Kuliner Sahur Jogja Enak Sekaligus Unik, Dua Jam Ludes Jadi Buruan Orang-orang Pulang Dugem dari Klub Malam

kuliner sahur jogja di jalan magelang dan jalan kaliurang.MOJOK.CO

Ilustrasi kuliner sahur (Ega/Mojok.co)

Ada rekomendasi kuliner sahur Jogja yang enak sekaligus unik. Lokasinya di Jalan Kaliurang dan Jalan Magelang. Dua jam ludes, jadi andalan orang-orang yang baru pulang dari klub malam bahkan jadi penawar mabuk.

Saat bulan Ramadan, jam tidur saya sering kebalik. Di malam hari selepas waktu tarawih, saya sering keluar nongkrong atau buka-buka kerjaan di warung kopi. Baru pulang menjelang sahur, sehingga di jalan sering sekalian cari tempat makan yang enak.

Sejauh pengalaman mencari kuliner sahur di Jogja, ada beberapa warung yang menarik perhatian saya. Letaknya di Jalan Kaliurang dan Jalan Magelang. Saya sudah beberapa kali mencobanya.

Bahkan, Warung Pojok Colombo yang terletak di Jalan Kaliurang KM 7 berulang kali saya sambangi. Ramadan kali ini, saya coba mengunjunginya lagi pada Sabtu (16/3/2024) dini hari.

Tiba di sana sekitar jam 2 pagi, pelanggan sudah mengantre. Motor dan mobil berderet di pinggir jalan. Saat itu, saya memang sedang ingin makan enak. Memesan nasi krecek, oseng tempe, dan ayam kuah pedas yang nikmat. Total habis Rp20 ribu.

Pada Ramadan tahun lalu, saya sahur di Warung Pojok Colombo cukup sering, lebih dari lima kali. Warung ini, saat Ramadan buka dari jam 00.30.

Kuliner sahur Jogja di Jalan Kaliurang buruan orang dari klub malam

Minarni (58), pengelola warung ini bercerita kalau ia mulai jualan kuliner sahur sejak 2018 silam. Sebelumnya, Minarni memang sudah lama membuka usaha di bidang kuliner.

Sejak 2018, lantaran Ramai, Minarni lalu mengubah jualannya menjadi malam hari. Jika di bulan Ramadan, warungnya buka setiap hari. Di luar itu, libur saat malam Minggu.

Perempuan tiga anak ini mengaku kalau mangut lele dan telur dadar buatannya jadi yang paling banyak diburu pelanggan. Kecepatan habisnya sama dengan nasi. Saking ramainya, memang banyak pelanggan yang tidak kebagian.

“Habisnya ya rata-rata dua jam. Buka setengah satu lalu setengah tiga sudah habis,” katanya.

Menu-menu di Warung Pojok Colombo yang cepat habis (Hammam/Mojok.co)

Pada suatu kesempatan sahur, saya berbincang dengan seorang lelaki yang sedang makan sendirian. Namanya Heri (30), ia mengaku baru pulang dari sebuah klub malam di Jalan Palagan, Sleman.

Heri yang mengaku sudah langganan sejak di warung ini sejak 2021 lalu mengaku punya pekerjaan sampingan di dunia malam. Sehingga, hampir setiap hari ia mampir ke beberapa tempat hiburan besar di Jogja.

Saat itu, ia bertanya ke seorang rekan “Ke mana tempat makan yang pas untuk mengisi perut sepulang dugem?” Sang teman pun merekomendasikan warung ini.

“Sebenarnya saya kan rumah di Jalan Kaliurang KM 9, tapi kalau dugem kan nggak lewat sini, lewatnya Jalan Damai,” katanya.

Namun, ia rela mengambil rute agak jauh sebelum pulang demi warung ini. Baginya, selain masakan yang nikmati, daya tarik warung ini adalah gorengan yang selalu tersedia hangat. Cocok untuk menghangatkan diri selepas dingin-dingin di dalam ruang klub malam.

Lelaki asli Magelang ini menuturkan kalau Warung Pojok Colombo memang jadi rujukan kuliner banyak orang yang habis dugem di klub-klub malam Jogja. Mereka yang dugem di Jalan Magelang dan pulang ke Jalan Kaliurang atau daerah di sekitarnya banyak mampir kemari.

“Bahkan beberapa bos klub-nya juga suka mampir,” katanya.

Baca halaman selanjutnya…

Kuliner sahur di Jalan Magelang yang sering jadi penawar mabuk

Kuliner penawar mabuk di Jalan Magelang

Selanjutnya, ada kuliner sahur yang tak kalah menarik di Jalan Magelang. Sebenarnya, warung ini tidak punya program khusus untuk Ramadan. Namun, jam bukanya memang dari habis magrib hingga dini hari.

Namanya, Rica-rica Entok Giyatno. Kalian tak perlu khawatir, meski menu khas andalannya rica-rica pedas, tapi ada menu lain yang lebih ramah perut untuk sahut di warung yang terletak di sisi timur fly over Jombor ini. Mulai dari bakmi, magelangan, nasi godog, dan ayam atau entok goreng tanpa rica-rica.

Saat saya temui, Giyatno (38) bercerita kalau ia mulai membuka usaha ini sejak 2011. Sebelumnya, lelaki asal Gunungkidul ini lama menimba ilmu di penjual bakmi.

Jualan awalnya di warung ini pun bakmi. Suatu ketika, seorang guru spiritual dari Giyatno, memesan menu rica-rica untuk sebuah hajatan. Awalnya, ia bingung mengapa beliau memesan rica-rica padahal jualan Giyatno adalah bakmi.

“Si Mbah memesan menu yang seperti ini (rica-rica). Lalu bilang kalau ini nanti bakalan jadi rezekimu,” ujarnya.

Seporsi rica-rica mentok di Warung Giyatno (Agung/Mojok.co)

Benar saja, ternyata, setelah menghadirkan menu rica-rica warungnya semakin banyak pelanggan. Terlebih, dulunya, memang sesekali ada rombongan dari klub malam di Jalan Magelang yang minta tambahan balungan ayam saat makan bakmi.

Perempuan dari klub malam yang biasa mampir bahkan pernah menamainya Rica-rica Cetar Membahana. Menirukan ucapan Syahrini yang sempat populer pada tahun-tahun itu.

Pedasnya rica-rica ini juga disebut bisa menyadarkan pelanggan yang mabuk setelah pulang dari klub malam. Bahkan, menurut Giyatno, banyak pelanggan yang berterima kasih. Sebab pedasnya rica-rica ini bisa menyelamatkan mereka dari hal buruk.

“Beberapa pelanggan perempuan yang mabuk itu malah berterima kasih, karena kalau tidak segera sadar, mereka mau dibawa ke tempat lelaki yang punya niat nakal usai makan,” ujarnya tertawa.

Saat saya hubungi lagi pada Senin (18/3/2024) dinihari, Giyatno mengonfirmasi bahwa warungnya buka normal selama Ramadan. Tentunya, menu selain rica-rica cocok juga untuk jadi kuliner sahur kalian. Sahur bersama orang-orang yang baru pulang dari klub malam.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Kronyos Terenak di Dunia Ada di Sate Klathak Mak Adi Bantul, Gara-gara Mulut Karyawan yang Pahit

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

Exit mobile version