MOJOK.CO – Kaesang Pangarep sempat menyinggung Move Forward Party saat diangkat menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Kaesang menjadikannya rujukan agar PSI bisa unggul di pesta demokrasi 2024.
Kaesang Pangarep, Ketua Umum PSI yang baru, menjadikan Move Forward Party (MFP) rujukan. Partainya anak muda Thailand itu mampu mengunggguli pada Pemilu Thailand tahun ini. Kaesang menganggap kemenangan Move Forward Party bisa menjadi semangat bagi PSI yang juga partai anak muda untuk masuk Senayan. Sebagai Ketua Umum PSI, Putra Bungsu Presiden Joko Widodo itu menargetkan PSI lolos parliamentary threshold 4 persen, dan Fraksi PSI akan ada di Senayan 2024.
“Di Thailand saja tuh, partai yang anak-anak muda saja bisa menang pemilu. Saya yakin optimisme yang sama akan menular,” jelas dia dalam pidato saat pengangkatan sebagai Ketua Umum PSI, Senin (25/9/2023).
MFP menyita perhatian internasional karena berhasil mengungguli partai-partai lain yang didukung militer. Pada Pemilu di Thailand di Mei 2023 yang lalu, MFP berhasil mengantongi 14,1 juta suara dari 52 juta suara pemilih. Move Forward Party juga mampu mengamankan mengamankan 152 dari 500 kusi anggota dewan majelis rendah DPR.
Move Forward Party yang mendobrak
Partai anak muda Thailand, Move Forward Party, mandulang banyak suara pada pemilu Thailand 2023 karena berfokus untuk mereformasi rezim militer di Thailand. Bahkan, MFP berjanji mengubah undang-undang lese-majeste. Asal tahu saja, undang-undang itu bisa mengkriminalisasi mereka yang mengkritik raja maupun keluarga kerajaan Thailand.
Secara garis besar, partai ini menawarkan reformasi besar-besaran mulai dari militer, ekonomi, desentralisasi kekuasaan, hingga reformasi monarki. Tentu ini menjadi angin segar bagi anak muda Thailand yang berharap akan perubahan. Apalagi, sudah sejak lama pemerintahan Thailand dikuasai oleh militer.
Move Forward Party terbentuk atas inisiasi Pita Limjaroenrat, seorang pengusaha muda dari keluarga kaya raya. Ia lulusan sekolah pascasarjana Harvard University dan MIT. Pada 2011, ia mengantongi dua gelar sekaligus, yakni Master of Public Policy dari Harvard University dan Master of Business Administration dari Massachusetts Institute of Technology.
Besarnya suara yang dikantongi Move Forward Party membuat Pita Limjaroenrat menjadi kandidat terkuat sebagai Perdana Menteri Thailand. Hanya saja, dalam perjalanannya, Pita Limjaroenrat gagal menjadi perdana menteri Thailand. Parlemen menolak pencalonannya di pemungutan suara putaran kedua pada Juli 2023 yang lalu. Di putaran suara pertama, Pita Limjaroenrat itu gagal meraih mayoritas suara voting.
Parlemen tidak memberikan kesempatan lagi karena mahkamah konstitusi menangguhkan status Pita sebagai anggota parlemen beberapa jam sebelum voting berlangsung. Sebelumnya, Pita terjerat kasus dugaan kepemilikan saham di media. Kasus yang diajukan oleh Komisi Pemilihan Umum Thailand itu memang memberatkan posisi Pita merah dukungan mayoritas di parlemen dan senat.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Kaesang Jadi Ketum PSI, Pengamat: Bukti Kalau PSI Rapuh
Cek berita dan artikel lainnya di Google News