Perempatan Ringroad Condongcatur, Titik Lampu Merah Terlama di Jogja Dihindari karena Macetnya Bisa Picu Pasangan Bertengkar

Ilustrasi lampu merah lama (Mojok.co)

Perempatan ringroad Condongcatur, Sleman jadi titik penuh kepadatan di jam-jam strategis. Empat sisinya penuh antrean kendaraan dari segala penjuru Jogja.

Perempatan ringroad utara Condongcatur jadi salah satu titik persimpangan paling padat di Jogja. Arah selatan jadi salah satu yang terparah karena banyak kendaraan dari arah Kota Jogja yang hendak ke Sleman. Saat sore apalagi di akhir pekan, kendaraan mengular bisa lebih dari seratus meter.

Di sisi utara dari arah Condongcatur volume kendaraan lebih sedikit tapi badan jalannya sempit sehingga sering terjadi kemacetan. Sementara itu, dari sisi timur juga ada kepadatan yang tak kalah parah. Belum lagi, keberadaan kendaraan yang keluar dari Pakuwon Mal yang memadati jalur lambat. Ruas paling lengang ada dari arah barat.

Keluh kesah mendera pekerja Jogja yang kerap melintasi perempatan ringroad utara Condongcatur. Lia (23), seorang pekerja yang tinggal di daerah Nologaten, Sleman harus melintasi perempatan ringroad utara Condongcatur saat hendak menuju kantornya di Jalan Palagan.

Saat berangkat sekitar pukul setengah delapan pagi, kepadatan sudah mewarnai titik dari arah timur. Lia kesal lantaran banyak mobil yang kerap mengambil jalur lambat. Padahal, tidak hendak berbelok ke kiri.

“Perempatan ringroad Condongcatur dari arah Pakuwon Mal itu padat banget. Mobil pada ambil jalur lambat, belum lagi kendaraan dari Pakuwon juga titik keluar utamanya di situ,” keluhnya.

Saat hujan, jalur lambat perempatan ringroad Condongcatur dari arah Pakuwon Mal juga sering tergenang air. Di tepi jalan, kerap menumpuk sampah yang cukup mengganggu pengendara yang melintas saat hujan.

Selain itu, ketika hendak ke Condongcatur dari arah Jalan Affandi Gejayan, Lia kerap memilih untuk menghindari perempatan ringroad Condongcatur. “Sampai pernah berantem sama pacarku gara-gara dia ambil jalan itu pas kita keburu mau ada acara di Condongcatur,” kelakarnya saat Mojok hubungi Kamis (8/2/2024).

Proyek hingga parkir di tepi jalan yang agak mengganggu

Lia mengaku kadang memilih jalan lain yang lebih jauh ketimbang harus lewat perempatan ringroad Condongcatur. “Hemat energi daripada emosi,” katanya.

Sejak akhir 2023 hingga Februari 2024 ini, di sisi utara Jalan Affandi Gejayan sebelum perempatan ringroad Condongcatur juga banyak galian proyek yang tak kunjung usai. Keberadaannya Cukup mengganggu pengendara.

perempatan ringroad condongcatur.MOJOK.CO
Suasana kemacetan perempatan ringroad Condongcatur (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Di sisi lain, kawasan itu memang titik ramai pusat belanja, kuliner, hingga perkantoran yang membuatnya bertambah padat. Selain itu, ada pula pom bensin yang areanya kerap dilintasi pengendara yang hendak mengambil jalan pintas melaju saat macet.

Pekerja di Jogja lainnya, Zain (25), juga mengaku terkadang resah lantaran parkir beberapa pertokoan di sana terlalu mepet dengan badan jalan. “Banyak parkir yang terlalu mepet jalan jadi ketika keluar masuk kendaraan, pengendara yang lain terganggu. Agak nambah macet. Apalagi sekarang ada beberapa lubang proyek,” keluhnya.

Baca halaman selanjutnya…

Pernah jadi lampu merah terlama Dishub DIY

Perempatan ringroad Condongcatur pernah jadi lampu merah terlama di Jogja

Selain itu, titik perempatan ringroad Condongcatur tercatat pernah jadi lampu merah terlama di bawah pengawasan Dishub Provinsi DIY. Sebagai informasi, lampu merah ada yang berada di bawah naungan Dishub Kabupaten/Kota dan ada yang berada di bawah koordinasi Dishub Provinsi langsung. Lampu merah Pingir yang terkenal lama berada di bawah naungan Dishub Kota Yogyakarta.

Pada Agustus 2022 silam, Mojok mendapat data durasi lampu merah terlama di bawah kewenangan Dishub Provinsi DIY berada di perempatan ringroad Condongcatur. Total durasi persinyalan simpang Condongcatur yang menghubungkan Jalan Afandi dengan Jalan Anggajaya (selatan ke utara) ternyata 184 detik. Siklus 184 detik itu sudah termasuk lampu merah, kuning, dan hijau.

Data Dishub DIY 2022 (Mojok.co)

Selain itu, siklus APILL arah utara-selatan dan barat-timur di Condongcatur juga berbeda. Arah utara-selatan durasi lampu merahnya 151 detik, hijau 30 detik, dan kuning 3 detik. Sedangkan arah barat-timur durasi lampu merahnya 131 detik, hijau 50 detik, dan kuning 3 detik.

Dulu, simpang Kentungan di barat perempatan ringroad Condongcatur juga punya kepadatan serupa. Tapi kehadiran underpass yang mulai beroperasi di Kentungan tahun 2020 lalu lumayan bisa mengurai kepadatannya.

Namun, sebenarnya, durasi APILL kerap berubah-ubah. Terutama di titik-titik yang sistem ATCS sudah terpasang. Melalui control room di Dishub, lampu merah dan hijau bisa diatur sedemikian sesuai situasi dan kondisi di lapangan.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA: Menunggu Lampu Merah Pingit Jogja Bisa Sambil Masak Mi Instan dan Curhat, Tak Kalah Menyiksa dari Kalibanteng Semarang

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version