Menjadi Driver Ojol Adalah Jalan Ayahku Menaklukkan Nasib, Meluluskan Kuliahku yang Sudah di Ujung Tanduk

Menjadi Driver Ojol Adalah Jalan Ayahku Menaklukan Nasib, Meluluskan Kuliahku yang Sudah di Ujung Tanduk.MOJOK.CO

Ilustrasi Menjadi Driver Ojol Adalah Jalan Ayahku Menaklukan Nasib, Meluluskan Kuliahku yang Sudah di Ujung Tanduk (Mojok.co)

Berkat menjadi driver ojol, seorang ayah berhasil menuntaskan kuliah anaknya yang sudah berada di ujung tanduk. Padahal, jalan hidup ini sebelumnya tak pernah terpikirkan olehnya. Namun, kini profesi itu telah mengubah nasibnya.

***

Yatun (25) tak pernah menyangka kalau hidupnya bakal penuh dengan plot twist. Baginya, Tuhan sangat maha membolak-balikan nasib. Dari yang awalnya di atas angin, kemudian terpuruk, makin terperosok ke dalam keterpurukan, hingga kembali bangkit.

“Yang pasti, semua perjalanan hidup ini kayak serba tiba-tiba aja. Tiba-tiba jatuh, tiba-tiba ada yang diambil sama Tuhan, sampai dapat rezeki yang berlimpah pun juga tiba-tiba,” kata lulusan kampus swasta di Jogja ini, Senin (25/11/2024) malam, mengingat perjalanan hidupnya.

“Kalau ada sutradara yang mau mengadaptasi cerita hidupku, kisahnya bisa lebih mewek dari Miracle in Cell no. 7. Hahaha,” gurau perempuan yang memang hobi menonton film ini.

Nekat kuliah dengan semua keterbatasan

Yatun adalah satu dari banyak orang yang nasibnya berubah berkat “mengenal” ojol. Lebih tepatnya, karena dia mempertemukan ayahnya dengan profesi driver ojol.

Namun, sebelum sampai pada episode tersebut, Yatun sudah mengalami banyak hal yang menurutnya jika dirangkai ke dalam sebuah babak novel, “belum ada kata yang bisa mewakili.”

Pada 2019 lalu, dia nekat berkuliah. Karena tak lolos kampus negeri, jalan ninja ke kampus swasta pun diambil–lengkap dengan ancaman biaya kuliah mahal. Yatun menyebut itu sebagai kenekatan mengingat keluarganya memang hidup pas-pasan.

Bapaknya adalah tukang ojek pengkolan, yang kadang nyambi kerja serabutan. Sementara ibunya merupakan buruh pabrik yang gajinya mentok UMR Jawa Tengah.

“Mungkin karena aku anak tunggal, jadi banyak keinginanku yang didukung orang tua tanpa ada pertanyaan. Termasuk kuliah, meski mereka sadar biayanya tidaklah murah,” jelasnya, menunjukkan bagaimana ortunya amat menyayanginya.

Harta yang paling berharga direnggut Covid-19

Kehidupan perkuliahan Yatun jalani dengan penuh sukacita. Bahkan, berbagai kebanggaan dia dapatkan selama semester satu. Termasuk IPK tinggi, aktif di komunitas, sampai berkesempatan mendapatkan beasiswa.

Sayangnya sukacita ini berumur sangat pendek. Pandemi Covid-19 mengubah semuanya. Mulai dari kehidupan kuliah, keluarga, hingga jalan hidupnya, menjadi tak sama lagi.

“Semenjak Covid, semuanya berubah. Ibu kena PHK dari pabrik, penghasilan ayah juga anjlok drastis, sementara hidup dan kuliah must go on. Nasibku yang dari biasa-biasa aja, menjadi menderita,” kata Yatun dengan penuh kesedihan.

“Tapi dari semua episode kemenderitaan ini, yang paling membekas adalah momen di saat aku harus kehilangan ibu. Beliau ninggalin aku sama ayah karena Covid, awal 2021 lalu.”

Tahun 2021 adalah momen pembalikan. Bagi dia hidup sudah tak sama lagi. Makan tak ada rasa, tidur tak pernah nyenyak, dan kuliah pun juga terancam berakhir dini karena uang yang tak dipunyai.

Mengenal profesi driver ojol berkat grup Facebook

Sepanjang 2021, Yatun memutuskan cuti kuliah. Keterbatasan biaya menjadi penyebabnya. 

Sayangnya, selama cuti, ia merasa menjadi beban tersendiri bagi ayahnya. Bagaimana tidak, ayahnya yang seharusnya bisa kerja serabutan sebagai kuli di luar kota, harus mengurungkan niatnya karena tak tega meninggalkan anaknya sendirian kala itu.

“Ayah selalu bilang nggak tega ninggalin aku sendirian di rumah. Makanya, ayah cuma serabutan jadi kuli paling jauh di desa tetangga gitu. Hanya biar setiap hari ketemu denganku,” ujarnya.

Sepanjang di rumah aja, tak ada banyak hal yang bisa Yatun lakukan. Kesehariannya adalah main medsos sambil berharap ada pekerjaan freelance yang bisa dia kerjakan.

Namun, siapa sangka, rutinitasnya main Facebook justru membawanya ke hal yang bakal mengubah nasibnya.

“Entah gabut apa gimana, aku aktif aja berinteraksi di grup Facebook yang isinya driver ojol. Di sana mereka berkeluh kesah, berbagi cerita, sampai aku sendiri cukup aktif dan akrab dengan beberapa kenalan online,” kisahnya.

“Di grup itu juga, aku nemuin soal pendaftaran driver ojol. Setelah sharing-sharing sama para driver ojol lain, banyak yang meyakinkan, ‘coba aja bujuk ayahmu buat daftar’.”

Menjadi driver ojol adalah win-win solution

Sejak diyakinkan oleh beberapa driver ojol lain, Yatun tak punya keraguan untuk mendaftarkan ayahnya. Toh, ayahnya punya pengalaman lama sebagai tukang ojek pengkolan. Dan, ayahnya buka tipe bapak-bapak gaptek yang tidak melek teknologi.

“Pikirku, ini sih pekerjaan yang paling cocok. Dan, syukurnya, beliau tanpa basa-basi menerima. Karena memang tiap kali aku minta apa, beliau nggak punya kata-kata buat menolak. Hehehe,” guraunya.

Tibalah saatnya ayah Yatun resmi menjadi driver ojol pada akhir 2021 lalu. Boleh dibilang, itu menjadi pekerjaan full time. Biasanya, ayahnya mulai keluar rumah jam 8 pagi dan pulang menjelang petang. Ada kalanya, kalau sedang tak bisa tidur, ayahnya pergi ke terminal kotanya buat mencari tambahan.

“Yang ayah syukuri adalah, dia tetap bisa bekerja tanpa harus meninggalkanku jauh ke luar-luar kota gitu. Selalu pulang, itu intinya.”

Kala itu, Yatun bilang orderan ayahnya lagi gacor-gacornya. Tiap malam, ayahnya selalu bawa pulang “makan enak”. Wajah-wajah lesu yang hari-hari dia saksikan, kini sudah tak terlihat lagi.

“Dan yang terpenting bagi ayahku, dia bisa menabung tiap harinya. Ayah nggak pernah mau kalau kuliahku berhenti di tengah jalan,” tuturnya.

Sebuah jalan untuk menuntaskan kuliahnya

Sejak pertengahan 2022, Yatun kembali melanjutkan kuliahnya. Dia dan ayahnya seolah memulai kehidupan baru setelah terpuruk di tahun-tahun sebelumnya.

Soal biaya kuliah, dia mengaku tak kesulitan lagi. Ayahnya selalu mengabarkan kalau semuanya baik-baik saja. Namun, karena ingin sedikit meringankan beban ayahnya yang full time sebagai driver ojol, di penghujung masa kuliahnya Yatun memutuskan bekerja sampingan dengan mengajar les privat.

“Pertengahan tahun ini (2024) aku berhasil lulus. Nggak ada yang bisa kulakuin selain nangis dan meluk ayahku kemarin,” ucapnya dengan penuh haru.

“Kami melalui hidup yang penuh plot twist ini dengan menerima tantangan Tuhan yang maha membolak-balikan nasib tapi sayang sama umatnya,” pungkasnya.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA Ibu Tunggal ini Rela Tinggalkan Pekerjaan di Malaysia dan Jadi Driver Ojol di Jakarta demi Anak

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version