#6 Mie Ayam Pak Pendek
Ada dua Mie Ayam Pak Pendek yang pernah diulas Mojok. Pak Pendek ‘Naryo’ yang berasal dari Wonosari, Gunungkidul dan Pak Pendek yang berasal dari Wonogiri. Keduanya punya kekhasan masing-masing.
Di antara keduanya, Mie Ayam Pak Pendek yang letaknya di dekat Lapangan Karang, Kotagede, Yogyakarta lebih dulu berdiri. Dirintis di Jakarta tahun 1987 kemudian mulai berjualan di dekat Lapangan Karang pada tahun 2000.
Detail setiap porsinya cukup menggugah selera. Topping-nya menggunakan ayam suwir. Gaya mie ayam Wonogiri memang seringkali menggunakan ayam suwir atau potong dadu. Ukuran mie-nya kecil namun porsinya lumayan banyak.
Warna kuahnya coklat keemasan. Taburan daun bawang berada di sisinya. Potongan sawinya tersembunyi di balik mie kecil yang lembut dalam setiap gigitan.
Penamaan mie ayam ini punya cerita unik. Awalnya ingin dinamai Mie Ayam Pak Pendik. Tapi saat cetak nama untuk warungnya, hasilnya malah salah menjadi Pak Pendek. Namun, kesalahan itulah yang justru dianggap pembawa keberuntungan.
Lain cerita dengan Mie Ayam Pak Pendek milik lelaki bernama Sunaryo yang letaknya di timur Kebun Binatang Gembira Loka. Penamaan itu muncul karena sang pemilik memang berbadan pendek.
Dulunya Naryo sering berjualan keliling menggunakan gerobak. Saat itu, pelanggannya berkata bahwa Naryo sering tak kelihatan lantaran badannya yang kecil tertutup gerobak tersebut. Ia berjualan keliling sejak 2009. Empat tahun berselang akhirnya membuka warung sendiri.
Mie ayam racikan Naryo punya cita rasa yang manis. Kuahnya coklat kehitaman. Potongan mie-nya juga kenyal. Potongan ayamnya juga tak dipisah dari balungan. Kendati begitu tekstur tulangnya terasa empuk karena direbus lama.
#7 Mie Ayam Ngudiroso
Warung satu ini pantas jika diberikan predikat hidden gem. Secara lokasi, warung yang terletak di Ledok, Purbayan, Kotagede, Yogyakarta ini lokasinya memang nyempil. Selain itu, cita rasanya nikmat sekaligus khas. Ia juga tak banyak diketahui orang.
Secara cita rasa, Mie Ayam Ngudiroso punya kuah segar dengan rasa asin gurih. Kematangan mie-nya pas. Ditambah minyak bawangnya yang lekat erat dalam setiap helai mie.
Ayamnya berwarna coklat kekuningan dengan potongan yang cukup besar. Rasa gurih ayamnya cocok dan padu dengan kuah dan mie ketika dikunyah bersama.
Warung mie ayam di Jogja ini dirintis oleh lelaki bernama Wadi asal Wonosari, Gunungkidul. Ia sempat berjualan keliling menggunakan gerobak yang disewa dari warung Mie Ayam Bu Tumini. Sebelum akhirnya membuka warung sendiri. Selain mie ayam, warung ini juga menyediakan bakso.
#8 Mie Ayam Pak Kliwon
Mie ayam yang letaknya di sisi utara SMA N 1 Teladan Yogyakarta ini terbilang sederhana. Hanya kaki lima. Namun namanya sudah cukup melegenda.
Cita rasa Mie Ayam Pak Kliwon ini segar dengan rasa asin yang cukup dominan. Kepulan asap ketika porsi hangatnya disajikan mengeluarkan aroma bawang putih yang memanjakan hidung.
Mie-nya menggunakan mie pipih ukuran kecil. Ayamnya dipotong dadu kecil-kecil, dimasak ala semur agak gurih. Jamurnya juga dipotong dadu sehingga agak tersamarkan dengan ayam.
Porsinya juga ditemani pangsit basah. Pembeli juga bisa membeli tambahan porsi pangsit secara terpisah.
Pemiliknya yang bernama Gito berasal dari Wonogiri. Sempat merantau ke Jakarta, Gito akhirnya hijrah ke Jogja mengikuti jejak sang kakak pada tahun 1991. Ia mulai berjualan di dekat SMAN 1 Teladan sejak tahun 2000-an awal.
#9 Mie Ayam Gedhek Laras
Warung mie ayam di Jogja ini letak tepatnya di Jalan Tajem, Maguwoharjo Sleman. Seperti namanya, salah satu ciri khas yang terlihat adalah bangunan yang didominasi gedek bambu.
Secara cita rasa, karakteristik kuah Mie Ayam Gedhek Laras tak terlalu kental. Potongan daging ayamnya dibacem bersama daun bawang sehingga rasanya amat gurih. Hadirnya acar dalam tiap porsi yang disajikan menambah lengkap cita rasanya.
Salah satu yang menggoda di sini adalah cekernya. Empuk dan lembut sebab dibacem dengan pas.
Mie Ayam Gedhek Laras dikelola oleh sepasang suami istri, Sularno dan Siti Kanaah. Setiap harinya segala urusan di warung ini diurus berdua dengan bantuan dua anak gadisnya. Tanpa karyawan sama sekali.
Sularno yang asli Wonogiri sudah hijrah ke Jogja sejak tahun 1991. Mengikut jejak saudara-saudaranya. Baru pada awal 2000-an ia membuka warung sendiri.
Warung ini menemaninya sejak sebelum menikah hingga kini anak pertamanya sudah kuliah. Mie ayam sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya.
#10 Mie Ayam Pak Sarmintul
Mie ayam ini cabang utamanya terletak di Bantul. Tepatnya di utara Stadion Sultan Agung. Meski tergolong belum lama buka, baru sejak November 2020, namun racikan Pak Sarmintul telah diminati banyak kalangan.
Seorang pelanggan bernama Albyan Widya Pratama berujar bahwa ia begitu gemar menjajal mie ayam bakso di sini. “Tingkat kematangan mienya pas, teksturnya kenyal, ayamnya tanpa tulang, plus tempatnya bersih dan penyajiannya menarik,” ujar lelaki asal Berbah ini.
Saat mencobanya sendiri, memang cita rasa gurihnya terasa pas. Ada manis-manisnya, namun lidah saya merasakan dominan gurihnya. Kuahnya tidak terlalu kental membuatnya terasa cukup segar.
Mie Ayam Pak Sarmintul memang cukup inovatif dalam menyajikan menunya. Ada mie ayam biasa, mie ayam bakso, mie ayam telur, hingga mie ayam jumbo. Tersedia pula topping ceker, sawi, pangsit, hingga balungan.
Hal itu tak mengherankan, sebab sang pemilik adalah Veta Mandra, sosok yang mengelola akun Twitter @InfoMieAyamYK. Pengalamannya mencicipi dan mendapat banyak pengetahuan tentang mie ayam banyak diterapkan di warungnya.
Berikut tadi beberapa daftar mie ayam di Jogja yang mungkin patut dicoba untuk mengetahui keragaman varian yang ada di Jogja. Di luar itu tentu masih ada banyak warung lain yang punya cita rasa tak yang menggoyang lidah.
Sengaja, tidak dicantumkan harga, lantaran bisa berubah suatu waktu. Namun tenang, semuanya masih ramah di kantong. Porsi biasanya kurang dari Rp15 ribu. Silahkan coba dan nikmati sendiri mie ayam terbaikmu di Jogja.
Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA: Menelusuri Peta Mie ayam Jogja! Enak Semua!