Sejumlah pengendara sepeda motor di Jawa Timur termasuk Surabaya banyak yang mengeluhkan kondisi motornya, usai mengisi bahan bakar minyak (BBM) berjenis Pertalite pada Selasa (28/10/2025). Mereka mengaku motornya tersendat-sendat alias mbrebet sebelum akhirnya mati dan berakhir di bengkel. Termasuk Irfan (29), salah satu pengguna motor Yamaha Aerox 2023.
Yamaha Aerox 2023 yang tersakiti akibat Pertalite
Irfan tak henti-hentinya mengeluarkan sumpah serapah saat sepeda motornya tiba-tiba mati di sekitar terminal Bandara 2 Juanda, Surabaya pada Selasa (28/10/2025). Sembari menggurutu, tangannya masih sibuk menarik gas, dengan harapan motor Yamaha Aerox keluaran 2023 miliknya itu mau menyala. Sayangnya, meski Irfan mengulang seribu kali pun, sepeda motornya tetap mati.
“Sebelumnya nggak pernah seperti ini sejak pakai Pertalite. Dulu, saya pengguna BBM Shell dan AKR tapi setelah dua pom bensin itu kosong, saya beralih ke Pertalite. Kadang-kadang juga pakai Pertamax turbo,” beber Irfan saat dihubungi Mojok, Rabu (29/10/2025).
Irfan berujar terakhir kali mengisi BBM jenis Pertalite pada Minggu (26/10/2025) di pom bensin sekitar Tropodo, Sidoarjo. Di hari itu, ia mengaku tak mengalami kendala. Namun, di hari berikutnya tarikan motor Yamaha Aerox 2023-nya tiba-tiba terasa berat. Saat itulah motornya mulai brebet tapi masih menyala.
Sialnya, kondisi itu terus berlanjut hingga hari Selasa (28/10/2025). Bertepatan juga dengan turunnya hujan. Kali ini, motornya benar-benar nggondok alias tidak mau menyala. Irfan pun menyerah dan segera membawanya ke bengkel.
“Saya akhirnya menelepon teman, minta tolong untuk dorongin motor saya ke bengkel,” kata Irfan.
Harus ke bengkel berulang kali
Tiba di bengkel, Irfan mengaku syok karena ramainya pengendara motor. Rata-rata, kata Irfan, mereka mengalami kendala serupa usai mengisi BBM berjenis Pertalite. Ia pun bergegas menemui montir dan harus menunggu beberapa jam. Otomatis, pekerjaannya juga ikut tertunda. Benar-benar hari sial, batinnya pada saat itu.
“Waktu di bengkel, montirnya cuman betulin soket listrik mesinnya. Akhirnya motor Yamaha Aerox saya bisa nyala tapi masih brebet,” ujar Irfan.
Karena tak mau mengalami kejadian mati mendadak lagi, Irfan pun memutuskan membawa motornya kembali ke bengkel. Namun kali ini, ia menuju bengkel langganannya. Di sana, montir membersihkan seluruh pump dan rotak motor Yamaha Aerox miliknya hingga kembali normal.
“Di bengkel yang kedua ini saya habis Rp75 ribu,” kata Irfan.
Meski tidak sampai mengeluarkan biaya ratusan ribu, Irfan mengaku makin trust issue dengan BBM di Pertamina. Apalagi belum lama ini, Kejaksaan Agung mengungkap kasus dugaan korupsi PT Pertamina Patra Niaga dengan modus mengoplos BBM jenis Pertamax dengan Pertalite pada periode 2018-2023.
Dalam kasus ini, total kerugian negara seluruhnya kurang lebih sebesar Rp285,18 triliun. Oleh karena itu, Irfan yang sudah trust issue akhirnya sempat beralih ke BBM Shell dan AKR.
“Sejak saat itu kepercayaan saya mulai memudar.” Kata dia.
Sepeda motor brebet berjamaah gara-gara Pertalite
Berita soal pengendara motor yang mengalami brebet di jalan pun akhirnya viral, karena tak hanya dialami oleh Irfan tapi sejumlah pengendara di Surabaya maupun di sekitar Jawa Timur. Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra mencatat setidaknya ada sekitar 155 motor dan 7 mobil yang brebet di Jawa Timur.
“Aku kenek pisan iki, Yamaha gear 125.” Tulis akun Instagram @ben*** pada salah satu postingan di kolom komentar.
“Motorku kenek brebet, terakhir tuku bensin nak daerah Manyar, Surabaya.” Tulis akun @alm***.
“Suamiku pulang kerja dari sore antre di bengkel sampai malam gara-gara brebet terus mogok. Mana sepeda motor masih nyicil…,” ucap @mam***.
Sebagai informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan BBM jenis Pertalite. Data realisasi tahun 2021 menyebut porsi konsumsi Pertalite sekitar 79 persen.
“Keberadaan Pertalite saat ini menjadi paling penting karena menjadi tulang punggung BBM bagi masyarakat,” ungkap Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi dikutip Rabu (29/10/2025) dari keterengan resmi.
Alasannya pun bisa beragam, bisa jadi karena harga Pertalite yang lebih terjangkau dibandingkan Pertamax. Selain itu, kehadiran Pertalite juga muncul karena sebagian besar kendaraan punya rasio kompresi menengah. Oleh karena itu, Pertalite banyak tersedia di SPBU.
Pertamina minta maaf…
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra akhirnya meminta maaf untuk menanggapi viralnya berita di atas. Ia mengaku Pertamina langsung mengambil langkah cepat setelah mengetahui keluhan pengguna Pertalite.
“Kami masih melakukan pendalaman melalui laboratorium dan membutuhkan waktu,” ujar Mars Ega dikutip dari Antara, Rabu (29/10/2025).
Ia berujar Pertamina bakal membuat posko keluhan masyarakat mengenai penggunaan pertalite di setiap SPBU. Dengan begitu, kata dia, masyarakat bisa langsung datang ke posko untuk mendapat penanganan hingga ganti rugi sesuai perjanjian. Opsi lain, masyarakat bisa menyampaikan keluhannya lewat Pertamina Call Center di nomor 135.
“Meskipun ini sifatnya masih dugaan, tapi bentuk komitmen kami dengan layanan terbaik maka kami akan memperhatikan keluhan-keluhan tersebut,” ucapnya.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Serba-serbi Motor Brebet Massal Diduga Gara-gara Pertalite: Ibu-ibu Bingung, Bengkel Kerja Keras atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan
