Nostalgia di Maganol, Toko Layang-layang Legendaris di Kota Semarang

Sejak tahun 1970.

Di Kota Semarang ada toko layang-layang legendaris. Namanya Toko Maganol. Toko ini memproduksi layang-layang dan benang gelas kualitas super.

***

Sabtu (19/2/2022) saat saya singgah di Jalan MT. Haryono, Kota Semarang, ada sebuah toko yang membuat saya penasaran. Tokonya tak terlalu besar. Namun, para pembeli dewasa dan anak-anak hilir mudik memadati toko tersebut.

Raut wajah riang terlihat pada anak-anak yang berada di depan toko, celotehan mereka bikin saya tersenyum. Kala itu, seorang bocah tengah menghitung uang yang ia bawa. “Duitku ada 10 ribu, kamu berapa sini dikumpulin biar bisa buat beli benang sama layangan,” kata bocah tersebut kepada teman-temannya.

toko layang-layang mojok.co
Toko layang-layang Maganol di Kota Semarang. (Anin Kartika/Mojok.co)

Pemandangan lainnya terlihat kala para pembeli membawa keluar sebuah layang-layang dan gulungan benang dengan berbagai warna dari toko tersebut. Saya pun mendekat dan masuk ke dalam toko yang dipadati para pembeli. Pandangan mata saya terhenyak ketika melihat banyaknya benang berwarna-warni di etalase toko.

Selain itu, ratusan layang-layang dengan beragam bentuk juga digantung dan ditumpuk di dalam toko yang dijaga oleh empat perempuan. Dalam benak saya, ini toko atau gudang layang-layang, lantaran sangat banyaknya gulungan benang dan layang-layang di dalam toko tersebut.

Layang-layang yang tak tergerus zaman

Saya pun menunggu agak lama sampai toko tersebut sedikit lengang, supaya bisa berbincang dengan sang empunya toko. Di tengah penantian, saya berbincang dengan salah satu pelanggan, dia adalah Muhammad (24) warga Demak. Ia mengatakan bahwa toko ini merupakan toko lawasan yang telah lama menjual pernak-pernik layang-layang.

“Dari zaman ayah saya dulu memang beli layang-layang di sini, dan saya teruskan. Layang-layang yang saya beli ini untuk dijual kembali,” ucap Muhammad.

Ia juga menjelaskan, toko legendaris tersebut dikenal kalangan warga Semarang dan sekitarnya dengan nama Maganol. “Toko ini namanya Maganol, warga Kota Semarang dan sekitarnya pasti tahu toko Maganol,” katanya yang sesaat kemudian mengambil barang pesanan lalu pemitan dengan saya.

Pernyataan dari Muhammad membuat saya tambah penasaran. Di tengah lamunan, seorang perempuan paruh baya memanggil saya dari balik etalase, ia adalah Fanny Setyawati (64) pemilik toko tersebut.

Fanny menanyakan, apakah saya akan membeli layang-layang di tokonya. Saya lantas mengutarakan maksud untuk mewawancarainya. Ia pun tersenyum dan mulai bercerita. Fanny menuturkan bahwa memang banyak yang mencari pernak-pernik permainan tradisional layang-layang di tokonya.

Fanny Setyawati, pemilik Toko Maganol. (Anin Kartika/Mojok.co)

Ia juga mengatakan bahwa Toko Maganol bisa disebut sebagai toko paling lengkap yang menjual pernak-pernik layang-layang. Toko Maganol telah berdiri puluhan tahun silam dan masih bertahan hingga sekarang.

“Toko ini berdiri sejak 1970, awalnya menjual benang layang-layang yang kami produksi sendiri, lalu berlanjut menjual layang-layang dan pernak perniknya sampai sekarang,” ucapnya.

Keterangan dari Fanny membuat saya mafhum, pantas saja toko ini disebut sebagai toko legendaris dan selalu ramai, ternyata sudah berdiri 52 tahun yang lalu. Namun menyoal nama Maganol masih menjadi pertanyaan bagi saya, apa arti dari Maganol itu sendiri.

“Maganol merupakan singkatan nomor toko yaitu 530. Memang dari dulu namanya Maganol, dan tidak berubah sampai sekarang,” jelas Fanny.

Saya baru tersadar arti kata Maganol. Fanny mengakui bahwa dirinya merupakan generasi kedua yang mengelola Toko Maganol. Ia telah mengelola toko layang-layang tersebut sejak tahun 1990. Toko Maganol dirintis oleh sang ayah mertua.

“Sekarang saya dan suami yang meneruskan toko ini, namun produksi layang-layang dan benang masih sama seperti dulu yaitu produksi kami sendiri,” terangnya.

Toko layang-layang Maganol. (Anin Kartika/Mojok.co)

Meski di tengah berkembangnya teknologi permainan yang membuat anak-anak banyak bergelut dengan gadget, namun menurut Fanny permainan tradisional seperti layang-layang tak tergerus zaman. Fanny bercerita, penjualan layang-layang banyak diburu oleh pembeli terutama ketika musim panas serta pada bulan Ramadan.

“Setiap hari 10 ribu layang-layang dan ribuan gulungan benang yang dijual di Toko Maganol diborong pembeli. Apalagi saat musim layang-layang seperti musim panas dan bulan puasa bisa lebih. Jadi meski ditengah zaman teknologi namun layang-layang masih dicari,” paparnya.

Benang dan layang-layang spesial

Ia menuturkan, berbagai jenis layang-layang yang dijajakan oleh toko Maganol dibandrol dari  harga termurah yakni Rp400 hingga ratusan ribu rupiah untuk layang-layang hias. Dari berbagai jenis layang-layang yang dijual, ada salah satu layang-layang yang menjadi ikon dari Toko Maganol.

Bentuknya masih sama dengan layang-layang pada umumnya, yang terbuat dari bahan dasar kertas dan bambu. Namun, Toko Maganol membuat ciri khas pada layang-layang tersebut. Ciri khasnya adalah layang-layang yang bertuliskan angka 530 yang disematkan pada kertas dengan warna merah, biru tua dan putih.

“Untuk benang dari Rp4.000 hingga Rp75.000, benang yang kami buat juga benang khusus, yang telah puluhan tahun digunakan untuk layang-layang. Kami juga bikin layangan khas Maganol, dengan tulisan 530 di badan layang-layang,” kata Fanny.

Seorang anak memegang layangan yang diproduksi oleh Toko Maganol. (Anin Kartika/Mojok.co)

Benang khusus yang disebutkan Fanny merupakan benang senar gelas layang-layang, yang secara khusus dibuat oleh sang ayah mertuanya dari awal Toko Maganol berdiri pada 1970 silam. Menurut Fanny, jenis benang layang-layang seperti senar gelas yang dijajakan oleh Toko Maganol sejak tahun 70-an memiliki kualitas terbaik sehingga diburu oleh para pembeli.

Ia menceritakan, pengalaman salah seorang pembeli yang mengaku selalu datang untuk kembali mencari benang senar gelas dari tokonya. “Ada pembeli itu dari dulu masih kecil, mungkin waktu beli ke sini masih SD. Sampai dia besar sekarang udah SMP. Kalau beli benang selalu disini, katanya benangnya awet sama selalu menang pas main layangan,” ucap Fanny sambil tertawa kala mengingat.

Bahkan hingga kini benang senar gelas layang-layang buatan Toko Maganol masih terkenal di kalangan pecinta permainan tradisional layang-layang, baik di Kota Semarang maupun daerah sekitar. Beberapa warga Kota Semarang yang telah berumur di atas 50 tahun juga sangat paham dan mengenalkan Toko Maganol sebagai toko legendaris penjual pernak-pernik permainan tradisional layang-layang.

Ada ungkapan yang masih bertahan bagi masyarakat Kota Semarang mengenai Toko Maganol terutama benang buatan toko tersebut. Jika tidak menggunakan benang senar gelas dari Toko Maganol saat beradu layang-layang pasti akan kalah. Seperti halnya yang diucapkan Yulianto (64) warga Pusponjolo, Kota Semarang. Sewaktu kecil ia acapkali bersepeda untuk membeli benang senar gelas dan layang-layang di Toko Maganol.

Benang gelas di Maganol. (Anin Kartika/Mojok.co)

“Waktu itu kalau tidak benang senar gelas dari Maganol ya tidak akan menang saat beradu layang-layang, jadi memang sangat terkenal toko ini. Saya saja sampai naik sepeda untuk membeli benang kesana, padahal jarak rumah dan Toko Maganol belasan kilometer,” jelas Yulianto.

Pria 64 tahun itu mengaku benang senar gelas buatan Maganol saat ia kecil hanya dihargai Rp250. Meski demikian benang senar gelas  tersebut berkualitas super, dan selalu juara kala digunakan untuk beradu layang-layang.

“Era 70-an kan masih sering bermain layangan, kalau orang Semarang menyebutnya ampatan. Seperti adu gengsi apalagi kalau menang, untuk itu benang ampatan harus benar-benar bagus dan buatan Maganol jadi juaranya,” tuturnya.

Yulianto juga mengatakan, warga Kota Semarang yang sudah berumur 50 tahun ke atas pasti langsung paham jika ditanya mengenai Toko Maganol yang ada di Jalan MT. Haryono. “Dari dulu tokonya ya di sana tidak pindah-pindah, kalau orang-orang yang suka bermain layang-layang terutama zaman dulu pastinya paham mengenai Toko Maganol,” imbuhnya.

Toko Maganol yang telah berdiri sejak 1970 hingga sekarang masih menjual pernak-pernik layang-layang terlengkap di Kota Semarang. Bahkan masyarakat sekitar menyebutnya sebagai toko layangan legendaris. Melihat suasana di Toko Maganol sejenak membawa saya nostalgia di masa kanak-kanak dulu tentang permainan tradisional layang-layang.

Reporter: Aninda Putri Kartika
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA 5 Fakta Burger Monalisa Jogja, Kuliner Legendaris yang Nggak Mau Buka Franchise liputan menarik lainnya di Susul.

Exit mobile version