Kerja menantang di yayasan sosial Jogja
Tentu saja jalan yang dilaluinya tak berjalan mulus. Alfi harus memecahkan masalah terbesar yakni bagaimana mengaplikasikan teknologi dalam konteks sosial yang beragam. Sebab, kata dia, tidak semua orang yang berada di lapangan akrab dengan teknologi.
“Jadi, saya harus bisa menjelaskan atau menyederhanakan sistem yang dibuat agar mudah digunakan,” ujar Alfi.
Selain itu, keterbatasan sumber daya juga menjadi tantangan tersendiri baginya dalam mengembangkan solusi yang efektif. Namun, tantangan itu tak membuat semangat Alfi surut. Ia jadi makin menikmati pekerjaan tersebut.
“Selain karena bidangnya sesuai passion, saya juga merasa bahwa apa yang saya kerjakan bisa memberikan dampak positif bagi orang lain,” ucapnya.
Tapi sebagai warga asli Jogja yang ironi melihat UMR Kota Pelajar, kerja di yayasan terbilang masih menguntungkan bagi Alfi. Setidaknya, upahnya bisa dipakai untuk biaya kuliah dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Ternyata Tuhan punya rencana lebih besar. Yayasannya mendapat tawaran kerja sama dengan Amazon Web Service, anak perusahaan teknologi Amazon dari Amerika Serikat.
Kesempatan emas: kerja sama dengan Amazon
Beberapa bulan setelah Alfi masuk, yayasannya mendapat tawaran kerja sama dengan Amazon Web Service (AWS). Sebuah perusahaan teknologi terbesar asal Amerika Serikat yang menyediakan cloud computing. Alfi yang awalnya berfokus pada pembinaan penelitian, kini ditunjuk sebagai master trainer.
Cloud computing sendiri mrupakan teknologi yang menyediakan sumber daya komputasi seperti penyimpanan data, server, jaringan, dan perangkat lunak, melalui internet. Dalam kerja sama tersebut, Alfi mendapatkan kesempatan sebagai seorang master trainer atau penyampai materi.
“Jadi, kontrak kerja sama antara yayasan dan AWS ini tujuannya memang mengedukasi soal cloud computing, sekaligus memasarkan layanan mereka ke seluruh SMA/SMK di Indonesia,” kata Alfi.
AWS sendiri menawarkan lebih dari 200 layanan berfitur lengkap dari pusat data secara global sehingga mengurangi biaya dari perusahaan, baik rintisan maupun perusahaan besar, serta lembaga pemerintah terkemuka.
Sebagai seorang master trainer, Alfi bisa mendapatkan upah berkali lipat dari yang biasanya, yakni sekitar Rp45 juta per bulan. Jujur saja, Alfi cukup terkejut karena itu merupakan pengalaman kerja pertamanya dengan gaji yang besar. Selama ini, ia belum pernah resmi bekerja, selain magang saat SMK dan dibayar dengan upah seadanya.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Pekerja Surabaya Bergaji Dua Digit “Hijrah” ke Jogja Imbas Efisiensi Prabowo, Berakhir Derita karena Kecilnya UMR atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












