Program KKN yang Benar Terasa Manfaatnya dan Bisa Bikin Warga Nangis Kalau Mahasiswanya Pergi

program KKN.MOJOK.CO

Ilustrasi KKN (Mojok.co)

Program tahunan KKN sedang jadi sorotan. Ada banyak yang berpendapat bahwa program ini tidak membawa manfaat. Bahkan, kegiatannya monoton dengan format yang sama dari tahun ke tahun.

Setidaknya, itulah yang diceritakan peserta maupun warga dalam tulisan “Warga Desa Sebenarnya Muak dengan KKN: Nggak Bantu Atasi Masalah Desa, Cuma Bisa bikin Les dan Acara 17 Agustusan”. Programnya itu-itu saja, salah satu andalannya yakni membuat les bagi warga.

Namun, beberapa tahun terakhir tidak jarang pula ada berita perpisahan warga dengan peserta KKN yang dipenuhi isak tangis. Warga berat melepas kepergian para mahasiswa yang artinya mereka telah meninggalkan kesan positif dan kebermanfaatan selama menjalankan program-programnya.

Sebenarnya, masih ada beberapa program dan inisiatif para mahasiswa KKN yang benar-benar memberikan dampak nyata bagi masyarakat di desa. Programnya tepat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.

Ketika KKN benar-benar mengerti masalah warga dan hadirkan solusi meski sederhana

Terbaru, misalnya ada mahasiswa KKN UGM di Banyuwangi yang mencoba menjadi bagian dari pengentasan masalah pelik di daerah tersebut yakni stunting. KKN PPM UGM di Siliragung Banyuwangi mencoba melihat potensi di wilayah tersebut yang bisa jadi pengentasan masalah stunting.

Wilayah Siliragung Banyuwangi kebetulan merupakan sentra penghasil buah naga. Sehingga para mahasiswa mencoba membuat formulasi olahan dari buah tersebut untuk para balita.

Menurut Koordinat Unit Siliragung, Andini Lestari, puding buah naga adalah inovasi pangan olahan yang dibuat untuk memenuhi asupan buah lokal pada anak-anak di Posyandu.

“Puding dipilih karena teksturnya yang lunak dan mudah dicerna oleh balita,” kata Andini pada Jumat (18/7/2024) melansir laman resmi UGM .

Manfaat puding buah naga ini menjadi alternatif makanan tambahan bergizi dan dapat digunakan sebagai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak usia Posyandu yang memanfaatkan buah lokal sebagi bahan utama.

“Gizinya misalnya kaya akan karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin dan mineral, ” katanya.

Ini merupakan salah satu contoh langkah nyata mahasiswa KKN bagi masyarakat. Sederhana, namun memberikan manfaat.

Memanfaatkan keilmuan yang dimiliki

Satu kelompok KKN biasanya terdiri dari mahasiswa beragam latar belakang jurusan. Setiap anggota bisa memberikan kontribusi sesuai dengan disiplin ilmu yang didalami selama sekolah.

Jika dilandasi dengan riset yang tepat maka bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat. Salah satu contohnya adalah inisiasi peserta KKN 2024 dari mahasiswa Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur di Desa Giripurno, Kota Batu.

Para mahasiswa menginisiasi produk turunan dari komoditas yang jadi andalan wilayah setempat. Mulai dari sayur-sayuran hingga buah-buahan. Diversifikasi produknya berupa cold pressed juice yang belakangan memang tren.

Selain itu, bagi mahasiswa yang berlatarbelakang studi dengan kemampuan dan pengetahuan praktik yang bermanfaat juga bisa memberikan program yang langsung terasa manfaatnya. Contohnya mahasiswa KKN PPM UGM di Nitikan, Plaosan, Magetan.

Kiane Plano Jayatara, mahasiswa KKN-PPM dari Fakultas Kedokteran Gigi dalam keterangan kepada wartawan, Senin (22/7), mengatakan mahasiswa sengaja melakukan program Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut yang diikuti praktek langsung berupa sikat gigi bersama dan pemeriksaan gigi gratis untuk anak-anak sebagai langkah pencegahan karies sejak dini.

“Program ini merupakan bagian dari upaya untuk membantu meningkatkan kesadaran dan kesehatan gigi serta mulut di masyarakat,” kata Kiane.

Bagi warga desa, pemeriksaan kesehatan gigi barangkali masih menjadi hal yang jarang dilakukan. Sehingga, kehadiran mahasiswa dengan skil dan pengetahunan khusus pada bidang gigi dan mulut memberikan manfaat.

Jika benar-benar melakukan riset lapangan dan memanfaatkan keilmuan mahasiswa dengan baik, maka KKN terus berpotensi memberikan manfaat bagi warga. Bukan hanya menjalankan program rutin dengan template yang tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Warga Desa Sebenarnya Muak dengan Mahasiswa KKN: Nggak Bantu Atasi Masalah Desa, Cuma Bisa bikin Les dan Acara 17 Agustusan

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version