Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Potret Sedih di KA Sri Tanjung, Kereta Murah Jogja-Surabaya yang Menolong Banyak “Wong Kalahan”

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
16 Juli 2024
A A
Potret Sedih di KA Sri Tanjung, Kereta Murah Jogja-Surabaya yang Menolong Banyak “Wong Kalahan”.MOJOK.CO

Ilustrasi Potret Sedih di KA Sri Tanjung, Kereta Murah Jogja-Surabaya yang Menolong Banyak “Wong Kalahan” (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Selain harganya yang sangat murah, nyaris tak ada yang spesial lagi dari Kereta Api (KA) Sri Tanjung. Sebagai kereta kelas ekonomi rute Jogja-Surabaya-Banyuwangi, penumpang sulit buat berekspektasi tinggi dalam hal pelayanan maupun fasilitas yang diberikan.

Kalau kata para penumpang setianya, “apa sih yang diharapkan dari kereta dengan harga tiket 88 ribu?”. Hal paling mewah adalah bisa menang war tiket. Sebab, karcis kereta yang dalam sehari punya dua waktu keberangkatan ini selalu ludes. Jauh-jauh hari sebelum hari H keberangkatan, kita sudah harus booking.

“Sing penting berangkat! Nggak peduli duduk tegap badan pegel-pegel,” ujar Wisnu (23), pekerja asal Jogja yang baru-baru ini menaiki KA Sri Tanjung.

Saya, bersama Wisnu, memang kembali menaiki si ular besi itu pada Sabtu (13/7/2024) kemarin. Sebenarnya, bagi saya, KA Sri Tanjung bukanlah kereta yang asing karena sudah sering menggunakannya buat bepergian. Terutama ke Surabaya dan Sidoarjo.

Namun, khusus buat Wisnu, itu adalah pengalaman pertamanya. Sabtu pagi kemarin, kami berangkat dari Stasiun Lempuyangan Jogja menuju Madiun, Jawa Timur, untuk menghadiri sebuah acara.

Bagi Wisnu, di antara kereta yang pernah ia naiki, KA Sri Tanjung adalah yang paling “kurang”. Namun, bagi saya di hari itu, kereta ini menjadi saksi dari banyaknya kisah sedih bin haru dari para penumpangnya.

Berkat KA Sri Tanjung, bisa melihat wajah almarhum ayahnya untuk terakhir kali

“Sri Tanjung itu kereta andalan ‘wong kalahan’, Mas. Yo seperti saya ini,” ujar Reinald (28), penumpang lain yang kebetulan pada Sabtu (13/7/2024) kemarin satu tujuan dengan saya dan Wisnu, yakni Madiun.

“Ibaratnya, obat luka saya yang diobrak-abrik semesta, Mas,” imbuh lelaki asal Surabaya yang bekerja di Jogja ini.

Potret Sedih di KA Sri Tanjung, Kereta Murah Jogja-Surabaya yang Menolong Banyak “Wong Kalahan”.MOJOK.CO
KA Sri Tanjung, kereta murah yang memotret banyak ksiah penumpang asal Surabaya. Ilustrasi dari PA KAI.

Reinald bercerita, pada 2021 lalu, Covid-19 sedang parah-parahnya. Kondisi itu pula yang bikin dia kehilangan pekerjaan karena di-PHK. Alhasil, pilihannya saat itu cuma satu: bertahan sekuat mungkin di Jogja sampai pandemi reda, karena tak mungkin pulang ke rumah.

Ada dua alasan kenapa Reinald mustahil buat memutuskan pulang. Alasan pertama, syarat bepergian ribet. Naik kereta kudu menunjukkan swab test, sementara kalau naik bus, kata dia, tarif sudah naik sampai 4 kali lipat.

“Alasan kedua, yang sudah jelas, di rumah mau ngapain, Mas? Aku blas nggak duwe duit. Kalau pulang aku cuma jadi beban.”

Kepiluan demi kepiluan menghiasi hari-hari Reinald di kos-kosan. Namun, kepiluan terberat yang ia rasakan adalah saat mendapat kabar ayahnya meninggal karena Covid-19. Kabar itu ia dapatkan pukul 2 pagi. Tangis yang tak terbendung pun membangunkan kawan kos yang lain.

Dalam situasi tersebut, Reinald sangat kebingungan. Di satu sisi, ia tak bisa pulang karena uangnya hanya tersisa berapa puluh ribu saja. Namun, di sisi lain, bagaimana mungkin ia tak pulang ke rumah untuk melihat jasad sang ayah buat terakhir kalinya.

“Aku ingat betul, teman-teman pada patungan. Jam 3 aku dianter ke klinik buat swab test habis 300 ribu. Kemudian saat itu juga teman yang lain bayarin tiket KA Sri Tanjung jam 7 pagi,” kenangnya.

Iklan

“Selama perjalanan cuma nangis sambil lihatin jendela kereta, Mas. Sambil merenung, mungkin kalau nggak ada kereta dan bantuan teman-teman, aku nggak mungkin sampai rumah.”

Kisah haru dalam kereta murah ini yang mengubah jalan hidup

Reinald bercerita, setiap kali naik KA Sri Tanjung, kenangannya dengan sang ayah selalu terputar kembali. Apalagi, akhir-akhir ini ia jadi harus sering pulang Surabaya untuk menengok sang ibu. Setidaknya sebulan sekali dia pulang.

“Jadi kalau lagi melamun di kereta, ya itu momen saya mengheningkan cipta, Mas. Ibaratnya ada momen sebulan sekali saya mengingat kembali kenangan-kenangan ayah.”

Tak cuma Reinald, kisah haru dalam KA Sri Tanjung juga pernah dialami Annisa (21). Memang tak semenyakitkan Reinald, tapi pengalaman tersebut seperti cambukan bagi Annisa untuk lebih menghargai hidup.

“Aku lupa kejadian tepatnya, tapi seingatku tahun lalu waktu keluargaku lagi hancur-hancur karena ibu dan ayah mutusin cerai,” kata mahasiswa asal Surabaya yang kuliah di Jogja ini, Selasa (16/7/2024).

Mendengar kabar tak mengenakkan itu, Annisa memutuskan kabur dari rumah. Ia berangkat ke Jogja tanpa izin orang tuanya karena sakit hati. Ia bahkan mengaku, sejak ada kabar perceraian itu, kondisi mentalnya sangat memburuk.

Momen “renaisans”-nya akhirnya muncul di dalam KA Sri Tanjung. Dalam perjalanan menuju Jogja, ia satu kursi dengan anak berusia 15 tahun dengan dua adiknya yang masih kecil. Saat mengobrol, Annisa tahu kalau ketiga bocah itu yatim piatu karena suatu kondisi.

“Jadi si anak yang paling besar, sekitar 15 tahunan itu, jadi orang tua pengganti. Ia rela putus sekolah dan bekerja jadi PRT di Jogja demi adik-adiknya,” kenangnya.

“Aku yang selama ini hidup serba kecukupan kayak dikasih cambukan. Rasanya aku dikalahkan secara bertubi-tubi oleh sang anak.”

Kejadian itu juga yang mengubah pandangan hidup Annisa. Ia tak mau lagi merenungi nasibnya sebagai anak broken home. Kini, ia tergabung dalam sebuah LSM nasional yang punya concern pada isu kesejahteraan anak.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA Kenangan dan Harapan Reaktivasi Kereta Purwokerto-Wonosobo, Buat Jawa Tengah Selatan Semakin Hidup

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 17 Juli 2024 oleh

Tags: Jogjaka sri tanjungkaikereta murahkereta sri tanjungkereta surabayaSurabaya
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO
Esai

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO
Sosok

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO
Liputan

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat "Suami" bahkan "Nyawa" Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025
borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.