Rekomendasi Oleh-oleh Jogja yang Jarang Terpikirkan Wisatawan, Penuh Cerita hingga Pernah Dicicipi Tokoh Dunia

oleh-oleh jogja.MOJOK.CO

Ada beberapa oleh-oleh Jogja yang nggak biasa buat kalian yang sedang berwisata ke Jogja. Banyak yang belum tahu bahwa barang-barang ini punya cerita filosofis tentang kota ini.

Jogja adalah salah satu destinasi wisata utama di Indonesia. Pada semester pertama 2023, BPS mencatat DIY menduduki peringkat keenam sebagai daerah yang dikunjungi wisatawan lokal di Indonesia. Ada sekitar 5,66 juta orang yang berkunjung ke wilayah ini pada paruh pertama 2023.

Selanjutnya, berwisata tanpa membawa pulang oleh-oleh buat orang di rumah memang terasa kurang. Namun, persoalannya kadang pilihan untuk membeli oleh-oleh terasa itu-itu saja.

Jika menilisik lebih dalam, ada beberapa oleh-oleh Jogja yang unik. Bahkan jarang orang pikirkan. Barang ini memang produk buatan Jogja dengan nama yang sudah populer namun jarang jadi pertimbangan untuk dijadikan oleh-oleh.

Olive Fried Chicken, oleh-oleh Jogja filosofis

Nama Olive Fried Chicken bukan barang asing lagi bagi warga Jogja. Ayam goreng ini begitu dekat dengan beragam kalangan karena cita rasa nikmat berbalut harga bersahabat.

Ya, produk ayam goreng ini memang lahir di Jogja. Rasanya tidak kalah dengan waralaba ayam goreng dengan harga yang lebih tinggi. Namun, yang membuatnya bisa jadi oleh-oleh Jogja adalah kisahnya yang begitu filosofis.

Pemilik Olive Fried Chicken, Kunardi Sastrawijaya, pernah bercertia kepada Mojok bahwa makanan ini ia ciptakan sebagai wujud terima kasihnya kepada Jogja. Tempat ia menempuh pendidikan, bertemu pasangan, hingga membangun keluarga dan bisnisnya.

Kunardi ingin Olive hanya buka di wilayah Jogja saja. Untuk mengintervensi pasar luar Jogja, ia memilih mengeluarkan jenama lain yakni Karen Chicken.

“Kalau Olive Chicken biarlah di Jogja dan sekitarnya. Kalau Karen Chicken, seperti tagline-nya, dari Jogja untuk Indonesia,” kata Kunardi.

Meski banyak yang melempar guyonan bahwa Olive merupakan oleh-oleh Jogja, tapi produk ini merupakan makanan cepat saji yang tidak tahan terlalu lama. Kalau rumah kalian hanya satu sampai dua jam perjalanan dari Jogja, rasanya, makanan ini patut untuk jadi pilihan. Namun, kalau terlalu jauh, mungkin lebih tepat untuk menikmatinya saat sedang di Jogja.

Tekstur ayam Olive Fried Chicken yang juicy (Agung P/Mojok.co)

Cerutu Tarumartani yang pernah dinikmati tokoh dunia

Selanjutnya, para penikmat tembakau perlu tahu bahwa pabrik cerutu tertua di Asia Tenggara ada di Jogja. Eksistensinya masih terjaga hingga sekarang dan bisa jadi oleh buat keluarga di rumah.

Pabrik Cerutu Taru Martani berdiri sejak 1918. Sejak dulu, sudah terkenal menghadirkan produk yang masyhur hingga mancanegara. Tokoh legendaris dari Amerika Selatan, Che Guevara, bahkan pernah mencicipi cerutu produksi Jogja ini.

Tokoh kelahiran Rosario, Argentina, ini jajan cerutu di Taru Martani pada pertengahan 1959, hanya beberapa bulan setelah ia membantu Fidel Castro menggulingkan rezim diktator Kuba, Fulgencio Batista.

Foto kunjungan Che ke Taru Martani bisa kita jumpai saat kita mengunjungi pabrik cerutu tersebut. Dalam foto hitam putih tersebut, sang mayor menerima produk cerutu dari pabrik Taru Martani. Kemudian di sampingnya terdapat toples cerutu dengan merek Senator.

Bahkan, Kepala Divisi Produksi Taru Martani Adam Susanto juga sesumbar kalau selain Che, produk-produk cerutu Taru Martani juga mungkin sudah dinikmati tokoh-tokoh revolusioner lain. Misalnya, Fidel Castro.

“Pak Karno ‘kan juga perokok, pasti lah ngambil [cerutu] di kita juga. Dia juga sering keluar negeri, Bung Karno ‘kan tipikal orang suka gaya juga, pasti itu pakai cerutu,” kata Adam.

Baca selanjutnya…

Oleh-oleh legendaris yang tertua di antara yang lain

Saat ini, ada beberapa produk cerutu andalan Taru Martani seperti Negresco, Blenders Gold, Ernesto, Robusto, dan beberapa lainnya. Lokasi gerainya ada di Jl. Kompol Bambang Suprapto No.2 A, Baciro, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta.

Bakpia paling legendaris

Selanjutnya, kembali ke menu makanan bakpia yang jadi andalan saat beli oleh-oleh Jogja. Saat ini memang sudah banyak berkembang inovasi dan variasi bakpia. Bahkan ada yang bentuknya sangat berbeda dengan bakpia umum lainnya tapi menggunakan nama “bakpia”.

Namun, salah satu bakpia yang perlu kalian pertimbangkan untuk dibawa pulang adalah Bakpia Pathok 75 yang punya cerita historis panjang. Sejarahnya, bakpia merupakan inisiasi orang Tionghoa di Jogja yang mencoba peruntungan bisnis kuliner. Sentranya berada di kawasan Pathuk, Kota Yogyakarta yang berada di sisi barat Jalan Malioboro.

Untuk itu, tidak ada salahnya untuk mencoba produk kudapan di produsen yang konon jadi pelopor pertama di Jogja yakni Bakpia Pathok 75. Sejarahnya, Bakpia Pathok 75 sudah eksis sejak 1948. Meski sudah jadi oleh-oleh umum, membawa pulang produk bercita rasa konsisten lebih dari setengah abad tetap menarik.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Warung Sate Kang Jilan, Kuliner Mewah Imogiri yang Dulunya Tak Semua Orang Bisa Membeli

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Exit mobile version