Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Nasib Memaksa Tinggal di Rumah Dekat Kuburan, Sampai Ada Makam di Dapur Rumah Warga Jogja

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
13 Februari 2024
A A
rumah dekat kuburan.MOJOK.CO

Ilustrasi pemakaman (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Punya rumah dekat kuburan sering jadi pilihan terakhir karena kondisi kepepet. Ada banyak permukiman termasuk di Jogja, yang bahkan menyatu di dalam kompleks pemakaman.

Saya punya pengalaman tinggal di dekat kuburan. Rumah kontrakan yang ditinggali keluarga saya, jadi hunian terakhir sebelum area pemakaman yang gelap dan penuh pepohonan.

Belum lagi, di sisi lain rumah kami, merupakan bangunan SD. Sekolah meski ramai dari pagi hingga siang, saat sore hingga malam menjelma jadi tempat yang cukup mencekam.

Saat itu, pilihan mengontrak rumah dekat kuburan memang karena alasan strategis. Harganya terjangkau dan dekat dengan tempat kerja kedua orang tua. Dua hal itu membuat variabel lain soal suasana seram coba keluarga kami kesampingkan.

rumah dekat makam di jogja.MOJOK.CO
Nisan-nisan di dekat permukiman warga di Jogja (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Selain mendengar suara jangkrik dan burung hantu saat malam, saya sih tidak pernah merasakan hal-hal mistis. Meski begitu, suasananya memang mencekam. Setelah magrib, saya yang saat itu masih kelas 6 SD nyaris tidak berani keluar kecuali ada yang menemani. Jika saat itu suara saya sudah dipertimbangkan untuk urusan serius seperti memilih tempat tinggal, tentu rumah dekat kuburan tidak akan jadi pilihan.

Kompleks rumah dekat kuburan di Jogja yang menyatu tanpa sekat

Kenangan tentang tinggal di rumah dekat kuburan kembali muncul saat saya meliput sebuah kampung di Jogja. Permukiman yang bukan hanya dekat, tapi benar-benar menyatu dengan makam.

Bedanya, makam-makam di sana kebanyakan tidak terindentifikasi identitasnya. Makam tua puluhan bahkan ratusan tahun silam yang sebagian tidak lagi diziarahi oleh keluarga maupun keturunannya.

Rumah dekat makam itu terletak di dekat kawasan Taman Sari Jogja. Secara administratif, kawasan itu masuk dalam Kemantren Kraton Jogja yang di sekitarnya banyak berdiri bangunan bersejarah yang jadi objek wisata.

Hanya sepelemparan batu dari keramaian wisata di Taman Sari Jogja, terbatasi dinding yang mengelilingi, rumah-rumah dekat makan itu jarang disadari wisatawan. Ada banyak nisan yang terpencar di sudut-sudut area ini. Ada di teras rumah, samping kamar mandi, jemuran, hingga dapur.

Suparti (64), salah seorang yang tinggal di rumah dekat kuburan mengaku tidak mengetahui identitas mayoritas jasad yang tertimbun di bawah nisan-nisan sekitar rumahnya. Menurutnya, sebagian kuburan juga tak lagi ada yang menziarahi.

Di kawasan ini ada sebuah makam yang paling terawat di antara yang lain. Nisannya tertutupi cungkup sederhana. Di nisan tertulis nama R. Ay. Arten Surokusumo tanpa keterangan waktu meninggalnya.

“Kalau nyai itu kemungkinan orang Surabaya. Saudara-saudaranya ada di Eropa, jauh-jauh. Beberapa tahun sekali ke sini. Tapi saya tidak tahu meninggal tahun berapa,” jelasnya saat kami bertemu November 2022 silam.

Suparti tinggal di makam sudah sejak lama. Dulunya, kakeknya merupakan petugas bersih-bersih di kawasan Kraton ini. Sampai akhirnya ikut menempati tanah di sekitar kuburan.

Ia juga menjelaskan bahwa sebagian besar makam di sini sudah ada sebelum permukiman didirikan. Namun ada juga sebagian kecil yang baru dimakamkan di sini setelah rumah-rumah sederhana ini berdiri.

Iklan

Tidak takut ada makam di dapur rumah

Bukan hanya berdampingan, di dapur rumah Suparti bahkan ada sebuah kuburan. Nisannya benar-benar terletak di antara banyak perkakas rumah tangga. Di sampingnya ada rak kaca, meja, bahkan di atasnya tergeletak sebuah ceret.

rumah dekat makam.MOJOK.CO
Sebuah makan di dapur rumah Suparti (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Perempuan ini berujar kalau ia kerap membatin permisi kalau hendak melakukan segala hal di sekitarnya. Kadang, beberapa perkakas juga diletakkan di atasnya.

“Walaupun di dalam rumah, saya tidak tahu ini makam siapa,” ujarnya terkekeh.

Baginya, nisan-nisan ini seperti sudah jadi teman sendiri. Menyatu dengan keseharian selama berpuluh tahun. Rumah-rumah di sekitar sini dibangun di tanah milik Kraton Jogja.

Kendati sudah terbiasa, Suparti mengaku terkadang ada hal-hal janggal yang terjadi. Hal semacam itu, beberapa kali cucunya alami.

Dahulu, tutur Parti, saat cucunya hendak ke kamar mandi, tiba-tiba saja dia bilang kalau ada perempuan bermukena yang mau salat lewat di sebelah kamar mandi. Tentu aneh, karena di sisi selatan kamar mandi hanyalah semak-semak yang ujungnya pagar.

“Lalu mamahnya menenangkan dan bilang kalau itu memang orang mau salat ke masjid tapi terlambat,” ujarnya ngeri.

Namun, hal itu semacam itu bukan jadi persoalan bagi mereka yang tinggal di rumah dekat kuburan. Warga setempat lain yang saya temui, Agung (40) berujar bahwa rumah dekat makam tidak ada bedanya dengan tempat lain.

“Aktivitas biasa saja. Siang malam tidak ada perbedaan. Orang yang nggak pernah tinggal di sekitar makam mungkin mikirnya menakutkan, padahal nggak juga,” paparnya.

Kendati begitu, tinggal di rumah dekat makam bagi sebagian masyarakat memang dianggap bukan pilihan ideal. Seperti pengalaman keluarga saya, warga di sekitar Taman Sari jika tidak terdesak, barangkali tidak ingin tinggal di dalam kompleks kuburan.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Tangis dan Kematian di Malioboro Jogja yang Tak Banyak Diketahui Wisatawan

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 13 Februari 2024 oleh

Tags: JogjaKuburanmakamrumahrumah dekat kuburan
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UGM.MOJOK.CO

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
ugm.mojok.co

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025
Bagian terberat orang tua baru saat hadapi anak pertama (new born) bukan bergadang, tapi perasaan tak tega MOJOK.CO

Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega

18 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.