Tempat healing anak-anak kampung
Yang menarik, pada malam Minggu itu ada segerombolan anak-anak usia SMP tengah main-main di pasar malam Margorejo Surabaya tersebut. Mereka tampak hanya jalan-jalan saja, sesekali saling gojlok dan tertawa-tawa.
Saya lantas menghampiri mereka. Mereka awalnya tak cukup welcome. Tapi dengan sedikit pendekatan, akhirnya obrolan kami pun cair. Empat anak SMP itu ternyata asli Surabaya sendiri. Tinggal di rumah kecil di gang-gang sempit Wonocolo.
“Hiburan anak-anak sini pas malming kalau nggak ke warkop, rental PS, atau ya cangkrukan aja lah di mana gitu. Ini karena lagi iseng aja pengin main di pasar malam,” ujar Rio, bocah bergaya rambut mullet.
Kata Rio, kalau mau agak nekat sedikit, mereka biasanya pinjam motor orang tua untuk main ke Taman Apsari atau skate park Ketabang Kali. Keduanya berdekatan. Dan memang setiap malam Minggu sering jadi jujukan banyak orang.
Tapi umumnya anak-anak SMP hingga SMA akan ke skate park Katabang Kali. Tempatnya sendiri berisi deretan warkop-warkop di tepian Kalimas Surabaya. Lalu di paling ujung terdapat arena anak-anak bermain skate board.
“Ke sana ya nonton-nonton aja, seru soalnya,” kata Rio.
“Nggak jalan-jalan ke Jalan Tunjungan?” tanya saya.
“Banyak polisi di Jalan Tunjungan. Aku kan nggak punya SIM. Lagipula Jalan Tunjangan itu tempat mahasiswa atau orang-orang kaya bergaya. Anak-anak kampung kaya aku cukup di pinggir-pinggir kali atau pasar malam kayak gini,” jawab Rio sembari kebal-kebul menyesap rokok.
Tawa dan keceriaan di pasar malam Margorejo
Karena tak bisa berlama-lama di pasar malam Margorejo Surabaya, saya lalu beranjak ke parkiran motor. Dalam perjalanan menuju tempat parkir itu, pandangan mata saya merekam aneka ekspresi di pasar malam Margorejo.
Anak-anak yang tertawa riang. Ibu-ibu dengan wajah sumringah mengikuti anaknya yang berlarian menuju wahana yang diinginkan. Juga sepasang kekasih yang tengah bermesraan di tengah keramaian.
Dari gayanya berbusana, mayoritas mereka dari kalangan menengah bawah di Surabaya. Kalangan yang mencoba tetap bahagia di tengah kemirisan hidup di Kota Pahlawan.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.