Cinlok KKN itu mitos! Pernyataan itu tentu saja hanya berlaku bagi mahasiswa yang tidak mengalaminya. Nyatanya, banyak yang mengalami cinta lokasi saat Kuliah Kerja Nyata.
Bahkan, saya pernah menjumpai dari 11 anggota di dalam sebuah kelompok KKN, 6 di antaranya atau 3 pasang mahasiswa terlibat cinlok. Artinya, lebih dari setengah anggota kelompok punya cerita asmara dengan teman satu kelompoknya.
Usai KKN, hanya satu yang kemudian melanjutkan hubungan cinta ini. Sisanya, usai KKN berakhir, bubar juga cinta lokasi mereka. Banyak kisah cinlok KKN lainnya. Saya berjumpa setidaknya dengan tiga narasumber pelaku cinlok KKN dengan tiga cerita berbeda. Ada yang cinlok dengan anak Ketua RT, ada yang cinloknya kandas gara-gara beda aliran, dan ada yang cinlok sampai menikah.
Tiga narasumber yang terlibat cinlok saat Kuliah Kerja Nyata ini sebut saja Rika, Nurva, dan Gaplo. Rika dan Nurva KKN di kabupaten berbeda yang terletak di Jawa Tengah. Sementara Goplo dapat mandat untuk KKN di Yogyakarta. Mereka bersedia menceritakan kisah cinloknya dari awal mula dan bagaimana hubungan mereka hingga KKN berakhir.
***
Sore, di pertengahan Agustus 2022, Rika sedang asyik menonton pertandingan bola voli di tingkat desa. Ini adalah masa-masa akhir program KKN-nya. Pertandingan itu diselenggarakan di desa tempatnya KKN. Kebetulan ada dua teman satu kelompoknya yang ikut bertanding. Di tempat itu juga, ia bertemu dengan beberapa pemuda desa yang mengajaknya berbincang-bincang.
Setelah pertandingan selesai, pemuda desa itu mengajak beberapa mahasiswa KKN untuk pergi ke sebuah bukit. Mereka merasa perlu memanjakan pemain yang ikut bertanding voli tadi dengan segarnya air kelapa muda. Rika, bersama satu teman perempuannya ikut serta dalam ajakan tersebut.
Medan yang cukup sulit membuat Rika saat itu dibonceng salah satu pemuda desa, sebut saja namanya Reyhan. “Entah mengapa dalam seminggu di hari-hari terakhir KKN, setiap hari jadi ketemu cowok ini [Reyhan],” ujar Rika kebingungan.
Ada saja kegiatan yang mempertemukan mereka selepas menikmati kelapa muda di bukit desa. Hari berikutnya, tanpa sengaja mereka bertemu di lomba gerak jalan yang diselenggarakan desa. Rika yang melihat Reyhan nongkrong bersama teman-temannya kemudian ikut gabung.
“Waktu itu kami foto-foto. Dia minta nomor WA, untuk kirim foto awalnya. Nah yaudah habis dari situlah kita saling berkirim pesan tiap hari,” ujar Rika menceritakan bagaimana bisa ia saling bertukar nomor telepon.
Esoknya, Mereka bertemu lagi di balai desa. Karena masa-masa terakhir KKN, biasanya mahasiswa selalu bikin acara perpisahan. Rika juga demikian, ia dan kelompok KKN tengah sibuk mendekorasi sebuah panggung yang akan digunakan untuk perpisahan. Reyhan sebagai pemuda desa dan juga anaknya ketua RT, tergerak untuk membantu. Hari-hari berikutnya mereka terus bertemu.