Hobi Berkelahi Bukan Berarti Masa Depan Suram, Bisa Buktikan Prestasi di Arena MMA

ilustrasi petarung MMA yang hobi berkelahi. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Pertandingan mixed martial arts (MMA) atau seni bela diri campuran cocok bagi orang-orang yang ingin mengeluarkan hasrat berkelahi. One Pride selaku penyelenggara punya keinginan untuk mengadakan pertandingan olahraga MMA di Yogyakarta tiap satu tahun sekali. Minimal kalau kamu berprestasi, hadiahnya tak hanya uang dan medali

***

Banner-banner bergambar wajah para pemain One Pride MMA 83 King Size New Champions terpampang di sepanjang jalan menuju GOR Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Di luar parkiran GOR UNY, sudah terdengar riuh para penonton.

Saya sedikit terlambat menghadiri gelaran olahraga para petarung malam itu, sebab jalanan macet pada Sabtu (12/10/2024). Mohon maklum, sebab acaranya beriringan dengan jadwal muda-mudi Jogja bermalam Minggu. Meski begitu, rasanya sayang jika melewatkan pertandingan yang diadakan hanya satu tahun sekali itu.

Kali Kedua MMA Hadir di Yogyakarta

2024 ini adalah tahun kedua Yogyakarta terpilih sebagai tempat gelaran MMA, karena antusias masyarakat Jogja tahun lalu.

CEO PT One Pride untuk Indonesia, Fransino Tirta membeberkan Yogyakarta menjadi salah satu top lima penonton terbanyak One Pride MMA menurut A.C. Nielsen, suatu perusahaan riset pasar.

Dia optimis ada sekitar 2 ribu orang yang menonton ajang One Pride MMA 83 King Size New Champions kali ini. Buktinya, masyarakat Jogja dari berbagai usia sudah memadati tribun GOR UNY yang luasnya 7.880 meter persegi sejak pukul 19.00. Padahal, pertandingan “istimewa” perebutan sabuk dimulai pukul 22.00.

Penonton dapat melihat 14 pertandingan. Pihak promotor telah menjaring sebanyak 28 fighter. Petarung MMA paling muda berusia 16 tahun, sedangkan yang paling tua berusia 44 tahun. Namun, syarat pendaftaran One Pride MMA tidak berpatok pada usia, melainkan kelas-kelas berat badan.

Iming-iming untuk anak muda menjadi petarung MMA

Yogyakarta sendiri “terkenal” dengan aksi klitih atau kejahatan jalanan saat malam. Padahal berbagai upaya sudah dilakukan, mulai dari pemberlakuan jam malam hingga sekolah khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum.

Fransino ingin menumbuhkan rasa cinta anak muda terhadap MMA sebagai kegiatan yang positif. Bonusnya, sasana di Yogyakarta makin menjamur. Syukur-syukur, jika ada yang termotivasi sebagai petarung profesional. Selain dapat uang dan medali, petarung bisa berbangga diri, tidak meresahkan masyarakat karena berkelahi.

“Kami berharap dengan adanya One Pride masyarakat Yogya dan sekitarnya bisa menyalurkan bakat dan hasrat ‘kekerasannya’ di jalur prestasi, sehingga tidak lagi meresahkan masyarakat, tetapi menjadi panutan masyarakat,” ucap Fransino Tirta pada Sabtu (12/10/2024).

Saling membanggakan daerah masing-masing

Petarung MMA yang memperebutkan sabuk juara interim kelas strawweight di One Pride MMA. MOJOK.CO
Petarung MMA yang memperebutkan sabuk juara interim kelas strawweight di One Pride MMA. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

Satu di antara pertandingan itu menjadi “istimewa”, sebab para petarung yang memiliki berat badan 52,2 kilogram akan memperebutkan sabuk juara interim kelas strawweight. Petarung yang akan bertanding di kelas tersebut adalah Novan Kaunang (The Messenger) versus Rustam Hutajulu (The Black Dragon).

Sorakan para penonton terdengar ketika Rustam masuk lebih dulu menuju ring. Dia mengenakan pakaian adat Sumatera Utara–provinsi tempatnya lahir. Dilanjut oleh Novan yang mengenakan pakaian adat Sulawesi Utara. Dalam perjalanannya di One Pride MMA, kedua provinsi tersebut sering menjadi rival daerah.

Rustam adalah mantan raja di kelas straw, sementara Novan mantan raja di kelas atom. Menengok lebih ke belakang, Rustam pernah mengalahkan mantan pelatih Novan Kaunang, yakni Billy Pasulatan asal Sulawesi Utara. Meski begitu, Novan sebagai atlet termuda tak merasa takut bahkan jika harus bertanding sebanyak lima ronde.

“Untuk Rustam Hutajulu yang katanya ingin memberikan gua pelajaran, gue akan memberikan lu pembantaian habis-habisan,” ucap Novan sebelum bertanding.

Jual beli serangan antar petarung MMA di dalam ring

Duel MMA antara Novan dan Rustam dimulai setelah wasit menyuruh mereka bersentuhan sarung tinju. Di ronde pertama, baik Rustam dan Novan melakukan jual beli pukulan dan tendangan. Namun, keduanya sama-sama lincah untuk menghindar. 

Hampir satu menit berlalu, Rustam mengambil pertarungan ground. Dia berkali-kali memancing Novan ke bawah. Selama dua setengah menit, The Messenger berusaha bertahan menghadapi ajakan Rustam, hingga akhirnya berhasil lolos dan bangkit. 

Pada posisi berdiri, Novan menendang bagian paha Rustam berkali-kali, sementara The Black Dragon masih mempertahankan posisinya di bawah hingga ronde pertama berakhir. 

Pertandingan MMA di ronde kedua tak jauh berbeda. Keduanya saling memojokkan ke sudut. Rustam tak terlihat kewalahan meski menggunakan strategi yang sama. Dia bahkan memposisikan diri layaknya orang bersantai selang waktu beberapa detik, sambil mengatur napas.

Membekuk petarung lama sampai menyerah

Petarung MMA melakukan ground di One Pride MMA. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co).

Pada ronde ke tiga, Rustam memulai dengan melepaskan tendangan tapi langsung dihindari oleh Novan. Novan membalasnya dengan pukulan. Keduanya saling beradu kemampuan striking. 

Pada menit 2.39 detik, Novan mendapat kesempatan untuk menjatuhkan tubuh Rustam. Lalu berhasil menguncinya. Novan yang berada di posisi mount menindih tubuh Rustam selama lebih dari 30 detik. 

Novan berhasil mengambil peluang untuk melakukan kuncian Kimura. Dia menindih kepala Rustam, lalu memiting bagian pergelangan tangan lawannya. Rustam yang tak sanggup akhirnya menepuk sebelah tangannya sebagai tanda menyerah.

“Rustam ini mudah emosi, jadi saya menunggu dia sampai dia capek. Saya sabar. Walaupun saya sadar sebenarnya banyak ruang yang bisa dikunci. Tapi saya nunggu dia capek,” kata Novan usai pertandingan.

Seperti kata Fransino Tirta, pertandingan MMA bisa menjadi motivasi bagi orang lain dengan minat yang sama. Salah satunya Yoan (22). Dia berdecak kagum saat melihat pertandingan MMA malam itu, apalagi saat petarung berhasil mengenakan sabuk juara. Pria asal Boyolali itu berharap bisa mengikuti jejak para pemenang.

“Saya akan terus berlatih, agar bisa menjadi seperti mereka,” kata Yoan.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Jogja Gelut Day Disambut Antusias, Jawara Klitih Bakal Berlaga di MMA

Ikuti artikel dan berita MOJOK lainnya di Google News

Exit mobile version