Wisata candi seperti Borobudur di Magelang serta Prambanan dan Ratu Buko di Sleman, Yogyakarta masih menjadi primadona bagi wisatawan di tengah kondisi ekonomi yang lesu. InJourney Destination Management mencatat kenaikan kunjungan wisatawan di masa libur Lebaran 2025 sebesar 25 persen dibandingkan periode tahun lalu.
***
Mojok pernah mewawancarai beberapa warga dari luar daerah soal rencana mereka pergi liburan saat Lebaran 2025. Ines (23) misalnya. Perempuan asal Surabaya itu tidak berminat pergi wisata karena kondisi ekonomi yang belum stabil. Alih-alih liburan, Ines memilih menabung untuk biaya kuliah di mana ia juga harus mengerjakan tugas akhir.
“Sebenarnya ya karena lagi menyelesaikan tugas akhir yang pengeluarannya cukup banyak,” ujar Ines kepada Mojok sembari menyertakan emoticon tawa di ujung pesan WhatsApp-nya, Sabtu (22/3/2025).
Belum lagi, ia harus mengeluarkan uang lebih untuk ongkos transportasi, penginapan, tiket masuk, makan, oleh-oleh, dan tetek bengeknya. Alhasil, Ines lebih memilih menyimpan dana pribadinya untuk kebutuhan yang lebih prioritas.
Begitu juga Rizaldi (30) yang sama sekali tak terbesit liburan ke luar kota bersama keluarga. Tahun ini menjadi tahun yang berat baginya lantaran harus pintar mengatur pengeluaran.
“Bapak saya habis operasi. April nanti kontrol lagi ke dokter, sehingga membutuhkan biaya yang lebih,” ujarnya.

Rizaldi khawatir ketika uangnya habis dipakai untuk mudik dan berwisata, ia sudah tidak punya lagi tabungan pasca Ramadan. Belum lagi, berdasarkan pengamatannya, pengeluaran di pertengahan tahun akan semakin berat.
Jajak Pendapat Kompas bahkan menyebut minat wisatawan terpantau menurun dibandingkan Lebaran 2024. Tahun ini, sebanyak 43,8 persen responden menyatakan jika mereka tidak akan berwisata pada libur Lebaran.
Candi Prambanan dapat kunjungan terbanyak
Nyatanya, wisata candi seperti Borobudur, Prambanan, dan Ratu Buko masih menjadi primadona bagi wisatawan di tengah kondisi ekonomi yang lesu. PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, & Ratu Boko (TWC) atau InJourney Destination Management mencatat sebanyak 182.219 wisatawan berkunjung ke tiga candi tersebut sejak Senin (31/3/2025) hingga Minggu (6/4/2025).
Secara rinci, ada 108.784 wisatawan yang berkunjung ke Prambanan, Sleman dan 67.536 yang berkunjung ke Borobudur. Sementara itu terdapat 5.899 wisatawan yang berkunjung ke Keraton Ratu Boko.
Kunjungan terhadap pertunjukan seni budaya Ramayana Ballet Prambanan, Roro Jonggrang dan Shinta Obong tak kalah banyak. Setidaknya, ada 3.617 wisatawan yang menonton pertunjukan tersebut dalam kurun waktu 1-6 April 2025.
Direktur Utama IDM Febrina Intan mengungkap jumlah kunjungan di atas mengalami pertumbuhan sebesar 25 persen dibandingkan periode Lebaran 2024.
Tiga destinasi TWC mencatatkan angka pertumbuhan cukup signifikan di TWC Prambanan sebesar 42 persen, TWC Borobudur naik 7 persen, TWC Ratu Boko sebesar 4 persen dan teater dan pentas sebesar 43 persen,” jelas Febrina di Prambanan, Sleman, Yogyakarta pada Senin (7/4/2025).
Bisa interaksi dengan Jumbo di Candi Prambanan
Mulanya, Febrina memang memperkirakan jumlah kunjungan yang mengalami penurunan seiring dengan arus balik mudik yang terjadi hingga Selasa (8/4/2025). Namun, ia tetap optimis jika target kunjungan wisatawan selama Lebaran 2025 akan tercapai.

“Program #LebarandiCandi masih menjadi magnet wisatawan di kawasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah,” ucapnya.
Mimpi itu pun menjadi nyata dengan pertumbuhan jumlah kunjungan tadi. PT TWC mencatat puncak kunjungan di seluruh destinasi wisata candi terjadi pada Kamis (3/4/2025) atau H plus 3 Lebaran. Di mana, sebesar 40.015 berkunjung ke tiga candi tersebut yakni 23.753 di Prambanan, Sleman. Lalu, 15.211 di Borobudur, dan 1.051 di Keraton Ratu Buko.
Melalui program #LebarandiCandi, PT TWC ingin memberikan suasana liburan yang tak biasa di candi. Oleh karena itu, mereka kembali menghadirkan Pasar Medang, bahkan berkolaborasi dengan karakter animasi film Jumbo yang bekerjasama dengan Kementerian Ekonomi Kreatif RI dan Visinema.
Pengunjung juga bisa menikmati beragam daharan lawasan atau makanan tradisional yang melibatkan UMKM lokal di sekitar destinasi. Tak hanya bekerjasama dengan UMKM lokal, TWC juga berkolaborasi dengan seniman lokal.
Menggaet seniman lokal
Misalnya, seperti di Sasana Karya Candi Prambanan, Sleman. Di sana, para pengunjung menonton atraksi pertunjukan musik dan parade tari dari penari Ramayana Prambanan Ballet. Pengunjung juga bisa berfoto dan berinteraksi dengan gaya maupun penampilan yang khas bersama penari.

Sedangkan, di Keraton Ratu Boko disajikan permainan tradisional yang bisa dicoba pengunjung, mulai dari enggrang, gangsing dan lainnya. Selain itu, pengunjung dihibur oleh iringan musik Srandul dan Gejog Lesung.
Beda lagi dengan pertunjukan seni di Panggung Rakyat Borobudur yang terletak di Kampung Seni Borobudur (KSB). Di sana terdapat kampung dolanan dan pertunjukan seni tradisional lokal, seperti tari Soreng, Dayakan, dan jathilan.
Pengunjung juga bisa melakukan aktivitas membuat kesenian UMKM sekitar seperti membuat kerajinan gerabah dan menganyam. Febrina menjelaskan program #LebarandiCandi tahun ini melibatkan 2500 UMKM lokal, 1500 seniman lokal dan 900 tenaga kerjalokal.
“Upaya kolaborasi berbagai pihak ini merupakan kunci pertumbuhan ekosistem yang mendorong pertumbuhan perekonomian lokal,” ujarnya.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Life Hack Liburan ke Candi dengan Budget Murah dan Nggak Bikin Kamu Bosan atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












