Kejadian janggal itu terjadi di sebuah perempatan arah Wisata Air Srikeminut, Sriharjo, Imogiri, Bantul.
Pada Selasa (25/2/2025), sekitar pukul 05.33 WIB, rekaman CCTV menunjukkan seorang pria bersepeda melintasi sebuah perempatan di Sriharjo, Imogiri, Bantul, tersebut.
Di tengah-tengah perempatan dia menjatuhkan sebuah kresek hitam. Tak lama berselang, pria itu kembali mengahmpiri kresek yang dia jatuhkan tadi. Kali itu, dia membuka kresek dan menabur-naburkan isinya yang ternyata adalah bunga tabur.
Seturut pengakuan pengirim video kepada akun Instagram @merapi_uncover yang enggan disebut namanya, beberapa hari setelahnya, terjadi kecelakaan di sana: seorang pesepda motor ketabrak mobil.
Ragam maksud tabur bunga di jalan
Mengutip berbagai sumber, tabur bunga di jalan memang tidak lepas dari tradisi mistik, khususnya, di kalangan orang Jawa. Ada maksud yang beragam atas praktik tersebut.
Pertama, ada yang meniatkannya sebagai penangkal marabahaya. Kedua, sebagai sesaji untuk arwah seseorang (biasanya anggota keluarga) yang meninggal karena kecelakaan di suatu jalan. Lalu yang ketiga, tabur bunga bisa jadi adalah upaya dari seseorang untuk mencari tumbal pesugihan.
Dalam kasus tabur bunga di perempatan arah Wisata Air Srikeminut, Sriharjo, Imogiri, Bantul, pengirim video lebih condong menghubungkannya dengan poin ketiga. Mengingat, sepengakuannya, beberapa hari setelah tabur bunga, terjadi kecelakaan di sana.
Hawa sintru di perempatan Sriharjo, Imogiri, Bantul
Tiwa (27), perempuan yang sering melintasi perempatan tersebut pun mengamini kepercayaan poin ketiga.
Pekan lalu, Tiwa memang mendengar kabar ada orang kecelakaan di perempatan arah Wisata Air Srikeminut, Sriharjo, Imogiri, Bantul itu. Hanya saja, dia memang tidak ada di TKP.
Hari-hari saat melintas di sana pun dia tidak melihat adanya bunga-bunga yang berserakan di jalan. Jadi dia tidak bisa memstikan, kecelakaan yang dia dengar apakah ada hubungannya dengan video tabur bunga itu atau tidak.
“Cuma aku percaya, masih ada orang yang menggunakan cara-cara seperti itu untuk cari pesugihan,” ungkap Tiwa, Rabu (5/3/2025) pagi WIB. “Wong kita ini hidup di Jawa kok. Masih kental dengan hal-hal mistis dan klenik.”
“Apalagi jalanan situ hawanya memang sintru (berhawa mistis). Terutama kalu malam hari,” sambungnya.
Tiwa memang belum pernah mengalami hal-hal aneh setiap melintas di sana. Nyaris celaka (tabrakan) pun tidak pernah. Akan tetapi, kecelakaan bukan perkara baru di perempatan tersebut.
Sebagian orang di sana, kata Tiwa, cenderung menghubungkan kejadian sial di perempatan tersebut dengan gangguan-gangguan makhluk tak kasat mata. Itulah kenapa, setiap melintas, Tiwa mengaku tak luput melafal doa. Selian juga memacu motornya lebih hati-hati.
Kecelakaan adalah hal wajar di perempatan Sriharjo, Imogiri, Bantul
Pendapat bertoak belakang diberikan oleh Apriyanto (30), seorang pria yang juga terbilang sering melintas di perempatan arah Wisata Air Srikeminut, Sriharjo, Imogiri, Bantul itu.
“Nggak usah tabur-tabur bunga. Kalau lewat situ nggak hati-hati, mesti juga kecelakaan,” katanya, memberi keterangan di hari yang sama dengan Tiwa.
Sebelum video viral tersebut, sebelum-sebelumnya juga beberapa kali terjadi tabrakan. Lebih sering antarpemotor. Bagi Apriyanto, wajar saja, namanya juga perempatan. Apalagi perempatan kecil yang tidak dilengkapi dengan rambu lalu lintas memadai.
“Pun kalau dilihat videonya, kelihatan sekali berbeda antara video orang nabur bunga sama video orang ketabrak mobil,” beber Apriyanto.
Jika dicermati lebih detail, lanjut Apriyanto, kondisi rumput di tepi jalan masih tampak pendek-pendek saat video pria nabur bunga terekam. Sementara saat terjadi tabrakan, kondisinya sudah membelukar. Kesimpulan Apriyanto, video viral itu hanya framing saja agar terlihat dramatis.
Ribut-ribut warganet Jogja
Di kolom komentar Instagram dan X @merapi_uncover, warganet Jogja pun terbelah dua, berbeda pendapat seperti Tiwa dan Apriyanto.
Beberapa komentar kelompok yang masih percaya hal msitis:
“Di Jogja masih banyak hal begini. Apapun kalian menyebutnya, hati-hati kalau berkendara, jangan lupa berdoa. Kadang nyeberang-nyeberang langsudng disirep (ditutupi oleh makhluk halus).”
“Mau tidak percaya, tapi kok aku punya teman yang melaukan hal begini buat nyari penglaris. Aku pun jadi korban hal begini juga. Mau mistis mau modern, kalau belum ngerasain dan nggak lihat sendiri ya nggak bakal percaya.”
“Yang tidak mau percaya biarkan. Bagaimanapun bab pasang tumbal masih banyak di jalanan Jogja. Pernah lihat beberapa kali praktik seperti ini. Pokoknya hati-hati saja di jalan.”
Sementara beberapa komentar kelompok orang yang skeptis:
“Kecelakaan karena ditabur bunga? Gimana mau maju Indonesia kalau masih mikir begitu.”
“Penyebab kecelakaan kok bunga. Namanya perempatan kalau nggak ada lampu lalu lintas ya mesti rawan kecelakaan.”
“2025 masih ada yang percaya beginian? Hadeh.”
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Keluar Stasiun Lempuyangan Langsung Disuguhi Ketimpangan Hidup Warga Jogja atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan
