Abduh (28) baru pertama kali ini menggunakan Honda PCX 150 miliknya untuk mudik lebaran dari Surabaya ke Kecamatan Ngunut, Tulungagung. Padahal, motor itu sudah dimilikinya sejak tahun 2019. Hadiah dari kedua orang tuanya.
Ia penasaran saja bagaimana rasanya mudik menggunakan motor, sebab selama ini ia selalu menggunakan moda kereta api. Hitung-hitung pamer juga ke warga desa. Toh, motor ini terkesan mewah dan dianggap bisa menaikkan kasta.
Honda PCX 150 punya body yang “mewah”
Desain tubuh Honda PCX 150 yang terlihat gagah menjadi salah satu alasan Abduh kepincut untuk memiliki motor tersebut. Lebih dari itu, ia merasa Honda PCX 150 punya kualitas yang bagus dari segi mesin.
“Sangat cocok untuk pergi ke luar kota,” ucap Abduh, Selasa (25/3/2025).
Tapi, karena desain tubuhnya juga, motor tersebut jadi sulit dikendalikan. Ia tidak bisa berkelok-kelok seenaknya atau nyempil seperti Yamaha Mio. Oleh karena itu, Abduh harus ekstra hati-hati dan lebih ahli mengendarai.
Abduh mengaku sering kesusahan saat harus melewati gang-gang sempit. Apalagi, jika jalanan mulai ramai dilalui oleh truk-truk besar, hingga menyebabkan macet. Polusinya pun makin tak karuan.
Kalau sudah begitu, Abduh akan memilih jalan-jalan tikus. Risikonya, ia jadi sering salah arah dan bikin mumet selama berjam-jam.
“Saat salah arah, aku berusaha bertanya ke penduduk sekitar untuk lebih mengenal medan,” kata dia.
“Kadang-kadang, aku dapat jalan alternatif lebih cepat, tapi ya begitu. Lagi-lagi jalan alternatinya kurang merata,” ucap Abduh.
Cocok untuk perjalanan jarak jauh
Namun, hal itu tak menjadi masalah besar bagi Abduh. Sebab, fokusnya sudah teralihkan oleh keunggulan Honda PCX 150 yang minim getaran, meski dipacu dengan kecepatan tinggi.
Bayangkan saja, sepanjang perjalanan dari Surabaya ke Tulungagung, Abduh merasa tenang-tenang saja saat melewati gronjalan. Di mana, jalanan desanya saat itu tidak terlalu mulus atau masih berupa tanah berbatu. Biasanya, Abduh akan mengatur kecepatan minimal 60 kilometer perjam agar bisa menikmati perjalanan.
“Aku bisa menikmati perjalanan melewati desa-desa yang jalannya kurang merata,” ucapnya.
Memaklumi body Honda PCX 150
Ia juga memaklumi jika Honda PCX 150 memiliki desain tubuh yang besar. Dengan begitu, kapasitas bagasinya pun tergolong besar. Muat untuk mengisi banyak barang. Walaupun, Abduh biasanya hanya membawa kebutuhan barang secukupnya, seperti sebuah ransel berisi pakaian ganti.
Karena kapasitas bagasinya yang besar, maka joknya pun terasa luas. Bikin leluasa juga saat dipakai berboncengan. Belum lagi, tinggi joknya mencapai 764 milimeter. Lagi-lagi, pilihan tepat bagi penumpang yang ingin menikmati pemandangan. Syukur-syukur, kakinya bisa selonjoran.
Selain luas bagasinya yang besar, kapasitas tangkinya juga terbilang unggul jika dibandingkan dengan jenis motor Honda lainnya. PCX 150 rata-rata memiliki kapasitas tangki sebanyak 8 liter, sehingga cocok digunakan untuk perjalanan jarak jauh.
Abduh mengaku tidak merasa bosan di jalan walaupun harus menempuh perjalanan selama enam jam untuk tiba di Kecamatan Ngunut, Tulungagung.
Honda PCX 150 tidak mengecewakan
Meski begitu, Honda PCX 150 tetaplah motor yang tidak sempurna. Mojok pernah menuliskan pengalaman seorang pengendara Honda PCX 150 yang dipenuhi kekesalan karena masalah kelistrikan.
Suatu hari, Rizky tiba-tiba tidak bisa menyalakan motornya. Berkali-kali ia menghidupkan mesinnya, tapi Honda PCX 150 miliknya sudah gondok tidak karuan. Rizky pun tak kalah dongkol.
Ia sudah mengecek aki dan fisik motornya. Namun tak menemukan keanehan. Beberapa waktu berlalu, barangkali ia memang harus menunggu sebentar hingga motornya mau nyala. Namun, upaya itu nihil.
Rizky akhirnya membawa Honda PCX 150 miliknya ke tukang aki. Siapa tahu kalau akinya sudah diganti, motornya bisa nyala. Ndilalah, kok tetap tidak bisa hingga akhirnya ia membawa motor tersebut ke bengkel AHASS.
“Teknisinya bilang, setelah beberapa jam kemudian kalau salah satu soket listrik saya meleleh. Bajindul!” keluh Rizky.
Beruntung, Abduh tak pernah mengalami kesialan Rizky. Selama 6 tahun memiliki Honda PCX 150, Abduh belum pernah merasa dikecewakan.
“Oke lah untuk mudik. Bisa juga buat silaturahmi di hari raya dan unjung-unjung ke tetangga yang rumahnya jauh,” ujar Abduh.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: 6 Tahun Pakai Scoopy Pemberian Bapak, Motor “Gemuk” yang Nyaman Dipakai Saat Melewati Jalan Terjal di Jawa Timur atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.
