5 Alasan Para Mahasiswa yang Kuliah di Jogja Pilih Ngekos padahal Jarak dengan Rumah Cuma 30 Menit

Kuliah di Jogja ngekos meski rumah dekat.MOJOK.CO

Ilustrasi kos di Jogja (Ega/Mojok.co)

Berasal dari Jogja tak membuat para mahasiswa yang kuliah di Jogja terbebas biaya kos. Ada sebagian yang justru memilih untuk keluar uang lebih demi sewa kamar padahal jarak kampus dengan rumah cuma 30 menit perjalanan.

***

Di balik menjamurnya kos di Jogja, ternyata penghuninya bukan hanya para perantau dari luar provinsi. Ada banyak mahasiswa asal DIY yang justru tetap memilih kos sepanjang masa kuliah di Jogja.

Mojok berbincang dengan beberapa mahasiswa yang menempuh pilihan kurang populer tersebut. Salah satunya Kholil (25) yang saat ini masih menjadi mahasiswa semester akhir di UGM.

Ia berasal dari Berbah, Sleman sementara UGM letaknya ada di Depok, Sleman. Jika menilik Google Maps, jarak antara rumah dengan kampusnya hanya sekitar 12 kilometer yang bisa ditempuh dengan durasi sekitar 35 menit.

Namun, sejak kuliah pada 2018 silam ia memilih untuk ngekos. Hal serupa juga dijalani oleh Uzi (25) yang berkuliah di UMY. Beberapa tahun masa kuliahnya di Jogja ia memilih untuk tinggal di kos. Padahal, rumahnya terletak di Piyungan, Bantul yang jarak tempuhnya juga sekitar 30 menit dari kampusnya.

Kuliah di Jogja sambil kerja, butuh kepraktisan

Keduanya sebenarnya punya alasan yang mirip-mirip di balik keputusan mereka untuk ngekos meski rumahnya dekat kampus. Salah satunya karena menjadi pekerja sembari kuliah.

Kholil misalnya, sejak awal kuliah sudah nyambi jadi pekerja di sebuah kedai kopi. Meski jaraknya cuma 30 menit saja, ia merasa lebih mudah jika menyewa kamar kos alih-alih pulang pergi ke rumah setiap hari.

Begitu pula dengan Fauzi, yang pada masa awal kuliah sudah jadi pekerja lepas di bidang audio visual. Pekerjaannya kadang tak punya waktu yang tetap. Agar lebih mudah ia memilih untuk ngekos sejak awal kuliah di Jogja.

“Apalagi kadang-kadang sebagai pekerja freelance itu kan kerjanya di coffeeshop bareng teman. Nah itu biar deket, dan nggak repot bolak-balik izin orang tua jadi milih kos dan ngontrak rumah bareng teman selama kuliah,” tutur Fauzi.

Baca halaman selanjutnya…

Tak punya privasi di rumah, pilih keluar uang lebih

Butuh kemudahan nongkrong bareng teman

Hal itu sejalan dengan alasan kedua Fauzi, yakni butuh kemudahan akses nongkrong bersama teman. Kebanyakan temannya memang perantau dari luar daerah.

Ia merasa, tinggal di rumah, apalagi rumahnya jaraknya sekitar 30 menit dari kampus menghambatnya untuk bisa nongkrong. Pasalnya ajakan dari teman kerap datang di waktu yang tidak tentu. Bisa tengah malam, kadang juga ngopi pagi-pagi sebelum kuliah.

“Intinya sih lebih enak aja buat bangun koneksi selama kuliah kalau sambil ngekos. Bisa respons cepat kalau ada ajakan nongkrong juga,” kelakarnya.

Selama kuliah, Uzi sempat ngontrak dua kali dengan teman-temannya. Ia juga sempat sewa kos sendirian.

“Memang sih sempat nggak ngekos, ngelaju dari rumah. Di saat itu ya aku ngerasa terbatas banget akses untuk bepergiannya,” kata dia.

Tidak punya kamar sendiri di rumah

Beranjak dewasa, baik Kholil maupun Fauzi merasa butuh kamar yang layak. Bisa menata semua barang-barang pribadi mereka.

Sayangnya, mereka berdua mengaku tak punya kamar sendiri di rumah. Harus bareng bersama saudara mereka di kamar. Sehingga merasa kurang nyaman.

Apalagi bagi Fauzi, yang mengaku punya keinginan menata kamar agar nyaman bekerja. Sehari-hari ia memang berkutat dengan laptop untuk mendesain dan mengedit video dari pekerjaan lepas yang ia jalani.

Butuh privasi dan ruang untuk menepi saat lelah

Terakhir, mereka mengaku butuh privasi. Ruang untuk menyendiri yang tidak didapati di jika tinggal di rumah selama kuliah di Jogja.

“Kalau aku tipikalnya memang butuh ruang buat sendiri. Dan di rumah nggak mendapati hal tersebut. Apalagi kalau capek pulang kerja dan di rumah harus ada tanggungan lain yang dikerjakan. Capeknya jadi double,” kata Kholil.

Ada biaya lebih yang harus dikeluarkan

Tentunya, keputusan mereka ini butuh biaya lebih. Beruntungnya, baik Kholil maupun Fauzi sama-sama sudah bis acari uang sendiri. Bahkan sejak awal kuliah di Jogja.

Jika tinggal di rumah, tentunya mereka bisa menghemat lebih banyak. Namun, mereka merasa biaya yang dibayar untuk menyewa kamar kos atau kontrakan sepadan dengan kebutuhan terhadap ruang pribadi.

BACA JUGA Jogja Pantas Menyandang Julukan ‘Kota Tukang Parkir’, Ada Warung Ramai Dikit Saja Langsung Muncul Bapak-Bapak Pakai Rompi

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version