Beli motor Yamaha Aerox dengan hasil jerih payah sendiri awalnya biar terlihat gagah. Namun, lambat-laun malah jadi risih gara-gara mendapat cap jamet dan bocil FF nendang pintu hingga terpaksa menjualnya.
***
Setelah bertahun-tahun menggunakan motor Yamaha Mio Sporty butut pemberian bapak, Zikrul (27) akhirnya membeli motor Yamaha Aerox pada 2021.
Zikrul awalnya tak melirik Yamaha Aerox atau motor merek apapun saat ia kuliah per 2017. Meskipun teman-teman kuliahnya menggunakan motor yang lebih baik (bukan motor butut) dan beberapa bahkan menggunakan motor keluaran terbaru.
Alasan pemuda asal Surabaya itu simpel saja. Motor Yamaha Mio Sporty butut itu punya nilai sejarah yang membekas baginya. Karena merupakan motor pertama yang keluarganya miliki.
“Nah, dari hasil kuliah sambil kerja (jual beli sparepart bekas), aku punya tabungan buat DP Aerox,” ungkap Zikrul bercerita pada Mojok, Kamis, (18/8/2024)
Ia membeli motornya itu dengan sistem kredit pada 2021 dengan waktu pelunasan selama tiga tahun. Ia kepikiran untuk ganti motor karena kondisi Mio Sporty-nya sudah di tahap memprihatinkan. Sering mogok, warna merahnya sudah pudar, mesin dan tarikannya juga sudah tidak enak sama sekali. Maklum saja, sudah bertahun-tahun.
Beli motor Yamaha Aerox biar kelihatan gagah
Jika dari awal tak begitu melirik motor Yamaha Aerox, lantas kenapa akhirnya membeli motor tersebut?
Pada pertengahan 2021, saat masih mencari-cari motor apa yang cocok untuk dirinya, hatinya sreg dengan dua motor: Aerox dan PCX. Namun, setelah menimbang-nimbang, ia mantap menjatuhkan pilhan pada motor Yamaha Aerox warna hitam berkelir merah.
“Ini di luar urusan spesifikasi ya. Aku sreg aja dengan bodinya. Gagah. Aku merasa cocok karena badanku kan juga gede,” ungkap Zikrul yang memang memiliki postur tubuh tinggi kekar.
Maka saat motor itu mendarat di halaman rumahnya di sebuah kampung padat penduduk di Surabaya, Zikrul merasa bungah bukan main. Pertama, ia bisa membeli motor dari uang hasil jerih payahnya sendiri. Meski dengan sistem kredit.
Kedua, saat ia mencobanya, ia memang merasa terlihat lebih gagah. Tentu berbeda ketika tubuh tinggi kekarnya menaiki motor Yamaha Mio Sporty butut sebelumnya.
Label motor jamet
Sayangnya, lambat laun Zikrul malah makin resah mengendarai motor Yamaha Aerox-nya tersebut. Bukan karena “kecacatan” yang ada pada si Aerox. Karena Zikrul sendiri merasa nyaman-nyaman saja mengendarai motornya itu meski kadang ia membaca ulasan minor tentang spesifikasi Aerox di media sosial maupun blog di internet.
Hanya saja, ia pun bingung apa korelasinya, di Surabaya motor tersebut mendapat cap sebagai motor jamet. Setidaknya di lingkungan teman-teman kuliah Zikrul.
“2021-2022 itu kan masa-masa pandemi. Nah, waktu itu di TikTok dan X (dulu masih Twitter) ramai lah orang daerah tetangga sebelah Surabaya yang anak-anak mudanya gandrung pakai Aerox. Style-nya jamet,” ungkap Zikrul.
Dalam video-video pendek yang berseliweran di TikTok dan X, anak-anak muda tersebut membuat konten sinematik yang menunjukkan Aerox miliknya, baik yang masih ori maupun hasil modifan, dengan konsep jedag-jedug.
“Di X malah ada cewek-cewek, ya style jamet lah, kan ditanya, ‘Cowok idaman itu kalau naik apa?’ Jawabannya, ‘Mnimal Aerox.’ Ya begitu-begitu lah,” beber Zikrul.
“Ada juga bocil-bocil (laki-laki) yang bikin konten misalnya, ‘Jadilah pacarku, nanti kujemput pakai Aerox’,” sambungnya kesal.
Karena di lingkaran teman-teman kuliah hanya ia yang punya motor Yamaha Aerox, alhasil Zikrul menjadi bahan ceng-cengan. Padahal ia sendiri tak gitu-gitu amat. Ia mengendarai Aerox ya sebagaimana umumnya orang mengendarai motor. Secara gaya rambut dan gaya berbusana pun sebenarnya ia jauh dari karakteristik jamet.
Apalagi saat ternyata ia punya pacar tak lama setelah si Aerox miliknya kebeli. Teman-temannya membercandainya dengan ungkapan bahwa si cewek kepincut karena Zikrul pakai pelet Aerox.
Baca halaman selanjutnya…
Terpaksa dijual karena kena mental
Bocil FF nendang pintu
Ceng-cengan lain yang ia dapat adalah “tuduhan” berbunyi “Oh ini nih hasil nendang pintu rumah”.
Masih dalam rentang 2021 (bahkan) sampai 2023 (tahun kelulusan kuliah Zikrul), di berbagai media sosial sering berseliweran video bocil (dengan sebutan bocil FF) yang merengek-rengek pada bapak-ibunya agar dibelikan motor Yamaha Aerox.
Si bocil FF tersebut sampai menendang-nendang pintu rumah karena permintaannya tak ada sinyal bakal dituruti. Atas viralnya video itu, apalagi sering muncul di media sosial pula, tak ayal jika kemudian motor Yamaha Aerox diasosiasikan banyak orang sebagai “motor hasil nendang pintu”.
“Yang nendang pintu kan si bocil FF itu. Aku dan pengendara Aerox lain kan nggak ya. Awalnya saat dibercandain ya biasa aja. Tapi lama-lama risih juga,” tutur Zikrul.
Zikrul merasa tersinggung karena kenyatannya ia bisa punya Aerox dari hasil kuliah sambil kerja dan mengangsur pembayaran selama tiga tahun.
Terpaksa jual motor Yamaha Aerox
“Kamu nggak ikut kopdar sama geng jamet Aeroxmu?”
Pertanyaan itu mungkin bermaksud bercanda. Namun, Zikrul sudah kepalang risih dengan label-label—yang baginya tak berdasar dan tak masuk akal—padanya hanya karena ia mengendarai Aerox.
Memang, pengendara Aerox menjadi salah satu kelompok pengendara yang kerap mengadakan kopdar. Itu pun Zikrul tak melihat salahnya di mana. Sebab, mereka kopdar juga sekadar kumpul-kumpul. Tidak merusak dan tidak membuat kerusuhan.
“Ya karena makin jengkel, akhirnya kujual lah si Aerox hasil jerih payah sendiri itu pada akhir 2023. Uangnya buat beli motor lain,” kata Zikrul diringi tawa getir.
Sejak pakai motor lain yang Zikrul beli dari hasil menjual Aerox, ia mengaku sudah tidak ada lagi ceng-cengan mengarah padanya secara langsung.
“Tapi di medsos, kalau ada konten pengendara Aerox yang tolol-tolol, pasti mereka (temen-temen kuliah) ada saja yang nge-tag aku,” ujar Zikrul. Ia sendiri bingung, kenapa mereka sebegitunya pada motor Yamaha Aerox.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Hammam Izzuddin
BACA JUGA: Kenangan Pahit Bersama Jupiter MX Komeng, Ditolak Sebelum Menembak
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.