Mojok mencoba menguak teka-teki misteri suara drumband malam hari di Jogja. Berbincang dengan saksi, pihak AAU, ahli fisika dan audio, sampai abdi dalem Kraton Jogja untuk mendapat jawaban paling mutakhir dari yang pernah beredar sebelumnya.
***
Suara drumband malam hari di Jogja sudah jadi cerita lama. Namun, pembicaraan soal ini selalu hangat, baik secara getok tular maupun lewat kisah yang tersebar di media sosial.
Bahkan sosok sekaliber Mahfud MD pernah memberikan kesaksian mendengar suara mistis tersebut semasa kuliah di Jogja pada 1978-1983 silam. Mahfud yang skeptis bahkan sempat mencari sumber suara itu ke arah timur. Akan tetapi, ia tidak menemukan jawaban.
Lebih dari satu dekade tinggal di Jogja, jujur saya belum pernah mendengarkan suara drumband bernuansa mistis saat malam hari. Kendati begitu, saya bertemu dengan beberapa warga yang punya pengalaman mendengarkannya di malam hari.
Kholilulloh (24) lelaki yang rumahnya terletak di sekitar Jogotirto, Berbah, Sleman mengaku beberapa kali mendengar suara misterius itu. Satu momen yang paling ia ingat terjadi di bulan Ramadan 2011 silam.
Saat itu, ia sedang begadang bersama teman-temannya menunggu waktu sahur. Tiba-tiba, lamat-lamat terdengar suara drumband. Suaranya terdengar seperti tidak terlalu jauh, tapi dengan frekuensi yang lirih.
“Sekitar dua menitan itu suaranya,” terangnya saat kami berbincang.
Penasaran, ia bersama beberapa temannya kemudian mencoba berkeliling di dusun. Mencari suara yang mirip marching band modern. Ada potensi bahwa suara itu datang dari sekelompok orang yang berkeliling untuk membangunkan sahur.
“Tapi ternyata nggak ada juga yang bangunkan sahur dengan alat seperti itu di kampung kami,” tuturnya.
Beberapa bulan berselang ia juga pernah mendengar suara serupa saat sedang sendirian di kamar sekitar jam satu dini hari. Pagi harinya, ia mencoba mengonfirmasi apakah adik yang tinggal serumah turut mendengarnya.
“Ternyata dia dengar juga,” terang Kholil.
Suara drumband malam hari terdengar di berbagai titik
Selain Kholil, Hasan Syamsi (25) juga pernah mendengar suara serupa dari rumahnya yang terletak di Wirokerten, Banguntapan, Bantul. Bahkan setahun terakhir, sekali dua kali, menurut pengakuannya ada suara drumband yang terdengar.
Hasan, biasanya pulang dari nongkrong di Kota Jogja sekitar tengah malam. Menerobos sepinya jalanan menuju rumahnya di sisi selatan. Kondisi di sekitar rumahnya memang begitu senyap ketika malam. Hanya ada suara jangkrik dan hewan nocturnal.
“Saat di kamar setelah beres-beres. Sekitar jam satu dini hari, kayak pelan banget, tapi terdengar tuh suara drumband,” ujarnya. Kalau pun itu adalah drumband dari AAU, jaraknya cukup jauh, sekitar 11 kilometer dari rumahnya.
Selain itu, tentu aneh jika ada yang regu marching band yang memainkan beragam instrumen pada waktu-waktu itu. Meski agak ngeri, tapi Hasan selalu mencoba menenangkan diri saat suara-suara lirih itu muncul. Mengalihkan pikirannya dengan bermain gawai sampai terlelap.
Di media sosial, banyak yang membagikan kesaksian semacam itu. Lokasinya pun terbilang beragam. Ada yang mengaku mendengarnya dari daerah Krapyak, tengah Kota Jogja, Kaliurang, sampai Kasihan.
Jika suara itu terdengar saat pagi, siang, sore, bahkan malam sebelum terlalu larut, mungkin masih tergolong lazim. Ada banyak kemungkinan sebuah regu marching band berlatih di masa-masa itu. Bisa juga ada pengeras suara yang memainkan suara genderang dan terompet. Namun, saat tengah malam hingga dini hari, rasanya agak sedikit janggal.
Beberapa mitos yang menyertai suara drumband malam hari di Jogja
Ketidaklaziman suara di malam hari itu lantas dikaitkan dengan sejumlah mitos. Salah satu yang paling populer adalah kepercayaan bahwa jika yang mendengarnya adalah perantau, berarti menjadi penanda bahwa ia sudah mendapat penerimaan dari dimensi gaib Jogja.
Mahfud MD yang pernah menjadi saksi bahkan sampai mencari sumber suara sempat bercerita soal mitos drumband di Jogja. Ia mengungkapkan pernah mendapat kisah bahwa suara jadi simbol penerimaan sekaligus tanda suatu saat pendengarnya akan tinggal di Jogja.
Alumnus UII itu juga pernah mendengar versi lain bahwa suara itu berasal dari arwah tentara Mataram pada masa lampau. Namun ia menganggap itu sekadar sebuah mitos yang berkembang di masyarakat.
Mahfud menjadi saksi mitos drumband saat situasi Jogja masih tergolong sepi. Akhir 1970-an sampai awal 1980-an hiruk-pikuk kota ini belum segemerlap saat ini.
“Kalau dianalisa secara ilmiah tidak ada metodologinya, tapi itu pengalaman yang unik bagi saya,” katanya Mahfud kepada Detik.com.
Selain tanda penerimaan sampai arwah tentara mataram, ada versi lain yang menyebut drumband berasal dari entitas tak kasat mata yakni genderang pasukan Nyi Roro Kidul. Pasukan ini menurut cerita mengawal Ratu Pantai Selatan saat bepergian menuju Gunung Merapi atau sebaliknya.
Baca halaman selanjutnya…
Mencari jawaban suara drumband malam hari di Jogja ke sekitar AAU