Mojok merekam keluh kesah salah seorang warga yang mengalami nasib buruk akibat jalan rusak. Anggota keluarganya harus opname di rumah sakit akibat jatuh setelah motornya tergelincir di lubang jalan.
Banyak ruas jalan dengan kondisi rusak dan berlubang di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Status jalan rusak mulai dari jalan desa, kabupaten, hingga provinsi. Bahkan Dinas PUPR-ESDM DIY mengakui kalau pada awal 2023, jalan provinsi yang rusak mencapai 50 persen. Kondisi ini membuat sebagian orang memberikan julukan, jalur neraka.
***
Luka parah karena jalan berlubang
Aninda Maya (21) sudah tertidur lelap di rumahnya saat tiba-tiba terbangun karena rumahnya menjadi ramai. Ia tak mengira, Selasa (7/2/2023) sekitar pukul setengah sepuluh malam, ibunya yang baru pulang bekerja mengalami kecelakaan di Jalan Tempel-Gendol, Sleman. Tak jauh dari gapura masuk ke Desa Pondokrejo.
Ibunya sedang dalam perjalanan pulang bekerja dari arah utara Tempel, Sleman menuju Seyegan. Ia mengendarai motor Mio M3 125 dengan membawa 18 kilogram cabai di bagian depan motornya.
Mendengar kabar sang ibu mengelami kecelakaan, Aninda yang baru bangun tidur panik. Aninda bersama ayah dan adiknya langsung meluncur ke lokasi kejadian yang berjarak tak sampai dua kilometer dari rumah mereka.
“Malam itu kondisi hujan dan mati listrik. Jalannya memang banyak berlubang. Kalau saat hujan kan tergenang, ibu nggak melihatnya. Apalagi lubangnya memang agak dalam dan lebar,” kenang Aninda saat berbincang dengan Mojok pada Senin (20/3).
Saat terjatuh, kondisi sang ibu cukup parah. Helm masih terpasang di kepala namun jas hujan yang ia kenakan sobek tak karuan. Posisi jatuh ke kiri sehingga bagian tubuh sisi itu penuh luka.
“Pipi ibu saya sobek. Muka lecet dan kaki bawah sampai lutut penuh luka,” ujar Aninda. Sebelum kejadian ini, ibunya tak pernah mengalami kecelakaan parah.
Ibunya harus dirawat di rumah sakit selama tiga hari tiga malam. Setelah itu, melakukan kontrol tiga kali dalam sepekan. Hingga kami berbincang, luka di muka dan kaki belum kering secara sempurna.
Jalan rusak akibat kendaraan berat
Menurut Aninda yang biasa melintasi jalan itu, kondisi kerusakan memang sudah cukup parah. Hal itu lantaran kendaraan berat yang sering melintas. Area itu memang tak jauh dari proyek pembangunan jalan tol Jogja-Bawen. Baginya, ini termasuk jalur neraka karena berbahaya bagi orang-orang yang melintas.
“Di sana sering ada kecelakaan. Sebelum ibuku katanya ada lima orang yang jatuh di titik itu. Pagi setelah ibuku kecelakaan langsung dicor sementara,” terangnya.
Ia berharap ada perbaikan permanen untuk jalan-jalan semacam itu. Jika tidak pun, setidaknya ada titik-titik lubang parah segera diperbaiki untuk sementara waktu.
“Rawan banget melihatnya. Apalagi kalau pagi itu banyak untuk lalu lintas anak sekolah berbarengan dengan truk-truk besar. Debunya sangat mengganggu,” keluhnya.
Untuk warga yang bekerja malam pun, penerangan yang kurang menjadi momok tersendiri. Lubang di jalan rusak jadi sulit untuk terdeteksi.
Deretan jalur rusak di DIY hingga julukan jalur neraka
Jalan rusak di DIY memang jadi sorotan. Bahkan ada yang sampai mendapat julukan jalur neraka lantaran lubangnya banyak dan relatif dalam. Anggota DPRD DIY, Muhammad Yazid memberikan julukan tersebut pada Jalan Godean.
“Jalan Godean ini sudah menjadi jalur neraka. Banyak korban berjatuhan. Dua hari lalu, ada tiga kejadian kecelakaan lalu lintas. Satu orang pengendara diketahui meninggal,” ucap anggota Komisi C DPRD DIJ Muhammad Yazid pada Radar Jogja pada Selasa (17/1) silam.
Anggota legislatif yang duduk di Komisi C ini mengaku sering mendapat pengaduan terkait kondisi jalan sepanjang 15,6 kilometer tersebut. Aduan itu kerap disampaikan saat jumpa langsung dengan masyarakat maupun lewat pesan WhatsApp. Salah satu area yang ia soroti ada ruas antara Jalan Godean hingga Jembatan Ngapak yang sudah bertahun-tahun tidak mendapat perbaikan.
Harap sabar, anggaran terbatas
Mengenai Jalan Godean, setelah mendapat banyak sorotan termasuk di media sosial, Kepala Dinas PUP ESDM DIY Anna Rina Herbranti akhirnya angkat suara. Pada 2023 ini, pihaknya akan melakukan perbaikan ruas Jalan Godean sepanjang 1,5 kilometer.
Perbaikan jalan tersebut akan dilakukan dengan mengganti pondasinya. Hal itu lantaran upaya penambalan rutin selalu cepat rusak kembali. Sebenarnya, Anna mengakui ruas Jalan Godean yang butuh perbaikan panjangnya mencapai enam kilometer. Namun, anggaran tahun ini belum mencukupi.
“Diharap bersabar, kita juga sudah berusaha, anggaran terbatas, tahun depan kami usulkan kembali, karena yang rusak total kira-kira 6 kilometer. Kalau Godean baru pemeliharaan dengan rutin, tahun depan kita usulkan,” katanya melansir dari Harian Jogja.
Selain itu, ruas jalan rusak lain yang jadi sorotan adalah Jalan Kapten Haryadi, Sleman. Jalan provinsi ini kerap disorot di media sosial lantaran kondisinya yang banyak berlubang. Beberapa lubang bahkan tergolong dalam.
Foto] Usaha dari masyarakat untuk mengurangi risiko Kecelakaan akibat jalan berlubang di Jl kapten Haryadi, barat lampu merah ngasem
📸: arieskasaputra pic.twitter.com/Hj8ae09s6u
— Merapi Uncover (@merapi_uncover) February 17, 2023
Taufiqurahman (25), seorang warga yang kerap melintas di Jalan Kapten Haryadi mengaku sering terganggu dengan jalan tidak rata dan lubang yang banyak bertebaran. Jalan ini kerap ia lintasi sejak masih berkuliah di sebuah kampus swasta di Jalan Kaliurang atas.
Setiap berkendara di Jalan Kapten Haryadi, ia harus memelankan kecepatan motornya. Kondisi jalan membuatnya ragu untuk melaju cepat. Apalagi saat malam, jalan ini memang tergolong remang dengan banyak pepohonan rimbun di sekitar
“Di beberapa titik jalannya itu retak-retak. Itu juga bikin agak menakutkan kalau kita cepat-cepat berkendaranya,” curhat lelaki kelahiran Sumatera Utara ini.
Jalur neraka jeglongan sewu di Dlingo
Di Bantul, ruas Jalan Dlingo juga mendapat sorotan. Ruas ini bahkan mendapat julukan ‘Jeglongan Sewu’ karena banyaknya lubang yang memenuhi badan jalan. Kerusakan di sana sudah terjadi cukup lama.
Kondisi tersebut membuat warga yang tergabung dalam Aliansi Dlingo Bersatu sempat menggelar aksi damai menuntut perbaikan jalan. Aksi itu mereka langsungkan pada Minggu (12/3) lalu di sepanjang Jalan Dlingo-Patuk.
Kawasan Dlingo merupakan jalur menuju sejumlah tempat wisata. Namun, selama bertahun-tahun belum mendapat perhatian nyata. Ketua Aliansi Dlingo Bersatu Agus Purnawiratma mengatakan, meski daerahnya tergolong terpencil, tapi mereka berhak mendapat perhatian.
“Kami punya slogan, Dlingo Ora Sepele, artinya meskipun di daerah terpencil jangan disepelekan,” katanya melansir dari Inews.
Jalan rusak di jalan provinsi capai 50 persen
View this post on Instagram
Di DIY, kerusakan jalan memang terjadi di sejumlah jalan desa, kabupaten, hingga provinsi. Namun, banyak yang menyoroti status jalan provinsi yang kondisinya memprihatinkan. Panjang jalan provinsi di DIY mencapai sekitar 670 kilometer. Dinas PUP-ESDM memperkirakan 50 persen di antaranya mengalami kerusakan.
Sepanjang tahun ini perbaikan hanya bisa dilakukan untuk sejumlah titik saja. Di Jalan Godean dan Dlingo misalnya, Dinas PUP-ESDM baru mencanangkan perbaikan untuk satu sampai dua kilometer dari total kerusakan sekitar enam kilometer. Warga masih harus menunggu sampai jalan-jalan ini bisa dilewati dengan nyaman.
Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Malam Bersama SAR DIY di Tengah Erupsi Merapi, Bertahun-tahun Menjaga Warga Tanpa Gaji dan reportase menarik lainnya di kanal Liputan.