Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Aktual

Toples Tupperware Beri “Kesedihan Abadi” usai Ibu Tiada dan Rasa Iri pada Keluarga Teman Sendiri

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
15 April 2025
A A
Toples Tupperware bikin nelangsa usai ibu tiada dan rasa iri karena kemiskinan keluarga MOJOK.CO

Ilustrasi - Toples Tupperware bikin nelangsa usai ibu tiada dan rasa iri karena kemiskinan keluarga. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Semua berubah setelah ibu tiada

Ibu Kamal meninggal pada 2021 silam, di tengah gelombang pandemi Covid-19. Sejak hari duka itu, semua berubah. Gairah hidup Kamal berubah. Begitu juga suasana di atas meja ruang tamu rumahnya.

Beberapa toples Tupperware memang masih dia pertahankan di atas meja. Sementara sisanya tidak terpakai lagi. Tapi tidak seperti di semasa hidup ibunya, toples-toples itu kini lebih sering kosong.

“Lebaran demi lebaran, tiap aku ngisi toples itu dengan jajanan, setelahnya aku mesti terduduk sambil menatap toples-toples itu. Rasanya kosong sekali,” ungkap Kamal.

Lulus kuliah Kamal sudah tidak lagi merantau di luar Kediri. Dia merintis bisnisnya sendiri di Kediri. Artinya, dia punya banyak waktu di rumah.

Hal itu tentu saja membuat Kamal lebih sering nongkrong dengan teman-teman SMA-nya. Akan tetapi, Kamal justru lebih sering mengajak teman-temannya nongkrong di luar.

“Kalau temen-temenku ngumpul di rumah, suka bikin sedih. Ada aja yang nyeletuk, ‘Kangen suara ibumu. Kangen disuruh makan, dan lain-lain’,” beber Kamal.

Tupperware: bikin iri keluarga miskin (1)

Dari Kamal, Mojok pun berbincang dengan salah satu teman SMA-nya yang sering nongkrong di rumahnya: Septian (26).

Septian jelas merasa tidak relate dengan kabar bangkrutnya Tupperware. Dia bukan pengguna.

Namun, kalau ditanya kenangan, secara tidak langsung dia tentu saja punya. Mengingat, dia sering bersinggungan dengan toples-toples di rumah Kamal.

“Kalau toples di rumahku itu kan toples bekas makanan apa gitu. Misalnya, toples Khong Guan. Disimpan buat diisi rengginang. Toples bekas permen karet Yosan yang bulet itu buat diisi jajanan lain. Gitu-gitu lah,” beber Septian.

“Kotak makan apalagi. Ya nggak punya lah. Dulu zaman sekolah itu pilihannya dua, kalau nggak sarapan di rumah ya nggak sarapan sama sekali. Nggak ada bekal-bekalan,” sambungnya.

Septian mengaku baru ngeh betapa prestisnya “Tupperware” sejak lulus SMA. Sebelumnya, dia hanya tahu kalau kotak makan dan toples di rumah Kamal bernama itu. Sebatas itu. Tidak lebih.

Sejak tahu itu prestisnya merek tersebut, Septian malah makin sadar, betapa pas-pasannya kondisi keluarganya karena memegang prinsip: daripada beli toples mahal-mahal, kan mending pakai toples-toples bekas. Toh fungsinya sama saja: buat naruh camilan.

Bikin iri keluarga miskin (2)

“Dulu irinya sebatas: enak ya Kamal sekolah dibawain bekal ibunya. Enak ya di rumah Kamal, pasti ada camilan,” ucap Septian.

Iklan

Lalu di kemudian hari, setelah Septian tahu betapa prestisnya Tupperware, irinya bertambah: dulu ternyata kehidupannya jauh dari “kemewahan.

Ada keinginan Septian membeli sejumlah produk Tupperware untuk istrinya (Septian menikah sejak usia 23 tahun. Lebih dulu ketimbang Kamal yang sampai saat ini masih belum niat menikah, meskipun memiliki pacar). Agar istri Septian punya kebanggan karena memiliki produk tersebut. Tapi belum juga terealisasi, Tupperware malah sudah kukut.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Selamat Jalan Tupperware, Terima Kasih Telah Memberikan Trauma Masa Kecil dalam Keluarga atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

 

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 16 April 2025 oleh

Tags: botol tupperwarekotak makan tupperwarepilihan redaksiproduk tupperwaretoples tupperwaretupperwaretupperware bangkrut
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.