#3 Mahasiswa Jurusan Teknik ITS sulit lulus
Baik Akmal maupun Hafiz mengaku mata kuliah yang mereka pelajari terbilang sulit, sehingga butuh kerja keras yang luar biasa untuk lulus. Itulah kenapa mahasiswa Jurusan Teknik dituntut solid.
“Aturan akademik di kampus tuh ketat banget, jadinya kami nggak ada yang berani menyontek sama sekali,” ujar Akmal.
“Misal, waktu ujian ketahuan ngobrol dikit saja bisa jadi nilainya langsung dikasih E, dengan kata lain ya ngulang mata kuliah,” lanjutnya.
Belum lagi para dosennya yang terkenal “pelit”. Menurut Akmal, ada beberapa dosen di jurusan tertentu yang susah memberikan nilai bagus.
“Malah sering kali, satu kelas bisa ngulang mata kuliah,” kata mahasiswa ITS, Surabaya tersebut.
Namun, tentu tidak semua dosen di jurusan mereka killer. Ada juga mahasiswa yang mudah menangkap materi saat dosen menjelaskan atau belajar mandiri. Alhasil, nilainya pun tetap bagus dan lulus tepat waktu.
Sementara itu, Hafiz berujar lama tidaknya mahasiswa lulus tergantung dari semangat dan tanggung jawab mereka dalam menyelesaikan studi. Menurut dia, apa yang sudah dimulai harus diselesaikan.
Ia juga sanksi apabila mahasiswa Jurusan Teknik dibilang suka mencontek, karena pada kenyataannya budaya tersebut tak hanya bisa dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Teknik. Ia berujar jika mayoritas lulusan teknik adalah sarjana terapan yang lebih banyak praktik.
“Di jurusan manapun, mencontek itu sebuah kesempatan bukan tentang jurusan yang ditempatkan,” kata mahasiswa Jurusan Teknik Kimia ITS tersebut.
#4 Bukan kumpulan mahasiswa red flag
Untuk stigma yang satu ini, Akmal dan Hafiz sepakat menolak anggapan jika mahasiswa Jurusan Teknik mayoritas red flag. Menurut Akmal, mereka mahasiswa teknik sudah terbiasa bergaul dengan bawaan yang santai. Pun juga, tidak terlalu sulit bagi mereka untuk berteman dengan perempuan.
Apalagi, di jurusannya jumlah laki-laki dan perempuan terbilang seimbang alias rata. Tidak ada yang lebih dominan, sehingga mereka bisa dengan mudah berinteraksi.
Hanya saja, perempuan memang perlu waspada. Mahasiswa teknik yang mendekati mereka, bukan berarti menggoda walaupun bisa jadi memang ada ketertarikan. Namun, tak menutup kemungkinan jika mereka hanya ingin berteman. Situasi itu juga umum dilakukan, selain dari mahasiswa teknik.
“Mungkin ada cewek yang ngiranya lebih, padahal si cowok ini cuman mau akrab. Soalnya kalau anak teknik sudah serius, mereka nggak bakal main-main,” ujarnya.
Akmal juga menegaskan bahwa mahasiswa Jurusan Teknik terbilang setia dan tidak bermaksud merayu lawan jenis tanpa niat serius. Sejauh ini, ia memang belum pernah pacaran semenjak kuliah. Namun, ada salah satu cewek yang ia taksir.
“Aku masih dekat aja, tapi belum berani ke arah yang lebih serius karena memang inginnya kalau udah yakin langsung ke jenjang yang lebih serius,” kata dia.
Senada dengan Akmal, Hafiz berujar tidak semua laki-laki di Jurusan Teknik adalah buaya. Ia sendiri berhasil membuktikannya. Kini, hubungan Hafiz bersama pacarnya yang juga mahasiswi teknik sudah berlangsung selama lima bulan.
“Kami saling menjaga dan menguatkan. Kembali lagi, hubungan tentang orangnya, bukan stigma dan kondisinya,” kata mahasiswa ITS, Surabaya tersebut.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editror: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Ditolak ITS 2 Kali, Universitas Brawijaya Selamatkan Saya untuk Tetap Kuliah di Kampus Bergengsi atau Liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












