalami situasi yang tak mengenakkan sekali. Bukan karena bus, melainkan penumpang yang mengganggu.

Suatu ketika, dalam perjalanan Jambi ke Jogja, Dini duduk di bangku depan. Bangku sebelahnya kosong. Namun, persis di seberangnya ada seorang laki-laki yang ia taksir berusia 40-an tahun.

“Sepanjang perjalanan aku dilihatin terus,” curhatnya.

bus putra remaja.MOJOK.CO
Bus Putra Remaja (Bayu Adrianto/Flickr)

Sesekali, meski tidak persis bersebalahan, lelaki itu mengajaknya berbincang. Ia yang saat itu merasa tidak enak pun menanggapi seadanya.

Saat bus Putra Remaja berhenti di sebuah rest area, lelaki itu pun tiba-tiba mengajaknya untuk turun bersama. Untungnya, di rest area Cilegon itu, Dini memang sudah janjian untuk bertemu saudaranya.

“Nah pas di rest area, dia masih ngelihatin aku, untungnya saudaraku cowok jadi dia nggak berani mendekat,” katanya.

Perjalanan pun berlanjut. Dini mengaku saat itu ia masih polos dan bingung. Saat di bus, lelaki itu kembali mengajaknya berbincang bahkan meminta nomornya.

“Aku bingung dan takut, jadi aku kasih aja nomornya. Bodoh sih memang saat itu,” kelakarnya.

Teror berlanjut saat tiba di Jogja

Perjalanan panjang dari Jambi akhirnya usai. Dini tiba di Jogja pada waktu menjelang subuh. Ia turun di pom bensin dekat Terminal Jombor dengan niat ingin memesan ojek online untuk menuju kos.

“Kamu pulang sama saya aja ya. Nanti saya antar ke kos,” kata Dini, menirukan ucapan lelaki itu sebelum ia turun dari bus.

Jelas, Dini menolak ajakan lelaki tersebut. Namun, apesnya ia telanjur memberikan nomor ponselnya. Sesampainya di kos, pesan WhatsApp dari lelaki itu membanjiri ponselnya.

“Sampai kos awalnya aku ditanyain sudah sampai atau belum. Aku nggak balas. Habis itu dia chat terus nanya-nanya sesuatu,” kenangnya.

“Untung saat itu aku mengenalkan dirinya bukan pakai nama asliku,” imbuhnya.

Perjalanan menggunakan bus Putra Remaja itu jadi pelajaran penting bagi Dini. Meski, sopan santun dan komunikasi di jalan terkadang perlu, ia jadi sadar bahwa perlu hati-hati dalam berbagi identitas. Apalagi, membagikan kontak pribadi.

“Rasanya trauma, nggak bakal lagi mau interaksi kalau ketemu orang seperti itu lagi,” tuturnya.

Perjalanan bus Putra Remaja

Meski pernah mengalami gangguan semacam itu, menurutnya, secara fasilitas bus Putra Remaja tak pernah mengecewakannya. Sehingga, selain bus Santoso, ia selalu mempercayakan perjalanannya dari Jambi ke Jogja atau sebaliknya dengan bus Putra Remaja.

Sebagai informasi, pemilik PO Bus Putra Remaja, Sutikno dalam kanal YouTube PerpalZ TV bercerita bahwa perusahannya berawal PO Remaja Ekspress, yang didirikan oleh adik dari pemilik PO Ramayana. Bus ini melayani AKAP dengan trayek Yogyakarta-Jakarta.

PO Remaja Express yang tidak terawat kemudian diserahkan kepada Sutikno pada 1980 untuk dikelola. Sutikno memang pernah  bekerja sebagai kondektur di PO Ramayana Muntilan, itu mengapa ia punya kedekatan dengan pemilik PO Remaja Express. Pada saat itu Sutikno mendapat 6 unit bus. Dua di antaranya bisa beroperasi sementara 4 lainnya dalam reparasi.

Setelah memiliki hak mengelola selama dua tahun, Sutikno mendapatkan hak milik atas PO tersebut. Ia kemudian merintis bisnisnya di Jogja, tepatnya di daerah Demak Ijo. Ia juga mengganti nama unitnya dari Remaja Ekspress menjadi Putra Remaja. Filosofi namanya sederhana saja, PO bus yang ia kelola itu merupakan putra atau generasi dari  PO Remaja Ekspress.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Riwayat Bus Mulyo Jogja Purwokerto, Mantan Raja Jalur Selatan Andalan Buruh Gendong Pulang ke Kulon Progo

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version