Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal

Ada 29 Menu Nusantara di Masjid Syuhada, Buka Puasa Serasa Keliling Indonesia

Hasbi Kamil oleh Hasbi Kamil
31 Maret 2023
A A
Beranda Liputan Kuliner
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Masjid Syuhada Yogyakarta punya cara tersendiri untuk mengobati rasa kangen jemaah pada makanan daerah asalnya. Mereka menyediakan 29 menu makanan khas untuk buka puasa dari berbagai daerah di Indonesia.

***

Keliling dari masjid ke masjid untuk mencari menu berbuka puasa gratis sudah jadi rencana saya tahun ini. Bukan karena hanya ingin dapat makanan gratis, tapi suasana berbuka bersama di masjid itu punya sensasi tersendiri.

Salah satu masjid yang menarik perhatian saja adalah Masjid Syuhada yang berada di Jalan I Dewa Nyoman Oka, Kotabaru. Masjid ini mengumumkan program buka bersama gratis dengan menu-menu khas Nusantara. Ada 29 hari acara buka puasa bersama. Artinya ada 29 menu dari berbagai daerah di Indonesia.

Panitia Ramadan Masjid Syuhada seolah ingin mengajak jemaah keliling Nusantara tanpa merogoh kocek sepeser pun.

Dimulai dengan kultum di Masjid Syuhada

Saya datang pertama kali pada Minggu 26 Maret 2023. Sekitar pukul empat, jemaah mulai memasuki area Masjid Syuhada. Setengah jam kemudian, lewat pengeras suara masjid, panitia akan mengajak jemaah yang sudah berada di area masjid agar memasuki ruang utama masjid.

Baca Juga:

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025

Sebelum berbuka puasa bersama, Panitia Ramadhan Masjid Syuhada mengadakan kuliah tujuh menit (kultum). Sore itu pengisinya, Dosen UIN Sunan Kalijaga, Inayah Rohmaniyah. Ia menyampaikan bahwa Islam merupakan agama yang sangat menghormati perbedaan.

Baik perempuan maupun laki-laki, mereka mempunyai nilai yang setara di mata Tuhan. Karena itu, mereka juga punya potensi yang sama untuk meraih prestasi dalam bidang apa saja. Persoalannya, akses perempuan kerap kali dibatasi oleh norma-norma masyarakat yang masih memandang laki-laki sebagai masyarakat kelas satu.

Jemaah Masjid Syuhada mulai berdatangan. MOJOK.CO
Jemaah mulai berdatangan ke Masjid Syuhada. (Hasbi Kamil/Mojok.co)

Sementara para jemaah mendengarkan kultum di dalam masjid, suasana di serambi masjid lantai dua juga tak kalah ramai. Panitia Ramadan Masjid Syuhada tampak mondar-mandir menyiapkan menu berbuka puasa.

Hari itu menu berbuka puasanya berupa empal gentong, menu khas dari Cirebon.  Panitia baik laki-laki dan perempuan bekerja sama menata piring, teh kotak, dan tempat nasi di seluruh serambi. Ada yang mendorong gerobak nasi, ada yang menata dan merapikan hidangan, ada yang memastikan semuanya aman.

Dari semua yang tampak sibuk, terlihat satu perempuan mondar-mandir sambil berbicara dengan seseorang di seberang telepon. Ia mengalungkan co-card panitia berwarna hijau. Namanya Anggriana Widya Jayanti. Dia adalah panitia koordinator bidang takjil dan sahur Masjid Syuhada. 

Alasan Masjid Syuhada hidangkan menu Nusantara

Saya baru bisa melakukan wawancara di esok harinya. Anggriana bercerita bahwa ia dan panitia yang lain, tak ingin Ramadan di Masjid Syuhada tahun ini berjalan “biasa saja”. Mereka ingin membuat sesuatu yang unik dan baru. 

Ide itu kemudian mewujud dengan penyediaan buka puasa gratis berupa menu makanan khas daerah yang diambil dari wilayah Sabang sampai Merauke.

Ide menyediakan menu Nusantara, kata mahasiswi semester 4 Stikes Guna Bangsa ini, sebenarnya sudah dirancang sejak tahun lalu. Namun, karena alasan pandemi, mereka baru bisa merealisasikannya tahun ini.

Iklan

Dengan menyediakan menu makanan khas dari 29 daerah yang berbeda selama Ramadan, panitia ingin mengajak jemaah mencicipi makanan khas daerah di berbagai wilayah di Indonesia yang sangat beragam.

Di beberapa sudut dinding Masjid, tertempel lembaran kertas putih dengan tulisan “Berbuka Puasa Serasa Keliling Indonesia”.

Kegiatan buka puasa gratis di Masjid Syuhada ini merupakan tradisi tahunan. Hanya saja, tahun-tahun sebelumnya mereka masih menggunakan nasi box biasa.

Jemaah membeludak, sediakan 500-800 porsi sehari

Poster jadwal menu buka puasa Masjid Syuhada diunggah di akun media sosial mereka. Postingan itu mengundang beragam respon netizen.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Ramadhan Masjid Syuhada (@ramadhandisyuhada)

Poster menu buka puasa di Masjid Syuhada. (Instagram @masjidsyuhada)

Pada hari pertama, mereka menyediakan 500 porsi sate madura. Namun, tak disangka, jemaah yang hadir di Masjid Syuhada membeludak. Banyak jemaah tak kebagian menu buka puasa.

Pada hari-hari selanjutnya, panitia menambahkan menu yang disediakan. “Paling sedikit 500 sampai 800 porsi. Jumlah itu tergantung evaluasi panitia soal jumlah jemaah yang datang hari sebelumnya,” ucap Anggriana.

Anggriana mengatakan bahwa jumlah jemaah yang datang sangat jauh dari perkiraan panitia. “Sekarang tiap hari menunya kurang, karena jemaahnya selalu membeludak. Jadi ini sangat di luar perkiraan, soalnya dulu sebelum ada menu nusantara, kami hanya sediakan 250-300 porsi. Sekarang bener-bener lebih dari 800 orang,” ucapnya.

Bagi jemaah yang tak kebagian menu nusantara, panitia menyediakan air putih, teh, dan kurma untuk membatalkan puasa.

Setiap harinya, dana yang dihabiskan untuk menyediakan sajian buka puasa tak kurang dari Rp10 juta. Dana itu berasal dari donasi, yang kata Anggriana, jumlahnya masih jauh dari target untuk memenuhi kebutuhan buka puasa selama 30 hari.

Jadi jujugan mahasiswa rantau

Jemaah yang datang ke Masjid Syuhada, kata Anggriana, berasal dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat sekitar masjid, warga sekitar Kali Code, hingga mahasiswa. Namun, yang paling banyak datang berasal dari kalangan mahasiswa.

Rawon khas Surabaya jadi menu berbuka di Masjid Syuhada. MOJOK.CO
Rawon khas Surabaya jadi salah satu menu berbuka di Masjid Syuhada. (Hasbi Kamil/Mojok.co)

Tak heran, di Jogja, jumlah mahasiswa rantau sangatlah banyak. Anggriana mengira dengan menyediakan makanan khas daerah ini, bisa jadi ajang tombo kangen bagi mereka yang merantau.

“Mungkin ini, para mahasiswa juga mau mencicipi makanan dari daerah asal mereka,” pendeknya.

Selain itu, Menu Nusantara Masjid Syuhada juga bisa jadi ajang jemaah untuk mencicipi makanan khas dari berbagai macam daerah yang ada di Indonesia.

Seusai berbuka puasa, saya ngobrol dengan Rifal dan Faisal, dua jemaah yang ikut buka puasa di Masjid Syuhada. Keduanya adalah mahasiswa rantau asal Lampung dan Kalimantan.

Mahasiswa semester 8 di Universitas Janabadra ini mengaku baru pertama kali menjalani bulan Ramadan di Yogyakarta. Sebelumnya karena pandemi, ia lebih banyak berada di kampung halamannya.

Sejak hari pertama, mereka berkeliling dari masjid ke masjid untuk berburu takjil dan buka puasa gratis. “Ke Masjid Syuhada ini sebenernya nggak sengaja. Kami random aja karena pengen keliling nyobain ke setiap masjid. Awalnya cari di google maps, liat-liat foto Masjid Syuhada kayaknya bagus. Ternyata ramai banget,” ucap Faisal.

Setelah mengetahui bahwa Masjid Syuhada menyediakan menu nusantara, mereka merasa senang dan puas dengan sajian empal gentong.

Menggandeng penjual di sekitar Masjid Syuhada

Masjid Syuhada menyediakan sajian buka puasa selain dari katering masjid juga dengan memesan dari UMKM di sekitar masjid. Anggriana mengatakan bahwa hal ini bertujuan memberdayakan UMKM dan penjual yang berada tak jauh dari masjid.

Jemaah berbuka di Masjid Syuhada. MOJOK.co
Jemaah berbuka di Masjid Syuhada. (Hasbi Kamil/Mojok.co)

Hari pertama, panitia mendatangkan penjual sate madura gerobak ke masjid. Ganti hari, saat menunya soto kudus, mereka juga menggandeng Soto Kudus Pak Dewo yang jaraknya tak sampai 2 km dari Masjid Syuhada.

Saat jadwal menu rawon, panitia kembali memesan dari Soto Kudus Pak Dewo. Nur Yati (54), pemilik warung itu, merasa senang terlibat menyiapkan menu buka puasa bersama. Upaya menggandeng penjual di sekitar masjid ini turut membantu perekonomian mereka. Soto Kudus Pak Dewo mendapat pesanan berupa empat jenis masakan untuk buka puasa tahun ini, yakni soto kudus, rawon khas Surabaya, gulai ayam khas Riau, dan brongkos khas Demak.

“Alhamdulillah seneng, makannya [untuk buka puasa gratis] harganya kita kurangin sama porsinya kita buat lebih banyak juga,” katanya, di sela-sela mengaduk kuah rawon yang warnanya hitam kental dan mengepulkan aroma sedap di serambi Masjid Syuhada.

Reporter: M Hasbi Kamil
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Cerita di Balik 3.000 Porsi Takjil Masjid Jogokariyan: “Masak yang Masuk Surga yang Kaya-kaya Doang” dan tulisan menarik lainnya di kanal Liputan.

Tags: buka puasaJogjaMasjidMasjid SyuhadaMenu Buka Puasamenu nusantara
Hasbi Kamil

Hasbi Kamil

Mahasiswa semester akhir. Senang ngalamun dan sesekali liputan. Mulai belajar jurnalistik secara agak serius saat bergabung dengan Lembaga Pers Mahasiswa Rhetor UIN Sunan Kalijaga pada 2021.

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO
Liputan

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
piala dunia u-20 mojok.co

Jogja Gagal Dapat Limpahan Wisatawan Akibat Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.