Komik Kamvret adalah salah satu komik lokal yang punya ribuan penggemar. Akun Instagram @komikkamvret saja diikuti oleh 402 ribu orang, jadi bukti bahwa komik ini memang amat digemari. Tapi, seperti apa cerita di balik hal-hal konyol yang ada di Komik Kamvret? Kali ini, Ghazie akan berbagi bagaimana komik ini mengubah hidupnya.
***
Saya tak menyadari kalau author Komik Kamvret, ternyata kawan saya. Saya baru ngeh sekitar 2019, saat saya kerja di perusahaan lama. Kawan satu tim saya berteman dengan Ghazie, author Komik Kamvret dan dari dialah saya tahu kalau mereka orang yang sama. Padahal, saya follow Komik Kamvret sebelum saya kerja. Artinya, yak betul, saya bodoh sekali tak bisa mengenali karya kawan sendiri.
Tapi ketika tahu bahwa Ghazie adalah author komik tersebut, saya tak lagi kaget. Sekilas, Ghazie adalah tipikal mahasiswa pendidikan pada umumnya. Tapi kalau sudah mulai ngobrol dengan manusia satu ini, kau akan dapat kesan berbeda, jauh dari apa yang terlihat mata, dan itu jelas terpampang dalam karyanya yang penuh humor (gelap).
Saya sendiri tak pernah bicara pada Ghazie tentang karyanya, nor dia bicara tentang tulisan saya. Sebagai kawan, kami lebih sering bicara musik (kebetulan kami berdua berbagi selera musik yang sama) dan game, kadang juga meme (gelap), serta hal konyol lainnya. Tapi kali ini, saya mengajak dia ngobrol tentang karyanya, dan bagaimana Komik Kamvret berdiri tegak menantang di dunia yang tak pernah ramah pada karya seni ini.
Komik Kamvret berawal dari skripsi
Komik Kamvret adalah hasil dari pelarian Ghazie dari skripsi. Skripsi selain bikin stres, bisa bikin manusia jadi sibuk akan banyak hal, kecuali dalam mengerjakan skripsi. Dan itulah yang dilakukan Ghazie. (Me)lari(kan diri) dari skripsi, dia menyibukkan diri dengan iseng menggambar komik dan berharap bisa tembus Webtoon. Format scroll Webtoon saat itu jadi hal baru dan amat menarik.
Dalam proses menyibukkan diri tersebut, Ghazie melihat bahwa Instagram jadi tempat kelahiran para komikus yang makin hari makin tenar. Sampahisasi, Tahilalats, Maghfirare adalah beberapa kreator yang bikin dia berpikir, “Oh, ternyata bisa di sini juga ya.” Akhirnya, dia mulai upload beberapa karyanya di Instagram, dan semuanya, berawal dari iseng.
“Akhirnya ya aku bikin aja akun komik tentang kehidupan mahasiswa di kontrakan. Iseng sih awalnya, dari namanya aja kelihatan.”
Usaha, ketika bertemu dengan keberuntungan, jadilah kesuksesan. Keisengan Ghazie berbuah begitu manis. Makin lama, Komik Kamvret makin berkembang. Kamvret bahkan sempat jadi komik official salah satu platform komik (sekarang sudah tutup).
“Melihat banyak orang suka Komik Kamvret like, legit. Blown my mind.”
Tidak jadi guru, tidak masalah
Saya sudah amat lama tidak bertemu Ghazie, seingat saya, terakhir saat saya wisuda, itu 6 tahun yang lalu. Jadi, saya tak tahu apakah dia fokus full time Komik Kamvret atau dia punya pekerjaan lain yang ditekuni.
Ghazie menjawab bahwa dia menekuni komik ini secara full time. Sebelumnya, dia pernah mengajar, tapi ternyata dia mengalami anxiety attack saat mengajar. Dia akhirnya menyadari bahwa manusia demam panggung macam dirinya memang tidak ditakdirkan menjadi guru, meski kuliah pendidikan sekali pun.
Lalu bagaimana dengan nasib kuliah pendidikannya jika dia tak jadi guru? Well, Ghazie tak begitu mempermasalahkan hal tersebut. Dia bilang bahwa dia manusia yang percaya “kabeh ono dalane”, semua yang terjadi, apa pun yang terjadi, ya itu jalannya. Jadi, tak ada penyesalan.
Hanya saja, dia memang sudah mempersiapkan semuanya andai hal tidak sesuai dengan ekspektasi.
“Setahun setelah lulus aku ngebikin deadline, bahwa jika dalam satu tahun Komik Kamvret nggak berkembang ke mana-mana, aku bakal berhenti ngomik dan daftar kerja. Well, here I am now.”
Beruntungnya, orang-orang terdekat Ghazie memang mendukungnya. Orang tuanya, istri, mertua, tak ada masalah. Tidak ada yang ribet. Jika ada yang tanya kerja Ghazie apa, mertuanya jawab “kerja onlen”. Simpel. Saya kira, inilah definisi sebenarnya dari ungkapan semesta mendukung.
Saya iseng bertanya, meminta penjelasan padanya tentang rumor bahwa dia dulu sempat keterima PNS tapi pilih Komik Kamvret. Dia menepis rumor itu. Dia memang daftar PNS tahap pertama, tapi nggak lolos di tahap kedua. Hanya saja, dia lupa dia daftar PNS bagian apa.
Baca halaman selanjutnya
Arti Komik Kamvret, Odyu, dan hidup-hidup yang menyenangkan
Bagi Ghazie, Komik Kamvret adalah salah satu hal terbaik dalam hidupnya.
Ghazie mengaku bahwa dia bukanlah orang dengan tingkat percaya diri yang tinggi. Tapi, Komik Kamvret memberinya kepercayaan diri, dan meyakinkan dirinya bahwa dia punya value. Hal itu, begitu berarti untuknya. Itulah kenapa dia bilang bahwa komik ini begitu personal dan sentimentil.
“People have a desire to create a legacy, maybe this will be mine.”
Saya pun iseng tanya perkara penghasilan. Ghazie tak bilang angka pasti, tapi setidaknya komiknya bisa membiayai pernikahan, mencicil rumah, mencukupi kebutuhan bulanan, dan yang paling penting, bisa servis motor.
Oleh karena komik ini amat personal, menjelaskan kenapa Odyu adalah tokoh yang baginya, begitu berharga. Odyu terinspirasi dari kawannya di kehidupan yang kelakuannya sama dengan yang di komik. “Well, that’s odyu,” jawab dia tiap menjelaskan kenapa Odyu begitu random. Saya tahu betul yang dia maksud, karena, well, saya juga kenal betul dengan manusia yang dimaksud.
“But he’s also the kindest person you’ll ever meet. Zaman komikku masih 5000 followers, dia yang mengenalkan akunku ke temen-temennya, dan nggak cerita sama sekali. And he’s the guy who always remember all of his friends’ birthday.”
Untuk hal ini, mau tak mau saya harus mengutip Jake Peralta, “Cool,cool, cool, cool, cool, cool.”
Keep your hopes up high
Saya pun bertanya, apakah ada pesan untuk orang-orang yang ingin mengikuti jejaknya. Bagi orang-orang, profesi Ghazie ini terlihat menyenangkan. Menggambar tiap hari, dan bisa mencukupi diri sendiri tentu hal yang (terlihat) menyenangkan. Tapi kita tahu, hobi yang jadi duit tak lagi bisa dinikmati. Justru, di kemudian hari, itu jadi beban yang menyiksa diri.
“Aku termasuk sangat-sangat beruntung bisa menjadikan komik sebagai pekerjaan full time, I’ve seen aspiring comic artists come and go and few of them stays. I’ve been VERY lucky, and grateful.”
“Tapi, kalau pesan, apa ya… aku mau membuat kata-kata penyemangat tapi jadi terlalu pretensius, wes lah njukut lirik lagune A day to remember: Keep your hopes up high and your head down low.”
Reporter: Rizky Prasetya
Editor: Hammam Izzudin
BACA JUGA Rekomendasi Webtoon Thriller Terbaik, Nyali Ciki Minggir Dulu!
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.