Gagal UTBK Undip Semarang Langsung Bayar Bimbel Mahal demi Lolos UGM Jogja, Tetap Gagal hingga Ibu Jadi Sasaran Murka Bapak

Gagal UTBK SNBT Undip Semarang, bayar bimbel mahal demi lolos UGM Jogja malah berujung menyedihkan MOJOK.CO

Ilustrasi - Gagal UTBK SNBT Undip Semarang, bayar bimbel mahal demi lolos UGM Jogja malah berujung menyedihkan. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Setelah tertolak Undip Semarang, kini tertolak UGM Jogja padahal sudah bayar bimbel mahal. Hanya perasaan kosong yang tersisa usai pengumuman UTBK SNBT pada Kamis (13/6/2024) lalu.

Sebelum membaca tulisan ini hingga tuntas, perlu diperhatikan:

Tulisan ini tidak bermaksud menginspirasi siapapun untuk memiliki rencana mengakhiri hidup. Setiap masalah selalu ada jalan keluarnya, tapi bunuh diri bukan salah satunya. Selalu ada jalan lain untuk membuat hidup menjadi bermakna. Bagi pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Arman (19) sedang di luar rumah saat pengumuman UTBK SNBT 2024. Arman sangat yakin lolos. Mengingat, ia sudah tekun mengikuti bimbel bahkan dengan harga yang cukup mahal. Sayangnya, hasilnya sama sekali tak pernah ia inginkan.

“Belajar dari pagi sampai tengah malem, sampai sering lupa makan. Ternyata belum berhasil juga untuk tembus UGM Jurusan Kehutanan,” keluh Arman masih dengan kesedihan kepada Mojok, Senin (17/6/2024) siang WIB.

“Nilaiku ternyata hanya kepala lima. Stres banget,” sambung pemuda asal Jakarta tersebut.

Rasa sedih Arman sebenarnya bukan semata karena ia tak lolos UTBK SNBT di kampus dan jurusan incaran. Melainkan ada beban lain: ibu Arman menjadi sasaran amarah dari sang bapak yang kecewa karena dua tahun Arman gagal kuliah di Undip Semarang dan UGM Jogja.

Tertolak Undip Semarang langsung incar UGM

Tahun 2023, lantaran tak lolos SNBP, Arman mencoba mendaftar UTBK SNBT. Waktu itu ia mengincar jurusan Bahasa dan Kebudayaan Jepang di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Sayangnya, hasil UTBK SNBT tersebut menyatakan ia tak lolos. Arman merasa stres, meski tak sedepresif hari ini. Saat itu bebannya adalah banyak teman-teman Arman yang “nasibnya sudah jelas”: setelah lulus mau kuliah di mana atau kerja di mana.

Sementara Arman masih bimbang antara lanjut daftar ke kampus swasta atau gap year. Namun kemudian ia mantap memilih gap year: mengisi waktu dengan bekerja dan bimbel.

“Mahal, sih. Tapi itu juga hasil kerjaku ya walaupun nggak 100 persen. Uangku 50 persen. Lalu 50 persen sisanya pakai uang orang tua,” tutur Arman.

Terkait pekerjaan orangtua dan pekerjaannya saat gap year, Arman menolak menyebut secara gamblang. Ia hanya memberi gambaran kalau kondisi ekonomi keluarganya sebenarnya tak bagus-bagus amat. Sehingga keluar uang untuk bimbel pun sebenarnya juga empet-empetan.

Oleh karena itu, Arman tak mau main-main dalam bimbel. Terlebih ia menarget di UTBK SNBT 2024 ia mau daftar Kehutanan UGM Jogja.

“Di situ belajar dengan serius. Dapat temen yang senasib nggak lolos SNBT (2023). tapi juga super ambis,” tutur Arman.

“Aku yang dari SMK awalnya minder. Tapi seiring berjalannya waktu akhirnya sedikit demi sedikit bisa ngejar mereka yang lulusan SMA,” sambungnya.

Gagal di Undip dan UGM, ibu jadi sasaran amarah bapak

Saat membuka pengumuman SNBT UTBK 2024, Arman langsung merasa kosong. Ia tak bisa mendefinisikan secara jelas perasaannya saat itu. Namun yang jelas, sangat kacau.

Ia sudah tertolak dari Undip Semarang. Kini ia harus menerima kenyataan tertolak UGM Jogja. Padahal ia sudah belajar dan berupaya semaksimal-maksimalnya.

“Sebenarnya saat buka pengumunan aku nggak nangis. Tapi bengong aja. Tiba-tiba air mataku keluar karena denger mama nangis diomelin bapakku,” ungkap Arman dengan nada penuh kesedihan.

Sesaat setelah pengumuman, Arman mencoba menelepon orangtuanya untuk sekadar memberitahu. Akan tetapi, apa yang ia dengar dari telepon malah membuatnya merasa jadi anak yang tak berguna.

“Bapakku nyalahin mamaku kenapa aku nggak lolos (UGM Jogja). Aku cuman bisa diem dengerin suara dari telepon sambil nangis. Kenapa aku bodoh banget? Kenapa aku nggak bisa kayak orang-orang?” gerutu Arman.

Baca halaman selanjutnya…

Upaya bunuh diri yang terhenti 

Upaya bunuh diri yang terhenti

Dalam perjalanan pulang, Arman sempat berpikir untuk mengakhiri hidup. Ia merasa semuanya sudah berakhir seiring dengan gagalnya ia tembus Undip semarang dan UGM Jogja. Ia merasa tak berguna lagi.

“Saat di motor pikiranku kosong. Hanya bengong. Jalan pun juga pelan. Karena jalanan banyak bus, di situ pikiran bodohku muncul,” ujar Arman.

“Di atas motor berdoa semoga ditabrak bus dari belakang atau ditabrak mobil. Sambil ketawa, air mata tiba-tiba keluar,” lanjutnya.

Beruntung ia lalu tersadar, bunuh diri tak menyelesaikan apapun. Bunuh diri hanya karena gagal UTBK SNBT baginya sungguh sangat konyol.

Sebab, Arman melihat ada banyak orang yang nasibnya jauh lebih tak beruntung darinya. Tapi nyatanya mereka tetap menjalani hidup, menghadapi takdir masing-masing dengan sepenuh hati.

“Sekarang cuman bisa pasrah dan berdoa, kalau emang univ negeri bukan yang terbaik, semoga di univ swasta ini emang yang terbaik buatku,” tutup Arman.

Arman saat ini berniat daftar di kampus swasta. Urusan lolos atau tidak, itu nanti. Yang jelas ia masih punya gairah untuk hidup. Misalnya bukan saat ini, ia masih punya tekad untuk tetap tembus di Undip Semarang atau UGM Jogja saat S2 nanti.

Atas kegagalan yang Arman alami dan membuatnya nyaris bunuh diri, ia tetap menaruh impian tinggi yang akan terus ia perjuangkan.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Bus Sinar Mandiri Surabaya Semarang Menolak Tamat meski Kayak Rongsokan, Saksi Tangis dan Tawa “Kaum Kusam” Pantura

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

Exit mobile version