‘Jokowi Effect’ Pengaruhi Elektabilitas Capres, seperti Apa Angkanya?

dukungan jokowi mojok.co

Ilustrasi Presiden Jokowi (Mojok.co)

MOJOK.CODukungan Presiden Jokowi bakal menjadi kunci pada Pemilu 2024 mendatang. Sebab, dukungan ini punya dampak besar dalam meningkatkan elektabilitas seorang capres.

Survei Litbang Kompas pada Rabu (24/8/2023) lalu mengungkapkan, siapa pun sosok calon presiden yang bersaing dalam pemilu kali ini, mereka akan lebih banyak mendapat insentif elektoral jika mendapat dukungan maupun melanjutkan program kerja Jokowi.

Sebaliknya, para bacapres bakal menghadapi ancaman disinsetif elektoral jika mereka menafikan tidak didukung maupun menafikan capaian kinerja kabinet Jokowi selama ini.

Seperti apa angkanya?

Jika didukung Jokowi

Berdasarkan simulasi persaingan tiga sosok bakal capres, faktor keberadaan Jokowi alias Jokowi Effect terlihat begitu berpengaruh dalam menaikan elektabilitas.

Bacapres Partai Gerindra Prabowo Subianto, adalah yang paling signifikan jika Jokowi mendukungnya. Elektabilitas Ketum Gerindra itu naik hingga 3,8 persen, dari 31,3 persen jadi 35,1 persen.

Meskipun tak signifikan, Jokowi Effect juga menaikkan elektabilitas Ganjar dan Anies. Elektabilitas Ganjar naik dari 34,1 persen jadi 34,9 persen, sedangkan Anies naik dari 19,2 persen menjadi 20,6 persen.

Berikut data lengkapnya:

Elektabilitas Capres Tanpa Dukungan Jokowi:

#1 Jika Jokowi Dukung Ganjar:

#2 Jika Jokowi Dukung Prabowo:

#3 Jika Jokowi Dukung Anies:

Bila melanjutkan program Jokowi

Survei Litbang Kompas juga mencatat, elektabilitas bacapres PDIP Ganjar Pranowo berada di angka 36,9 persen jika memilih melanjutkan program kerja kabinet pemerintahan Jokowi. Sebaliknya, jika Ganjar meninggalkan keberlanjutan program kerja kabinet, dukungan menyusut hingga 30 persen.

Sementara bagi Prabowo, dengan mengusung komitmen keberlanjutan program kerja kabinet Jokowi, ia meraih 35,4 persen dukungan. Akan tetapi, dukungan publik terhadapnya berkurang menjadi 27,8 persen jika memilih tidak melanjutkan program pemerintahan.

Situasi serupa dialami oleh Anies Baswedan yang selama ini mengangkat “narasi perubahan” dari pemerintahan Jokowi. Pilihan untuk meneruskan program kerja pemerintahan Jokowi berpotensi meningkatkan elektabilitas Anies hingga sekitar 7 persen ketimbang sebaliknya, yakni tidak melanjutkan program kerja kabinet sekarang.

Sebagai informasi, survei Litbang Kompas dilakukan secara tatap muka pada 27 Juli-7 Agustus 2023. Mereka melibatkan 1.364 responden di 38 provinsi yang tersebar di 331 desa/kelurahan di Indonesia, dengan margin of error +/- 2,65 persen.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Polemik Kampanye Pemilu di Sekolah, Bisa Jadi Potensi Ancaman Kekerasan bagi Anak?

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version