Dari awal bukanya di tahun 1990, warung Roti & Jagung Bakar ‘Si Bob’ di Jalan Kaliurang, Sleman, Jogja, masih semangat menyambut hangat pelanggan dan para mahasiswa lintas generasi. Menunya yang unik serta kejenakaan penjualnya berhasil menggaet pelanggan bahkan sampai ke generasi ketiga.
***
Pertemuan saya dengan Om Bob bermula pada suatu hari di Bulan Januari tahun 2015. Saat itu, saya dan keluarga menginap di Hotel Vidi Jalan Kaliurang, Sleman, untuk mengikuti tes gelombang pertama penerimaan santri Madrasah Muallimaat Yogyakarta.
Meski jauh dari tempat tes, area Jalan Kaliurang sengaja dipilih orang tua saya sebagai tempat kami bermalam.
“Lebih enak berangkat jauh tapi dari tempat yang bapak-ibu familiar daripada dekat tapi nggak hafal jalan,” begitu kata ibu waktu itu. Masuk akal memang, karena sebagai sesama lulusan UII, peta Jalan Kaliurang pastinya sudah mereka pahami di luar kepala.
Termasuk juga spot-spot kuliner andalan mahasiswa di tahun 90-an. Roti & Jagung Bakar Si Bob termasuk salah satu yang masih bertahan dan hampir tidak mengalami perubahan. Kami pun akhirnya memutuskan untuk mencoba warung langganan ibu saat masih masih kuliah di malam hari setelah sempat beristirahat.
Roti Bakar Si Bob Jalan Kaliurang Sleman seperti teman bagi pelanggan
Yang mengejutkan, Om Bob langsung mengingat Ibu. Padahal semenjak lulus kuliah, Ibu hanya pernah mampir sekali saat dulu masih bekerja dan belum menikah. Interaksi mereka mengalir begitu saja dengan sapaan dan candaan hangat.
“Salim, ini namanya Om Bob,” ucap Ibu saat memperkenalkan kami. Layaknya bertemu teman lama, mereka pun saling bertukar kabar dan memperkenalkan keluarga masing-masing.
Kebetulan, istri dan anak Om Bob juga membantu di hari itu. Sambil membakar jagung dan melayani pelanggan lain, obrolan antara Om Bob dan meja kami terus berjalan sampai akhirnya saya sekeluarga pamit pulang.
Semenjak hari itu, memborong roti bakar pedas-manis milik Om Bob sudah seperti tradisi bagi keluarga saya setiap kali kami berada di Jogja. Mulai dari mengikuti tes gelombang kedua pendaftaran santri, menjenguk saya saat dulu masih di pondok, mendatangi pernikahan keluarga, atau sekadar liburan biasa, mampir ke Om Bob tidak pernah luput dari jadwal kami, meskipun acara-acara tersebut jauh dari area Jalan Kaliurang, Sleman.
Namun ternyata, keluarga saya bukan satu-satunya yang mengalami hal tersebut. Warung Roti & Jagung Bakar Si Bob juga mendatangkan kehangatan dan nostalgia bagi banyak pelanggan lain yang dulu sempat menetap di Jogja pada medio 90-an.
Selalu mengingat pelanggan
Dari pertama kali berjualan tahun 1990, Om Bob mengaku warung miliknya memang hampir selalu ramai.
“Dulu kan pilihan jajanan tidak banyak, hanya itu-itu saja. Jadi memang mudah saja untuk punya banyak pelanggan, apalagi dari mahasiswa,” ungkap Om Bob (59) si pemilik Roti dan Jagung Bakar Si Bob saat berbincang dengan saya dan Tim Mojok pada Senin (19/11/2024) malam WIB.
Sejak dulu, Om Bob memang terkenal sangat jenaka. Mudah akrab juga dengan para pelanggannya. Sehingga, tak pelak jika kemudian dia hafal nama bahkan wajah dari pelanggan-pelanggannyu.
Tidak heran pula kenapa warung roti bakar miliknya di Jalan Kaliurang, Sleman, itu selalu ramai. Bukan semata karena menu uniknya–roti bakar pedas manis–tapi juga karena kehangatan dari sosok Om Bob.
Mereka yang kembali ke Roti Bakar Si Bob di Jalan Kaliurang Sleman
Menurut cerita Om Bob, salah satu pelanggannya ada yang sudah mencapai generasi ketiga dan masih sering mampir ke tempatnya.
Baru beberapa hari sebelum saya ke sana, salah satu pelanggannya yang kini di Papua menyempatkan diri untuk mampir bertemu Om Bob. Setiap kali berada di Jogja, dia memang selalu mengoleh-olehi anaknya roti bakar pedas-manis.
“Kemarin ini dia mborong 20 bungkus buat anaknya itu. Memang pasti belinya roti bakar pedas-manis dia kalau mengoleh-olehi anaknya,” tuturnya.
Di lain kesempatan, Om Bob pun pernah merasa canggung sendiri karena “salah memanggil”. Suatu ketika, salah satu pelanggannya datang bersama rombongan dari kantor. Karena sudah biasa menyapa secara akrab, Om Bob pun bercanda seperti biasa dengan si pelanggan itu.
Di akhir pertemuan itu, Om Bob baru tahu kalau sedari tadi dia memanggil nama akrab dan bercanda dengan begitu leluasa dengan salah seorang petinggi Kemenag (di depan rombongan karyawannya.
“Memang semuanya santai saja sih, tapi kan saya yang nggak enak. Baru tahu kalau sekarang dia sudah jadi orang besar,” ungkap Om Bob dengan tawa kecil.
Selain menyambut tiap pelanggan secara begitu hangat, rasa percaya pelanggan pun juga Om Bob bangun dengan membuat resep baru berupa roti bakar pedas-manis. Hal ini lah yang membuat Roti & Jagung Bakar ‘Si Bob’ memiliki ciri khas tersendiri dibanding roti bakar lain.
Beda orang dengan Roti Bakar Om Bob
Saking terkenalnya Roti & Jagung Bakar ‘Si Bob’ ini, tak jarang ada pelanggan yang salah kira. Sebab, ternyata ada juga warung roti bakar lain di Sleman dengan nama sama: ‘Om Bob’.
“Ada yang mengira saya pindah. Ada juga yang sempat mengira saya buka cabang. Tapi selalu saya tekankan kalau nama warung ini ‘Si Bob’,’” papar Om Bob.
“Dari segi menu juga biasanya kan toko roti bakar modern menjualnya bareng hidangan mie dan susu, sedangkan kalau di sini jagung bakar,” sambungnya.
Dari obrolan hari itu pula saya tahu, ternyata nama asli Om Bob bukan lah Bob. Nama aslinya Listiyo Kuntoro. Nama Bob ini ia dapat dari panggilan teman-temanya sejak SMP dulu. Sementara panggilan “Om Bob” ternyata adalah panggilan khusus dari keluarga saya saja.
Menurut cerita Om Bob, panggilan ini berasal dari candaan yang bermula karena dia dan tujuh saudaranya semua menempuh SMP di Bobri. Kabeh kok neng Bobri to Bob…Bob. Begitulah akhirnya nama Bob menjadi panggilan khas untuk dirinya serta nama warung yang dia miliki.
Bertahan dari beragam gempuran
Selain tantangan dari sesama penjual roti bakar atau jagung bakar, warung Om Bob di Jalan Kaliurang, Sleman, juag harus berhadapan dengan tantangan-tantangan lain.
Yang paling parah tentunya Covid-19. Selain itu, warung roti bakar Om Bob juga beberapa kali harus digeser atau pindah titik.
Dulu, warung roti bakar dan jagung bakarnya itu dia buka di sisi kanan swalayan Cemara Tujuh. Karena takut mengganggu pengunjung swalayan, Om Bob pun akhirnya menggesernya sedikit. Bahkan sempat pula pindah ke dekat SPBU Kentungan.
Namun, sejak empat tahun terakhir, Om Bob kembali berjualan di Cemara Tujuh Kaliurang, kali ini di area foodcourt-nya. Jadi dia tidak perlu lagi membuat tenda seperti saat masih di pinggir jalan dulu.
Saat ini, hidangan dari warung roti bakar dan jagung bakar Omi Bob sudah bisa diakses melalui berbagai aplikasi pesan antar online. Pembayaran lewat QRIS pun juga sudah disediakan.
Sudah 3 tahun berlalu, warung Roti & Jagung Bakar Si Bob di Jalan Kaliurang, Sleman, masih bertahan dan tak kurang suatu apa. Semoga juga begitu seterusnya.
Reporter: Dahayu Aida Yasmin, Muhammad Ridhoi
Penulis: Dahayu Aida Yasmin
Editor: Muchamad Aly Reza
Catatan:
Liputan ini diproduksi oleh mahasiswa Program Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo periode Oktober-November 2024
BACA JUGA: Toko Djoen Malioboro: Kedai Roti Legendaris yang Masih Bertahan Sejak Masa Penjajahan
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.